Penulis: Kgm. Rifky Zulkarnaen
Operasi Klandestin Klan Habib Baalwi Copy Paste Operasi Zionis Israel ke Palestina[1]
Pada tulisan ini penulis akan membagi sebuah tulisan dan reportase apa yang terjadi di Palestina dari awal mereka dijajah Israel sampai keadaannya seperti sekarang. Tulisan inilah yang membikin penulis menstempel valid 100% bahwa apa yang dilakukan Klan Habib Baalwi cucu Bani Yuya Dukun Firaun sama persis dengan apa yang dilakukan oleh Zionis Israel kepada bangsa Palestina.
Para pembaca bisa membacanya sendiri secara mandiri di link ini:
“Mengapa Israel Rampas Sejarah Islam dan Palsukan Sejarah Palestina?” https://suarapalestina.com/post/12081/mengapa-israel-rampas-sejarah-islam-dan-palsukan-sejarah-pales
Bacaan itu bisa menjadi bahan kajian bagi pembaca sekalian secara meluas dan umum, serta khususnya bagi para Kyai, para Gus, para santri, para pengurus struktural atau pun NU kultural di berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Silakan dikaji dan dikomparasi dengan data-data mengenai apa yang telah dan sedang dilakukan oleh para Habib di Nusantara ini. Nanti itu, Insyaallah Anda akan menemukan kesamaan-kesamaan pola (similarity pattern) yang banyak sekali dan secara substansi itu sama persis. Tentu, apabila pada prakteknya terlihat ada perbedaan, itu karena keadaan Palestina berbeda dengan keadaan di Nusantara maka perlu adanya kontekstualisasi teknis mengenai suatu strategi atau taktik itu dieksekusi.
Penulis akan tampilkan sampel-sampel apa yang dilakukan Klan Habib Baalwi di Indonesia sebagai padanan apa yang dilakukan Israel ke Palestina dengan apa yang dilakukan Klan Habib Baalwi cucu dukun Firaun ke bangsa Nusantara.
Namun sebelum itu penulis ceritakan kronologi singkatnya. Pertama, penulis bikin riset (studi) pribadi yang menghasilkan desain atau map Klandestin Klan Habib Baalwi[2]. Di situ tingkat keyakinan penulis, katakan saja 95% sampai 98%. Lalu penulis telusuri terus dan penulis bertemu dengan tulisan dari suarapalestina.com tersebut. Setelah penulis pelajari kok sama dengan apa yang dilakukan oleh Klan Habib Baalwi di Indonesia. Karena itu keyakinan penulis yang awalnya 95% sampai 98% menjadi—penulis stampel secara pribadi—ini valid 100% persis sama bahwa apa yang dilakukan Klan Habib Baalwi kepada Bangsa Pribumi Nusantara itu mengcopy-paste apa yang dilakukan Zionis Israel kepada Palestina.
Silakan Anda baca dan kaji saja tulisan tersebut, lalu komparasikan hasil kajian Anda apakah kita menyaksikan hal yang sama atau tidak. Berikut ini snapshotnya:
Baalwisasi Nusantara = Yahudisasi Palestina
Judul tulisan tersebut “Mengapa Israel rampas sejarah Islam dan palsukan sejarah Palestina?”. Kontekstualisasinya “mengapa Klan Habib Baalwi rampas sejarah Islam di Nusantara dan palsukan sejarah Bangsa Indonesia?”
