“Orang yang menyangka dirinya akan selamat karena keshalehan leluhurnya, ibarat orang yang menyangka akan kenyang sebab makanan yang dimakan oleh bapaknya !”
(Imam Ghozali, dalam Asnaf Al Maghrurin : 30)
PENYIMPANGAN ATAS NAMA NASAB NABI
Bangsa ini sedang diuji. Dimana sekitar 200 tahunan ini menderita sebuah penipuan kronis dan dramatis. Dari sekelompok orang yang mengaku KETURUNAN atau DZURRIYAH NABI SAW. Padahal dari seluruh sudut kajian, baik SEJARAH, KITAB NASAB, ISBAT DARI NEGERI ASAL LELUHURNYA, maupun KAJIAN GENETIKA TES DNA mereka gagal-total. Kelompok tersebut adalah BANI ‘ALWI bin UBAIDILLAH muasal YAMAN. Yang didatangkan bergelombang oleh Kolonial Belanda pada awal dan akhir abad 19.
Mereka jelas datang atas rekayasa Belanda. Dan bagaimana mungkin kini mereka berdalih datang untuk BERDAKWAH, padahal di Nusantara gudangnya ULAMA dengan ribuan pesantrennya, dan dengan KESULTANANNYA yang masih kokoh di jaman itu. Bahkan ulama Nusantara banyak yang menjadi ulama kelas dunia, menjadi imam dan mufti di HAROMAIN segala. Kenyataannya mereka berduyun-duyun datang dari sebuah propinsi paling miskin dari negara yang miskin dan bahkan masih miskin hingga jaman kini, apalagi tujuannya kecuali untuk memperbaiki nasibnya. Semua bisa di baca dalam kitab internal mereka AL ISTIZADAH karya Ali Muhsin Assegaf. Betapa waktu itu datang ke Nusantara adalah bagai ke negeri impian dan seketika bisa merubah nasib mereka dengan mendapat penghasilan yang melimpah. Mereka datang 100% dengan naik kapal Belanda, dibiayai Belanda, bekerja pada Belanda, mendapat gaji dari Belanda, mendapat tanah dari Belanda, dan bahkan ikut menindas PRIBUMI NUSANTARA baik sebagai MUFTI dan KAPITAN yang diangkat sebagai ANTEK BELANDA. Mereka juga absen di dalam perjuangan Kemerdekaan, dan hampir dideportasi massal di awal kemerdekaan. Namun atas jasa Ulama-Ulama NU yang menghendaki mereka tetap tinggal dan menjadi warga negara Indonesia, nasib mereka terselamatkan.
Dari awal kemerdekaan hingga Reformasi 1998 mereka tidak begitu mengglorifikasi KLAIM PALSUNYA sebagai Keturunan Nabi. Tapi begitu memasuki era REFORMASI dengan segala kebebasannya, tiba-tiba mereka tampil bak pahlawan mengaku sebagai yang paling berjasa dan berjuang demi Kemerdekaan Indonesia. Dan klaim cucu Nabinya yang hampir 2 abad seolah bagai sel tidur tiba-tiba bangkit dan menjadi ancaman nyata di dalam eksistensi NKRI, sekaligus mengancam IDEOLOGI PANCASILA dan KEBHINNEKAAN. Mengapa demikian? Alasan terkuatnya adalah di dalam Negara ini semua Suku, Etnis dan Agama sudah bersepakat HIDUP DALAM KESETARAAN. Sama di depan hukum, dan menghapus segala sistem kolonialis yaitu segregasi kelas yang penuh POLITIK RASISME. Tidak ada ras yang lebih mulia dan lebih tinggi di NKRI. Karena sekali ada RASISME, pastinya akan mengancam cita-cita luhur KEBANGSAAN itu sendiri.
Untuk itulah perlunya seluruh anak negeri bangkit dan mengkoreksi KEBIADAN tersebut. Dan segalanya berawal dari KLAIM SESAT sebagai KETURUNAN NABI SAW. Sehingga seolah mereka merasa berdiri paling tinggi diantara Umat Islam yang kebetulan menjadi mayoritas di negeri ini. Dari penyusup haram inilah potensi paling berbahaya terjadi. Yaitu manakala umat yang mayoritas terkooptasi dan mengalami PERBUDAKAN SPIRITUAL. Sehingga rusaknya mayoritas akan mengancam minoritas dan seluruh sendi perikehidupan bangsa yang besar ini. Suatu bangsa yang luas, strategis letaknya, padat penduduknya, kaya sumberdayanya, dan sedang menuju era kebangkitan dan kemakmurannya. Suatu negeri gagah-berani yang merdeka dengan taruhan jiwa dan raga dari seluruh perjuangan pahlawan dan pengorbanan leluhurnya. Akankah semua itu musnah sia-sia, sementara kita hanya menjadi pecundang dan bahkan menjadi pengkhianat bagi Ibu Pertiwi kita?!?
