Penulis: Kgm. Rifky Zulkarnaen
Andai Sigmund Freud menyaksikan Polemik Nasab Habib Bukan Cucu Nabi dan dia mengumpulkan data-data behaviour Klan Habib dan budak-budaknya, tak perlu lama menganalisa dia akan tersenyum geli sembari berkata: “Sangat terang seterang matahari di siang hari, ini defense mechanism berupa proyeksi (projection). Yang tidak bisa melihatnya hanya dua: dia buta aksara psikologi atau mata mental-intelektualnya sakit rabun karena transaksi finansial atau hubungan emosional. Oh tidak dua, melainkan tiga. Yang ketiga, gabungan kemungkinan pertama dan kedua: sudahlah buta, keadaan mental-intelektualnya pun sakit pula.”
Tentu adegan itu fiktif, hanya imajinasi penulis, sebab Sigmund Freud sudah wafat. Tidak seperti Klan Habib Baalwi yang konon kata mereka leluhurnya membelah kuburan dan menghidupkan mayit, kita tidak bisa membangkitkan Mbah Freud dari liang lahatnya. Tetapi, meski pun demikian, dari penemuannya di bidang psikologi yang dikenal dengan nama psikoanalisa, kita dapat melacak dan memprediksi kira-kira bagaimana tanggapan Mbah Freud melihat fakta-fakta behaviour Klan Habib dan budak-budaknya sepanjang hampir 2 tahun ini dalam merespon situasi-situasi akibat polemik nasab Habib bukan cucu Nabi melainkan cucu Yuya dukun Firaun.
Fakta-fakta apa yang dilihat Mbah Freud dan Newman[1]?
Pertama. Klan Habib Baalwi dan budak-budaknya menuduh Kyai Imad dkk bayaran. Ternyata malah sebaliknya justru merekalah yang terbukti secara sah dan meyakinkan terlibat hubungan kompensatif ekonomis, sponsorship, bayaran, negosiasi finansial, penawaran imbalan dibangunkan pesantren, proposal bisnis, dan roadshow yang disponsori. Habib Rumail Al Sponsori[2], Habib Rara Zaini Al Proposali[3], jelas mengakui itu. Dedengkot NUGL Habib Al-Idrus Ramli dan Habib Luthfi Bashori di youtubenya[4] menggiring opini bahwa Kyai Imad dkk dibayar. Lah, malah Habib Al-Idrus Ramli bersama Habib Taufik Assegaf yang secara sah dan meyakinkan disebut oleh Mahesa[5] terlibat komunikasi offerring pembangunan pesantren.
Kedua. Klan Habib Baalwi, Ustadz Abdul Shomad dan budak-budaknya memframming Kyai Imad dkk komunis atau PKI. Ternyata malah sebaliknya justru Klan Habiblah yang terbukti leluhur dan keluarganya secara sah dan meyakinkan sebagai gembong komunis; di Indonesia yaitu PKI yang membantai kyai dan santri pribumi Nusantara; maupun di Yaman sana. Mengenai hal tersebut, KRAT Faqih Wirahadiningrat membeberkan data pada tulisan berjudul ‘Komunisme & Baalawi (Potret Buram yang Dibingkai Agama)’[6].
Kita saksikan hari ini yang nyata terjadi pihak yang sangat fasih mendemonstrasikan gaya-gaya PKI yaitu intimidasi berkedok tabayyun, persekusi, gruduk, agitasi, provokasi, penyebaran fitnah, propaganda jahat, adu domba (devide et impera), dan memecah belah umat adalah dia sendiri, Klan Baalwi, beserta budak-budaknya.