Sub-titel tulisan itu: “Pendudukan Israel berusaha memberikan karakteristik Yahudi terhadap berbagai lini kehidupan publik, sejarah, dan warisan Palestina,…”
Sampel kontekstualisasi yang dilakukan Klan Habib Baalwi dalam upayanya memberikan karakteristik Baalwi di Nusantara:
- Baalwisasi berbagai lini kehidupan publik = tahlilan diklaim hasil karya Habib, penggeseran barzanji/diba’ ke simtudduror, Syaikh Abdul Qodir Al Jailani diganti Faqih Muqaddam, ratib-ratib habib dijadikan instrumen politis berbalut agama, sanad thoriqoh ‘dikunci’ di JATMAN untuk menundukkan muslim pengamal thoriqoh, pajang foto habib jangan walisongo, dls yang sejenis;
- Baalwisasi Sejarah = bendera, tanggal kemerdekaan, lambang garuda, penyebar Islam pertama kali adalah habib, distorsi sejarah, makam dan silsilah KRT Sumodiningrat Trah Kraton Jogja, pengubahan Sejarah NU-MD dan JATMAN, klaim pendiri NU-MD berguru pada habib, dls yang sejenis;
- Habibisasi Warisan Nusantara = situs-situs makam leluhur Pribumi Nusantara dihabibkan dan silsilah nasab diarahkan sebagai habib, dls yang sejenis;
- Klaim-klaim bermuatan kepemilikan oleh Klan Habib Baalwi terhadap Jawa, Pasundan, Surabaya, Indonesia, dls yang sejenis.
- Dan lain sebagainya dengan berbagai kategori.
Kalimat berikutnya pada sub-titel mengungkapkan tujuan dilakukan itu semua untuk apa: “… setelah studi ilmiah dan sejarah telah membuktikan ketidakabsahan narasi Yahudi tentang haknya di Palestina. Pendudukan Israel kemudian memalsukan sejarah dan warisan Palestina demi manfaatnya sendiri, melegitimasi pendudukan Israel di tanah Palestina”. Kontekstualisasi ke Indonesia: untuk apa Klan Habib Baalwi memalsukan sejarah dan warisan Bangsa Pribumi Nusantara? Jawabannya: demi manfaatnya sendiri, melegitimasi pendudukan Klan Habib Baalwi di tanah Indonesia. Penjajahan.
Paragraf pertama “pemalsuan peninggalan sejarah dan warisan peradaban manusia di Bumi Palestina terus dilakukan pendudukan Israel secara terstruktur dan sistematis. Israel tidak hanya puas dengan merampas tanah, menghancurkan bangunan dan mengusir penduduk tapi mereka berusaha dengan kuat untuk mendistorsi sejarah Palestina di buminya sendiri”. Perhatikan ‘pemalsuan peninggalan sejarah dan warisan peradaban manusia di bumi Palestina’ dan ‘berusaha dengan kuat untuk mendistori sejarrah Palestina di buminya sendiri’, itu persis sama dengan yang dilakukan Klan Habib Baalwi di Indonesia kan? Ya.
Di paragraf kedua inilah yang mindblowing dan vital menurut penulis:
“Apa pentingnya mengubur sejarah bangsa Palestina?” Kalau kita kontekstualisasikan ke Nusantara “apa pentingnya mengubur sejarah bangsa Nusantara?”
“Mengapa Israel mengaitkan setiap situs peninggalan agama Islam dengan cerita Talmud Yahudi?” Kalau kita kontekstualisasikan “Mengapa Klan Habib mengaitkan setiap situs peninggalan agama Islam di Nusantara atau kisah-kisah Islam di Nusantara dengan cerita-cerita Klan mereka sendiri?”
Pertanyaan ketiga inilah yang mindblowing ketika pertama kali penulis membacanya. Pertanyaannya itu begini: “apa yang kemudian sampai merugikan Israel jika kuburan muslim tetap berada di Yerusalem yang diduduki, tidak dihancurkan atau dipindahkan?”.