NA’UDZUBILLAH !!!
Mari kita koreksi bersama klaim mereka yang mengaku sebagai AHLIL BAIT NABI. Yang seolah bebas dari segala dosa dan WAJIB DIMULIAKAN ini.
DEFINISI AHLIL BAIT
Ahlil Bait Nabi adalah suatu entitas terkait kelompok manusia yang dimuliakan dalam agama Islam sebab keterkaitannya dengan Nabi SAW. Berikut beberapa Kajian Definisinya :
- Syiah berpendapat bahwa ahlul bait adalah keluarga nabi yang terbatas pada lima orang saja, yaitu Rasulullah sendiri, putrinya Fathimah, menantunya Ali bin Abi Thalib, dan kedua cucu Nabi yaitu Hasan dan Husain ( 5 orang Ahlul Kisa’).
- Sementara itu, Sunni berpendapat bahwa ahlul bait adalah keluarga Nabi Muhammad SAW dalam arti luas, meliputi istri-istri dan cucu-cucunya, hingga kadang-kadang ada yang memasukkan mertua-mertua dan menantu-menantunya.
- Bahkan diluar keluarga dan kerabat Nabi sekalipun, asal benar-benar mentauladani Nabi, maka akan masuk dalam golongan Ahlil Bait Nabi SAW. Sebagaimana riwayat masyhur kpd sahabat Salman Al Faris :
سَلْمَانُ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ
Artinya : “Salman adalah bagian dari kita, sebagai ahlul bait.” (Al-Mu’jam Al-Kabir Lit Thabrani : 6040)
- Yang terakhir, pendapat bahwa ahlil bait Nabi juga mencakup seluruh keturunan Nabi SAW dari jalur Hasan dan Husain hingga akhir zaman. Sementara menurut Imam Syafi’i, ahlul bait adalah Bani Hasyim dan Bani al Muthalib. Sedangkan menurut Imam Maliki, ahlul bait adalah Bani Hasyim saja. Dengan demikian, mayoritas ulama sepakat bahwa seluruh keturunan Rasulullah baik dari Hasan maupun Husain merupakan ahlul bait.
KETENTUAN SEBAGAI AHLIL BAIT
- TIDAK BOLEH MENERIMA ZAKAT
Mayoritas ulama berpendapat bahwa Rasulullah dan ahlul bait haram menerima zakat berdasarkan sabda beliau SAW :
اِنَّ هَذِهِ الصَّدَقَةَ أَوْسَاخُالنَّاسِ وَأِنَّهَالاَتَحِلُّ لِمُهَمَّدٍوَلاَلِآ لِ مُحَمَّدٍ
“Sesungguhnya sedekah (zakat) adalah kotoran manusia, tidak halal untuk Muhammad dan keturunan Muhammad.” (HR. Muslim)
(https://lazuq.org/ahlul-bait-haram-menerima-zakat/)
- Boleh menerima KHUMUS & HADIAH
Walau tidak boleh menerima zakat tetapi boleh menerima ⅕ bagian dari Ghonimah (pampasan perang). Dan karena tidak ada perang maka diijinkan mendapatkan hadiah. Tercatat, Dinasti Utsmani (Ottoman) memberikan fasilitas bebas pajak dan tunjangan hidup kepada ahlil bait Nabi di jamannya
Sehingga banyak dan membludak yang mengaku sebagai ahlil bait, walau akhirnya ditertibkan setelah kecolongan hampir 2 abad. Di abad 16 saja, Ottoman mendeteksi 300.000 orang yang palsu nasabnya. (Baca : The Ottoman State and Descendants of the Prophet in Anatolia and The Balkans (c. 1500-1700) yang ditulis oleh Hülya Canbakal)
- Ahlil Bait Nabi Mendapat Kemuliaan Dari Allah SWT.
Hal ini mengacu kepada Al Quran Al Ahzab 33 : “Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa darimu, wahai ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.”