Per tulisan ini ditulis, informasi terbaru yang beredar, menurut keterangan KH. Mas Noer Hasan Ghazi dari keluarga Ponpes Sidogiri, Habib Wafi kompoyyah (cucunya) PKI di Probolinggo[7]. Kyai Nur Ikhya Salafy: Saya sudah komunikasi dengan ketua RT di alamat rumah Dik Wafi dan ketua RT-nya meng-IYA-kan. Rekan yang lain mengatakan: itu satu desa tahu siapa kakeknya si Wafi. Susunan nasab Wafi sampai ke leluhurnya yang PKI juga disertakan: Kerti. Sebagaimana diucapkan Al Habib Wafi: Duar! Selamat datang di kebenaran.
Ketiga. Klan Habib Baalwi dan budak-budaknya berteriak menuding pihak lain Syiah. Lagi-lagi, yang Syiah justru mereka sendiri. KH. Tamam Munji menegaskan hal tersebut kepada penulis di podcast Youtube Dr. Sugeng Sugiharto berjudul ‘Islam bukan Agama Nasab, Islam Agama Ilmu Pengetahuan untuk Tauhid dan Kemanusiaan’[8]. KH. Imaduddin Utsman Al Bantani menjelaskan Haul Habib[9] yang sangat mirip dengan Syiah di mana itu kontras berbeda dengan tradisi Haul kyai-kyai NU yang berasal dari tradisi Walisongo. Dari perbedaan besar tradisi Haul tersebut membuktikan Klan Habib itu Syiah bukan NU, Walisongo bukan dari Hadramaut, dan Islam di Nusantara tidak ada hubungannya sama sekali dengan Klan Habib Baalwi.
Keempat. Habib Rizieq Shihab, meski tak eskplisit menyebut nama namun kita tahu dia, mengata-ngatai Kyai Imad dkk sebagai Yahudi Pesek. Lagi-lagi, yang terbukti Yahudi Khazar Trah Kaukasus (Yahudi KW cangkokan) adalah dirinya dan keluarganya atau Klannya sendiri. Habib Achmad Shahab yang satu marga dengan Habib Rizieq Shihab berhaplogroup G[10]. Salah satu dari marga Al Athos, marga menantunya sendiri, Habib Hanif Al-Athos[11], juga berhaplogroup G. Seorang Habib dari Indonesia bermarga Al Hadi sudah tes YDNA dan hasilnya juga berhaplogroup G[12]. Kata Kyai Imad: yang Yahudi siapa yang pesek siapa. Jadi tudingan Yahudi Pesek Habib Rizieq Shihab itu untuk diri, keluarganya dan Klannya sendiri.
Kelima. Habib Rizieq Shihab dan budak-budaknya juga memframming Kyai Imad dkk sebagai Begal Nasab. Tidak ada yang membegal nasab Klan Habib Baalwi. Nasab kalian tetap milik kalian hanya saja nasab kalian itu ngga nyambung ke Rasulullah Saw, nyambungnya ke Al Habib Yuya Dukun Firaun, Al Habib Otzi Sang Pembantai, dan Al Habib Joseph Stallin. Ini terbukti secara kajian kitab nasab, sejarah, filologi dan YDNA. Justru yang terbukti sebagai pelaku begal nasab adalah Klan Habib Baalwi itu sendiri[13]. Bersamaan dengan itu, terbukti yang membegal makam-makam dan silsilah leluhur Nusantara, pahlawan dan sejarah Bangsa Nusantara juga Klan Habib Baalwi.
Tentu masih ada lagi banyak lainnya namun penulis cukupkan 5 poin sampel supaya tak berkepanjangan.
Sepanjang hampir 2 tahun polemik nasab kita menjumpai keistiqomahan perilaku Klan Habib Baalwi dan budak-budaknya membentuk pattern maling teriak maling. Menuduh orang lain tanpa dibarengi bukti sementara fakta membuktikan dirinyalah pelakunya. Perilaku seperti itu disebut Defense Mechanism—Projection.