Selama ini penulis berpikir dan mungkin kita semua berpikir dengan metode berpikir moving forward atau moving toward, ke depan. Yang mind blowing, pertanyaan ketiga ini mengajak kita berpikir dan mencari tahu atau menguji ke belakang, backward, apa yang kemudian sampai merugikan Israel? Kalau kita kontekstualisasikan ke polemik nasab makam, kuburan dan lain sebagainya yang dilakukan oleh Klan Habib maka begini “apa yang kemudian sampai merugikan Klan Habib jika kuburan Leluhur Muslim Nusantara tidak diubah atau tidak dikloning atau tidak dipindahkan?” Memangnya rugi apa Klan Habib Baalwi jika makam-makam leluhur Nusantara tidak diubah identitasnya menjadi Habib? Tidak rugi apa-apa kan. Lantas apa ruginya, kerugian apa yang dihindari oleh Klan Habib Baalwi, jika makam-makam leluhur Nusantara tetap sebagaimana aslinya (tidak menjadi habib)? Ruginya adalah terkait konstruksi rencana dan tujuan Klan Habib Baalwi.
Dari tiga pertanyaan itu tulisan tersebut menjawab begini: “jawabannya satu, Israel bertujuan untuk melakukan Yahudisasi dan menyangkal hak-hak historis bangsa Palestina di tanahnya sendiri”.
Jadi fungsi dari pengubahan makam (kuburan) itu adalah selain bertujuan untuk melakukan Yahudisasi atau di Indonesia itu baalawisasi, itu fungsinya juga untuk menyangkal hak-hak historis bangsa Nusantara di tanahnya sendiri. Jadi begini, setelah mereka klaim ‘oh ini kakek moyangku’, kalau klaim itu tidak ditunjang dengan pengubahan makam maka klaim itu batal sehingga bangsa Nusantara bisa membatalkan atau menyangkal klaim tersebut. Tapi kalau makam ini diubah, antara klaim dengan bukti makam ini koheren maka Klan Habib Baalwi bisa menyangkal hak-hak historis, hak-hak sosial, yang muncul dari hak historikal Bangsa Nusantara; mereka (Klan Habib Baalwi) bisa menyangkal itu dengan bukti-bukti makam.
Maka pertanyaan “apa yang kemudian sampai merugikan Israel jika kuburan muslim tetap berada di Yerusalem yang diduduki, tidak dihancurkan atau dipindahkan?” Kita kontekstualisasikan ke Indonesia menjadi ‘apa yang kemudian sampai merugikan Klan Habib Baalwi jika kuburan leluhur Pribumi Nusantara tidak diubah jadi habib? Kerugian apa yang dialami Klan Habib Baalwi kalau kuburan leluhur Nusantara tetap sebagaimana aslinya?’ Jawabannya satu: Klan Habib Baalwi bertujuan untuk melakukan Baalwisasi dan kemudian menyangkal hak-hak historis Bangsa Pribumi Nusantara; fungsi klaim dan sangkal. Ada fungsi menyangkal atau menangkal hak-hak historis Bangsa Pribumi Nusantara di tanahnya sendiri. Jika makam-makam leluhur Nusantara itu tidak diubah menjadi habib, apa yang dilakukan Klan Habib Baalwi melalui klaim dan narasi-narasinya ke publik, menjadi tidak berguna—sia-sia karena dengan sangat mudah disangkal, dibuktikan kedustaannya, menggunakan bukti-bukti arkeologi berupa makam leluhur Nusantara yang masih asli itu. Di situlah letak kerugian Klan Habib Baalwi jika makam-makam leluhur Nusantara tidak diubah identitasnya menjadi Habib.
Dan paragraf-paragraf berikutnya pada tulisan itu dikontekstualisasikan seperti itu. penulis sajikan secara mengalir nanti pembaca silakan kontekstualisasikan sendiri.