Untuk ayat ini, yang dimaksud adalah mereka yang dimaksud 5 orang Ahlul Kisa’ : Selain Nabi sendiri, yaitu Fatimah, Ali, Hasan dan Husein saja. Walaupun ada yang memperluas dengan ditambah keturunan Husein yang menjadi Imam selanjutnya, sebagaimana keyakinan Syiah dan mereka juga berderajad ‘Maksum’ (terjaga dari noda dan dosa). Bahkan ada ulama yang berani berpendapat seluruh keturunan Hasan dan Husein mendapat keistimewaan demikian karena mengalir darah Nabi di dalam dirinya, walaupun ini pendapat yang lemah.
- Allah dan Rosul-Nya cinta kepada Ahlil Bait Nabi dan berwasiat agar ummat mencintainya. Dalilnya : Katakanlah wahai Muhammad, tiada aku minta suatu balasan melainkan kecintan kalian pada kerabatku.” (QS 42:23).
- Ahlil Bait Nabi kedudukannya SAMA DI DEPAN HUKUM. Sebagaimana sabda Nabi: Demi Allah, sungguh jika Fatimah binti Muhammad mencuri, aku sendiri yang akan memotong tangannya’” (HR. Bukhari no. 6788 dan Muslim no. 1688). Artinya sangat jelas, bahwa tidak ada yang lebih pantas mengaku sebagai keturunan terdekat Nabi SAW, selain Putri Kandung kesayangan Nabi sendiri yang darinya juga melahirkan garis Nasab Nabi, yaitu Fatimah. Beliau saja tidak kebal hukum. Apalagi keturunan di masa kini, yang terpaut sekian abad, maka TIDAK ADA KEKEBALAN di depan HUKUM sama-sekali. Dan wajib DILURUSKAN bila bersalah karena tidak MAKSUM.
- ANAK IDEOLOGIS LEBIH MULIA dari Anak Biologis yang tidak Ideologis. Contohnya terkait kisah Salman Al Faris diatas dan banyak sahabat Nabi lainnya yang bukan kerabat, tapi begitu dimuliakan oleh Nabi. Bahkan dikisahkan Nabi pernah sangat rindu kepada saudara-saudaranya, dimana yang dimaksud adalah ummatnya di akhir zaman yang tidak pernah berjumpa tapi begitu cinta dan mentauladani Nabi. Intinya semulia apapun nasabnya menjadi percuma bila tidak diiringi amal yang mulia : Barang siapa yang lamban amalnya, maka nasabnya tidak bisa mengejarnya.” [HR. Muslim no. 2699, dari Abu Hurairah]
Dengan demikian dapat kita ambil KESIMPULAN. PERTAMA, nasab Nabi merupakan nasab mulia apabila dibarengi dengan mengikuti aturan-aturan Nabi. KEDUA, setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa dianggap menjadi ahlu bait Nabi dengan cara mengikuti jejak perilaku beliau. KETIGA, dzurriyah Nabi secara garis nasab bisa tidak dianggap sebagai dzurriyyah apabila tidak mengikuti jejak perilaku Rasulullah ﷺ. KEEMPAT, dzurriyah yang sekaligus pengikut ajaran Rasulullah ﷺ tentu kedudukannya sangat tinggi dan terhormat.
AHLIL BAIT NABI BERPRESTASI DALAM SEJARAH
Setelah membedah segala hal diatas, dan dibenturkan dengan kenyataan terkait KAUM HABAIB BA’ALWI. Kita bisa jernih dalam menilai bagaimana sepak-terjang mereka selama ini. Sedangkan untuk yang benar-benar ASLI AHLI BAIT NABI saja harus mentauladani Nabi. Baik dari sisi akhlaq maupun perjuangannya. Bila tidak demikian, sungguh nasab mulia tersebut tidak ada gunanya bahkan akan membuat malu Nabi itu sendiri. Berikut ini daftar dari sebagian Keturunan Nabi yang layak membikin bangga Nabi SAW :
- Imam Ali Zainal Abidin, seorang ahli ibadah yang dijuluki Assajad, ahli sujud. Kesalehan dan kewara’annya menjadi suri tauladan yang menggetarkan hati semua orang-orang bertaqwa.
- Imam Jakfar Shodiq, seorang alim dan menjadi mahaguru mayoritas ulama di jamannya. Termasuk muara sanad keguruan dari seluruh Imam Madzhab Fiqih kita.