Apa itu defense mechanism? Defense mechanism adalah mekanisme pertahanan diri yang berasal dari alam bawah sadar. Secara tidak sadar, seseorang akan melindungi dirinya sendiri agar perasaannya tidak terluka dari suatu hal atau situasi yang kurang menyenangkan dan tidak nyaman. Defense mechanism bukanlah hal yang bertujuan untuk mengatasi masalah dalam bersosialisasi, melainkan reaksi yang secara spontan dilakukan oleh seseorang. Dengan kata lain, pertahanan diri seseorang akan secara otomatis aktif ketika menghadapi hal-hal yang dapat memicu perasaan negatif, seperti marah, sedih, kecewa, takut, dan malu[14].
Salah satu bentuk defense mechanism adalah Projection (proyeksi). Bagaimana itu Projection?
Mudahnya: alam bawah sadar seseorang memuat Faktor A, dia cemas dengannya meski tak ia sadari. Guna meredakan kecemasannya dia melemparkan Faktor A itu kepada orang lain dengan cara berpikir, berfantasi, menduga, hingga mengatakan, menuduh, orang lainlah yang memuat Faktor A. Dia melakukan itu tanpa dibarengi bukti. Mengapa? Karena yang menjadi basis atau sumber pandangan dan penilaiannya terhadap orang lain hanyalah keadaan dirinya sendiri, keaslian alam bawah sadarnya sendiri, lalu diproyeksikan kepada orang lain dan menganggapnya nyata ada pada orang lain tersebut.
Proyeksi melibatkan kecenderungan untuk melihat keinginan Anda sendiri yang tidak dapat diterima (oleh dirimu sendiri, pen), pada orang lain[15]; karena itulah dirinya cemas. Proyeksi adalah cara seseorang memproyeksikan atau mengalihkan penyebab kecemasan yang ada di dalam diri sendiri kepada orang lain[16]. Penilaian seseorang terhadap orang lain di sekitarnya memiliki peran penting dalam bentuk mekanisme pertahanan diri projection. Seseorang akan mengaktifkan mekanisme pertahanan diri projection ketika merasa tidak nyaman dengan orang lain.
Yang dimaksud ‘kecemasan’ di sini tak hanya peristiwa psikis cemas yang dikenal pada umumnya. Kecemasan meliputi pula perasaan bersalah, berdosa, gelisah, benci, jijik, rasa malu yang sangat (shame), keinginan terpendam, hasrat yang tertekan lama, aslinya ingin melakukan namun tidak bisa, dan beragam perasaan-perasaan tidak nyaman, konflik dan ketidaktentraman lainnya di batin.
Lalu untuk melindungi dirinya dari perasaan tidak nyaman, untuk mereda-redakan konflin batinnya itu, untuk mempukpuk dirinya sendiri, dia memproyeksikan batinnya itu kepada orang lain.
Dua contoh projection.
Pertama. Anda membenci seseorang tetapi superego Anda mengatakan bahwa kebencian seperti itu tidak dapat diterima. Anda ‘menyelesaikan’ masalah itu dengan meyakini (lalu menyatakan tuduhan, pen) bahwa merekalah yang membenci Anda (Saul McLeod, 2024)[17].
Kedua. Seseorang tidak menyukai teman barunya namun alih-alih menerima perasaan tersebut, seseorang memilih untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa teman barunyalah yang membenci dirinya. Ia akan menafsirkan segala perkataan atau perilaku teman barunya tersebut dengan cara yang sangat buruk, walaupun teman barunya itu sebenarnya tidak membencinya[18].
Contoh-contoh di atas nampak familiar dengan behaviour Klan Habib Baalwi dan budak-budaknya selama ini, kan? Betul. Pembaca dapat mengobservasi behaviour Klan Habib Baalwi dan budak-budaknya runtut ke belakang hingga 10-15 tahun yang lalu. Dan di hampir 2 tahun ini terang seterang matahari di siang hari.
Netizen pun mengidentifikasi pattern itu. Beberapa contoh komentar netizen.
