Dalam rangka Haul Raden Aria Wangsakara ke-344, KH. Imaduddin Utsman Al Bantani dan Prof. Mufti Ali serta Tubagus Nurfadhil menerima penganugerahan Raden Aria Wangsakara Award sebagai Tokoh Kehormatan dalam bidang Penelitian Sejarah Raden Aria Wangsakara. Acara yang digelar pada malam puncak haul ini berlangsung dengan khidmat dan dihadiri oleh berbagai tokoh agama, akademisi, serta masyarakat luas.
KH. Imaduddin Utsam, yang merupakan keturunan Raden Aria Wangsakara dari jalur Raden Wiranegara atau dikenal sebagai Syekh Ciliwulung, saat ini menjabat sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kresek, Tangerang. Sementara itu, Prof. Mufti Ali merupakan Wakil Rektor dan Guru Besar UIN Maulana Hasanudin Banten, yang telah banyak berkontribusi dalam penelitian sejarah dan kajian akademik tentang Raden Aria Wangsakara.
Selain penghargaan kepada individu, tanda kehormatan juga diberikan kepada Balai Adat Keariaan Tangerang sebagai lembaga yang berperan penting dalam pelestarian adat dan kebudayaan Tangerang. Sementara itu, Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang menerima piagam kehormatan atas perannya sebagai fasilitator bagi Keluarga Besar Raden Aria Wangsakara.
Penganugerahan Raden Aria Wangsakara Award ini menjadi bentuk apresiasi terhadap individu dan lembaga yang telah berjasa dalam mengkaji, melestarikan, dan mengembangkan warisan sejarah serta budaya Tangerang. Haul ke-344 ini diharapkan dapat terus menjadi momentum untuk menguatkan nilai-nilai sejarah dan spiritual bagi generasi mendatang.
Acara ini semakin khidmat dengan tausyiah yang disampaikan oleh KH. Acep Rijalullah, yang membahas tentang tasawuf dan perjalanan ruhani para pejuang, termasuk Raden Aria Wangsakara beserta para leluhurnya. Sebelum tausyiah, H. Ali Taba selaku Ketua Balai Adat Keariaan Tangerang membacakan sejarah perjuangan dan peran besar Raden Aria Wangsakara dalam membangun peradaban di Tangerang.