- Syekh Abdul Qadir Jilani, sufi, mursyid Thoriqoh. Dijuluki Rajanya Para Waliyullah.
- Imam Idris Al Akbar, pendiri Kesultanan Idrisiyyah di Maroko.
- Muhammad Al Idrisi, keturunan Imam Idris Al Akbar, ilmuwan ahli geografi, pencetus GLOBE, peta bundar bumi.
- Imam Ar-Rifa’i, Sufi, Mursyid Thoriqoh Arrifa’iyyah. Karya beliau diklaim Kaum Ba’alwi sebagai Rotibul Haddad. Selisih jarak masa hidup beliau dan Syekh Abdullah Al Haddad sekitar 550 tahun.
- Banyak Waliyullah besar, Mursyid Thoriqoh lainnya yang berasal dari keturunan Nabi. Seperti Imam At Tijani, Syekh Ibrohim Ad-Dasuki, dan tentu saja Imam As-Syadzili.
- Pendiri Kerajaan Yordan, dulu Syarif Mekkah sebelum dikudeta Bani Saud-Wahabisme. Tercatat salah seorang Syarif Mekkah Syarif Aun Arrofiq pernah menghukum cambuk BA’ALWI dan dilarang memakai gelar resmi Keturunan Nabi, yaitu Sayyid-Syarif.
- Tentu saja Para Walisongo di Nusantara dan keturunannya, yang mampu menjalankan dakwah dengan sukses dan damai, hingga kini menjadikan Indonesia menjadi negeri muslim terbesar di dunia.
- Selain keturunan Paternal lurus laki-laki melalui Hasan dan Husein. Keturunan Parental, atau tidak lurus laki-laki juga diakui, dan menyebar massif ke seluruh dunia membuat banyak prestasi yang tidak kalah dengan yang trah laki-laki. Baik di bidang Ilmu Pengetahuan, mendirikan Kesultanan, dan tentu saja dalam bidang Keagamaan.
Catatan : Tidak harus bernasab Nabi untuk menjadi orang hebat. Banyak dari mereka malah dari kaum AJAM yang menorehkan sejarah. Semua punya potensi yang sama asal mau berjuang. Seperti dari Persia, Andalus/Spanyol, Rum/Rumawi, Mongol, Cina, Turki, Ber-ber, Pakistan/India, dan tidak ketinggalan NUSANTARA.
Contohnya : Imam Madzhab Fiqih Sunni (kecuali Imam Syafi’i yang suku Qurais), seluruh Imam Perawi Hadits Kutubus Sittah, dan mayoritas Ilmuwan dan Filsuf Ilsam di Jaman Keemasan Islam (Ibnu Sina, Ibnu Rusydi, al-Haitami, Al Khawarizmi, Imam Ghozali, Syekh Jalaluddin Rumi, Ibnu Atho’illah Assakandari, Laksamana Cheng Ho dan lain sebagainya).
Semua keturunan Nabi SAW ini dicatat dan bisa dikonfirmasi satu sama lain karena masyhur serta tersambung berabad-abad. Beda dengan nasab Habaib Ba’alwi Yaman yang kosong pencatatan selama 550 tahun.
Kini Naqobah Saadatul Asyrof, lembaga pencatat nasab Nabi sudah berdiri hampir di semua negara di dunia, baik yang mayoritas muslim atau nonmuslim. Mereka saling bekerja sama dan terhubung memvalidasi nasab semua keturunan Nabi SAW. Dan selanjutnya, sudah banyak keturunan Walisongo Indonesia sudah memperoleh pengakuan dari Naqoabah negeri asal yang bersangkutan, sesuai peta migrasinya.
PERTANYAANNYA : APAKAH NASAB HABAIB BA’ALWI YAMAN SUDAH MENDAPAT ISBAT DARI NEGERI ASAL LELUHURNYA, YAITU IRAQ DAN YAMAN ?!?
JAWABANNYA : ZONK !!!
AHLUL BAIT GARIS PATERNAL
Dalam Kajian Genetik, pemetaan Bani IBRAHIM baik dari jalur ISHAQ maupun ISMAIL sudah umum dilakukan. Keduanya saling terkonfirmasi dan teridentifikasi baik, terutama garis Paternal. Atau Uji Tes DNA Kromosom Y, sebagai penanda garis lurus nasab laki-laki. Yang dari Kajian yang kuat ini dapat menjadi jangkar atau penghubung bagi nasab yang tidak lurus laki-laki. Mengapa menggunakan Uji Y-DNA sebagai patokan? Ini tak lain karena kestabilan Kromosom Y yang diturunkan dari garis nasab laki-laki yang sangat stabil dan non-rekombinan. Sehingga mampu mendeteksi garis nasab, mutasi migrasi dan lini masanya.