Klan Habib Baalwi dan budak-budaknya kemungkinan besar tidak menyadari kecemasan-kecemasan yang ada di alam bawah sadarnya. Teriakan-teriakan fitnah, framming, cacimaki, persekusi, dan kejahatan lainnya kepada orang lain, justru itulah perbendaharaan alam bawah sadarnya selama ini yang isinya berasal dari asal usul lingkungan dan genealogi keluarganya (leluhur-leluhurnya). Fakta di lapangan membuktikan itu.
Tak berbeda dengan budak-budaknya. Karena alam bawahnya cemas atau malu bahwa dirinya disponsori, dibayar, untuk membela Klan Habib Baalwi, tanpa sadar ia menuduh orang lain gerombolan bayaran atau buzzerp. Ketika pun ketahuan publik justru ia yang dibayar, disponsori, berkehendak mengajukan proposal untuk memperoleh uang yang besar, dia membela diri dengan berkata ‘itu kan normal dalam proyek penelitian, ini kan profesional, kan biasa dalam bisnis mengajukan proposal’.
Iya, ‘ndak apa-apa’, dakbudak. Defense mechanism of projection memang begitu. Kami paham kok mekanisme psikisnya… Ndapapa ndapapa *pukpuk gentle* …
Penulis jelaskan ya, Dak, mekanisme psikis yang terjadi pada diri kalian. Mekanisme defense mechanism diawali dengan identifikasi stressor oleh alam bawah sadar. Jika suatu situasi dirasa dapat melukai perasaan, ego, harga diri (esteem) maka mekanisme pertahanan diri akan diaktifkan secara otomatis. Seseorang mungkin saja terlihat normal ketika menyikapi masalah tetapi mekanisme pertahanan dirinya sudah bekerja[19]. Supaya Anda merasa tenang, merasa tak terluka dan merasa benar—alam bawah sadarmu mengaktifkan mekanisme pertahanan diri proyeksi dengan mengkondisikan diri dan meyakin-yakinkan dirimu bahwa kenyataan Anda dibayar itu suatu hal yang wajar dan benar untuk dilakukan dalam situasi seperti saat ini. Sayangnya, alam bawah sadarmu sangat jujur dan menjadi cemas karena tahu Anda telah melakukan hal yang menyalahi standar nilai, standar moral, kode etik pribadimu sendiri, yang bagimu itu sangat memalukan yang tidak dapat diterima oleh dirimu sendiri (superego).
Dan….Ya, step berikutnya budak-budak Imigran Yaman itu memproyeksi orang lain itulah yang bayaran. Mereka meneriakkan tuduhan kepada orang lain atau memposisikan orang lain bahwa orang itulah yang bayaran. Dengan begitu mereka memperoleh rasa aman, menenang-nenangkan diri, dari serangan perasaan berdosa (internal conflict) atau serangan psikis akibat penilaian buruk orang lain (external conflict).
“AKU NGGA GITU!!!” Dan mungkin budak-budak akan memproduksi video bantahan dan penolakan dengan beragam narasi yang dikesan-kesankan canggih dan intelek.
Ehem… Tenang, Dak. Peta psikodinamikanya dan struktur psikologis manusia sudah ada risetnya. Penolakan dan pembelaan diri semacam itu reaksi yang wajar dan normal. Kita dapat memahami dan sangat terbiasa menghadapi perilaku manusia yang mengelak dan membela diri bahwa dirinya tidak seperti itu, dirinya tidak bermasalah, yang bermasalah adalah orang lain atau faktor eksternal lainnya. Silakan saja mengelak, peta reaksi umumnya manusia memang begitu. Tetapi penulis jelaskan lagi psikodinamikanya dengan simpel, ya, Dak.