Paragraf 4: “Aksi ini dimulai dengan Yahudisasi Yerusalem dengan segala warisan peradaban dan kesuciannya, kemudian di Hebron dan sejumlah kota tua Palestina lainnya. Zionis Israel bahkan telah sampai pada titik pemalsuan makanan dan pakaian sebagai identitas penduduk Palestina. Israel mencoba untuk merampas dan menjadikannya sebagai identitas asli Israel. Proses Yahudisasi sejarah Palestina ini tidak sia-sia. Prosesnya dilakukan secara terstruktur, masif dan menyeluruh yang mencakup semua lini kehidupan Palestina dari dulu hingga sekarang. Imbasnya hal ini perlahan mulai menumbuhkan kesan dugaan sejarah Yahudi di Palestina yang mendukung klaim palsu Israel terhadap hak mereka atas tanah bangsa Palestina”.
Klan Habib Baalwi mengubah identitas makam leluhur Nusantara sebagai identitas keluarganya (habib), contoh sampel: KRT Sumodiningrat, Panembahan Girilaya, dls. Tahlilan katanya yang bikin habib, muludan yang ngajarin rakyat Nusantara adalah habib, dls.
Paragraf 5 (sub-bab “Ide Lama”): “Metode ideal yang dilakukan pendudukan Israel dalam proses pemalsuan dan Yahudisasi biasanya dimulai dengan pengendalian ruang dan dan tempat terhadap situs arkeologi agama maupun sejarah bangsa Palestina sehingga yang pertama adalah aneksasi atau pendudukan Yerusalem menggunakan kekuatan militer, pemalsuan sejarah dan Yahudisasi”.
Mengenai ‘pengendalian ruang dan tempat terhadap situs arkeologi agama maupun sejarah’ seperti yang terjadi di makam palsu Mbah Priok, di Semarang juga ada makam palsu KRT Sumodiningrat, kemudian di situs makam Mbah Mlangi itu kepengurusannya dikuasai oleh Klan Habib (saat itu) dls; yang secara substansi merupakan pengendalian ruang dan tempat terhadap situs arkeologi agama maupun sejarah. Sementara penggunaan ‘kekuatan militer’ diwakili oleh muhibbin dan FPI yang berfungsi mengintimidasi dan mempersekusi siapa saja di luar golongan mereka yang kontra dengan Klan Habib Baalwi. Kekuatan ‘militer’ ini merupakan daya paksa dan daya tangkal—menyebarkan rasa takut (teror)—dalam pengendalian ruang dan tempat terhadap situs arkeologi agama maupun sejarah serta dalam upaya-upaya distortif lainnya.
Paragraf 6: “Setelah aneksasi Yerusalem pada tahun 1967, misalnya, Israel mulai melakukan Yahudisasi terhadap bangunan penting dan landmark Yerusalem termasuk Temple Mount atau Bukit Bait Suci, kemudian Tembok Al-Buraq atau Tembok Ratapan. Israel bahkan melakukan penggalian di bawah masjid Al-Aqsa. Penggalian serupa juga dilakukan di sekitar masjid Ibrahimi di Hebron yang bertujuan untuk melegitimasi Pemukiman Yahudi di Palestina.”
Yang dilakukan Klan Habib Baalwidi Indonesia: klaim landmark = bikin landmark seperti qubah makam habib = qubah makam palsu Mbah Priok, pembangunan area makam kloning KRT Sumodiningrat di Semarang, dan pembangunan makam-makam habib lainnya. Selain itu, bentuk lainnya adalah klaim kepemilikan masjid oleh Klan Habib Baalwi.
Paragraf 7: “Hari ini setelah proyek zionisme di bumi Palestina telah mencapai 100 tahun masih sangat mungkin untuk mengingat kembali ribuan situasi dan detail di mana pendudukan Israel mendirikan pijakan bagi para pemukimnya di tanah Palestina”.