Untuk Ahlil Bait Nabi sendiri diturunkan dari garis laki melalui Imam Ali, ayah dari Hasan dan Husein. Juga sudah ditemukan kode genetiknya yaitu FGC10500. Maka jalur Ibrahim yang berhaplogroup J1, harus memiliki kode Ali bila mengklaim sebagai garis lurus laki-laki Ahlil Bait Nabi, baik Al Hasani atau Al Husaini. Dan semuanya sudah pernah diulas secara lebih komprehensif di tulisan sebelumnya.
Tentu saja, manusia-manusia BERKODE Y-DNA J1-FGC10500 ini adalah manusia langka diantara 4 miliar laki-laki seluruh dunia. Mengingat pernikahan yang menyebar dan migrasinya yang sudah berbaur dengan segala etnis lintas benua. Posisi terpentingnya adalah karena Imam Mahdi akan dilahirkan dengan kode genetik ini. Dan penulis menyarankan, di masa depan Naqobatul Asyrof tiap negara di dunia harus mampu mendirikan Laboratorium Genomic secara mandiri. Selain dapat mendeteksi dini para penyusup nasab, juga demi tingkat validasi dan kerahasiaannya dapat terjaga dengan lebih terjamin. Sekali lagi semua demi menjaga kesucian dari keluarga Nabi itu sendiri, sebagaimana perintah Al Quran.
At-Thabrani meriwayatkan dalam Al- Awsath dari Abu Sa’id Al Khudri Ra (ia berkata) : Aku mendengar Rasulullah Saww bersabda : “Perumpamaan Ahlul Baitku laksana bahtera NUH AS. Barangsiapa menaikinya dia akan selamat dan barangsiapa meninggalkannya dia akan tenggelam. Dan perumpamaan Ahlul Baitku diantara kamu seperti pintu pengampunan diantara Bani Israil. Barangsiapa memasukinya maka dosa-dosanya akan diampuni.”
Imam Mahdi yang akan hadir sebagai pemimpin besar di akhir zaman, berasal dari Ahlil Bait Nabi. Dimana nanti bersama ISA AS akan memerangi DAJJAL dan pasukan YAKJUJ MAKJUJ. Berikut ini kumpulan dari dalil terkait keutamaan Ahlil Bait Nabi SAW dalam Kitab karya Imam As Suyuthi : https://syafiqb.com/2016/12/04/60-hadis-keutamaan-ahlul-bait-nabi-saw-bag-1/.
PENUTUP
Menjaga kesucian Nabi dan ahlul baitnya adalah WAJIB hukumnya. Sebagai bagian dari bukti kecintaan kepada Nabi itu sendiri. Dan memastikan bahwa Islam tidak akan dikotori oleh para penyusup nasab yang mengatasnamakan Nabi. Yang mana mereka hanya mengkapitalisasi ummat Nabi demi kepentingan pribadi dan golongannya sendiri.
Selain itu memberi pencerahan kepada yang tersesat, adalah bagian dari perintah agama. Karena begitu besar dosanya bagi mereka yang mengaku nasab orang lain apalagi mengaku nasab Nabi SAW. Demikian juga memberi kesadaran bagi para pengikutnya yang tertipu oleh kesesatan mereka, yang ironisnya banyak dari pribumi Nusantara sendiri. Dimana karena mabuk doktrin, seolah mereka tertutup mata dan akal sehatnya. Padahal leluhurnya sedang direndahkan, sejarahnya dibelokkan, bangsanya ingin dikuasai dan dia sendiri hendak dijadikan budak di negerinya sendiri, oleh kaum imigran yang di negeri asalnya nihil dari pengakuan.
KAUM GAGAL FAHAM YANG DITIPU KAUM GAGAL NASAB !!!
Akhirul Kalam, Selamat Berpuasa untuk menjadi hamba yang lebih bertaqwa. Dan menjelang Lebaran, semoga kembali suci, laksana Ahlil Bait Nabi yang disucikan oleh Sang Maha Suci !!!
Wassalam dan Rahayu Nusantaraku, Malam 21 Ramadhan 1445
KRAT. FAQIH WIRAHADININGRAT