Mohon kembali mengingat bahwa dorongan projection berasal dari alam bawah sadar oleh karena itu dilakukan tanpa sadar; memang Anda tidak sadar telah melakukan itu karena Anda buta aksara terhadap mekanisme psikis dirimu sendiri. Seseorang bisa saja lisannya mengatakan dia tidak seperti itu tetapi behaviour menunjukkan hakikat dirinya. Ini seperti orang pingsan ketika disuntik. Ketika siuman, dia berkata aku tidak takut jarum suntik kok. Faktanya dia pingsan ketika disuntik. Lisan Anda berkata tidak takut jarum suntik, faktanya psikologismu men-shutdown fisiologismu. Yang jujur yang mana? Tubuh; keputusan perilaku; behaviour; bukan kata-kata. Kita sama-sama mengetahui di akhirat kelak begitu. Lisan terkunci, tubuh kita yang ditanya dan bicara. Tubuh yang bicara itu terjadi sejak di dunia, dari dunia kita bawa ke akhirat.
Dari pattern dan penjelasan di atas, kita harus cenderung melihat apa-apa yang kemudian dikatakan dan dipropagandakan oleh Klan Habib Baalwi dan budak-budaknya itu adalah tentang dirinya sendiri, menjelaskan keaslian dirinya sendiri, untuk dirinya sendiri; bukan menjelaskan fakta yang ada pada pihak lain. Mari kita saksikan ke depannya bagaimana. Kemungkinan besar kita akan menyaksikan demontrasi besar-besaran Projection Pattern dari Klan Habib Baalwi dan budak-budaknya hingga bertahun-tahun ke depan. Menarik untuk kita observasi bersama fakta-fakta berikutnya sebagai sebuah bahan studi.
[1] Roy F Baumester, Karen Dale, Kristin L Sommer. Freudian Defense Mechanisms and Empirical Findings in Modern Social Psychology: Reaction Formation, Projection, Displacement, Undoing, Isolation, Sublimation, and Denial. Journal of Personality. Case Western Reserve University. Blackwell Publisher. (1998).
[2] https://www.youtube.com/watch?v=B_k9yswjfH4&t=0s ; https://youtu.be/I6oTDACduQc?si=yVamtn5DNsvYojqK
[3] https://youtu.be/9ci3EIyhxU4?si=HOcq4hZU7hpMHDMR
[4] https://youtu.be/JaIVts1z7AI?si=XS3yeJvw0mQuLxXL&t=1302
[5] https://www.youtube.com/watch?v=bQpynzcmxrQ
[6] https://rminubanten.or.id/komunisme-baalawi-potret-buram-yang-dibingkai-agama/
[7] https://youtu.be/mcMMvAB862E?si=dMuhhLimnvcvcNoD
[8] https://www.youtube.com/live/EtKph_gZo_U?si=kjZbziBrfihpFA3S
[9] https://rminubanten.or.id/baalwi-dan-tasawuf-kuburan-beda-dengan-kiai-nu/ ; format video https://youtu.be/fVjrfQqk5J4?si=hGQU1f6gBg_WvSNg
[10] https://www.youtube.com/watch?v=B_k9yswjfH4&t=0s
[11] https://youtu.be/S_vfFBa4amQ?si=nVb-rtxow0x3uwNE
[12] https://youtu.be/Oul2cxHoijM?si=TVLHjEQhxFR_fao7
[13] https://www.youtube.com/live/c85mnBLTuWI?si=9pCxlRxJW5jhoj0e
[14] https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mekanisme-pertahanan-diri
[15] https://www-simplypsychology-org.translate.goog/defense-mechanisms.html?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc#Projection
[16] Dra. Dwi Nastiti, Msi. Buku Ajar Mata Kuliah PSIKOLOGI PROYEKSI (Pengantar Memahami Kepribadian Secara Akurat). UMSIDA Press. 2019.
[17] https://www-simplypsychology-org.translate.goog/defense-mechanisms.html?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc#Projection
[18] https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mekanisme-pertahanan-diri
[19] ibid