Jika Baalwisasi Anda biarkan terus berlangsung maka Indonesia akan menjadi Palestina ke-2. Sekarang memang belum terjadi sebagaimana yang terjadi di Palestina namun patternnya atau algoritma yang dilakukan Klan Habib Baalwi bisa kita ketahui secara pasti arah peristiwanya akan seperti apa dari preseden historis Palestina yang dijajah Zionis Israel. Andai Anda biarkan Baalwisasi terus berlangsung, 15-20 tahun sd 100 tahun lagi mungkin saja Anda masih ingat ribuan situasi dan detail yang dilakukan Klan Habib Baalwi untuk menduduki Indonesia saat ini, namun saat itu sudah telat, Saudara. Secara de facto situasi di Indonesia sudah hancur luluh lantak sebagaimana di Palestina dan telah terjadi keadaan Bangsa Pribumi Nusantara di bawah penjajahan Klan Habib Baalwi. Di saat itu, jalur ilmiah dengan ribuan dalil, ribuan ceramah agama dengan ribuan dalilnya, ribuan ceramah moral, dapat dikatakan sudah tak berguna. Rumah yang sudah hancur tak dapat dibangun dengan hanya kerja lisan dan tulisan. Lihat saja Palestina saat ini.
Paragraf 8: “Dalam sejarahnya, kehadiran Yahudi di tanah Palestina tidak permanen atau otentik”.
Pelaku di Palestina yaitu Zionis Israel dan di Nusantara ini yaitu Klan Habib Baalwi berstatus sama-sama imigran. Klan Habib Baalwi tidak otentik Nusantara, mereka dibawa Penjajah Belanda sebagai anteknya dan hingga kini pun mereka tidak berasimilasi dengan Bangsa Pribumi Nusantara. Zionis Israel dan Klan Habib Baalwi selain kesamaannya dalam hal kehadirannya yang tidak permanen dan otentik, keduanya pun memiliki kesamaan genetik, sama-sama Yahudi Khazar[3].
Masih di paragraf 8: “Mereka datang, singgah dan kemudian pergi. Namun orang-orang Yahudi memfokuskan awal Yahudisasi mereka sebelum Naqba ketika jumlah mereka tidak melebihi 26.000 jiwa dan hidup di empat wilayah Palestina yang menghubungkan mereka dengan Taurat yaitu Yerusalem, Hebron, Safad dan Tiberias”.
Klan Habib Baalwi juga datang, singgah, dan kemudian pergi, perhatikan saja Habaib dari Yaman banyak yang hilir-mudik datang ke Indonesia dan banyak yang pindah dari Tarim ke Indonesia[4]. Pembaca tentu masih ingat bagaimana Gus Yahya Cholil Staquf beberapa tahun silam menyinggung perihal hilir-mudiknya Habib Umar bin Hafidz ke Indonesia melalui tulisan beliau ‘Mbah Ndoro’ di akun facebooknya yang kemudian menjadi viral[5]; demikian pun Kyai Said Aqil Siradj juga pernah menyinggung kluyar-kluyurnya Habaib Yaman ke Indonesia padahal levelnya hanya selevel guru ibtida’iyah[6]–Klan Habib Baalwi, direpresentasikan oleh FPI, menjadi uring-uringan[7] dengan statement itu.
Memangnya untuk apa Klan Habib Baalwi kluyar-kluyur dari Hadramaut ke Indonesia? Apa perlunya? Siapa yang diuntungkan dari kluyar-kluyurnya Klan Habib Baalwi itu? Informasi berikut memberikan gambaran jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Seseorang menginformasikan data kepada penulis: ada yang harus diwaspadai, upaya okupasi Baalwi dari Hadramaut, dengan menumpang pengungsi Rohingya, sudah ada bukti di Tegal 15 (lima belas) orang Baalwi dari Yaman ditampung di pondok seorang Habib Alkaff. Buya Munawwir Al Qosimy menceritakan bahwa beliau mendengar kabar bahwa setiap kuburan di desa akan diambil Klan Habib Baalwi[8]. Migrasi dan okupasi Hadrami: itu 2 kata kuncinya. Jika itu dibiarkan, di masa depan nanti akan terjadi Naqba ke-2.
Paragraf 9: “Naji al-Battah, seorang ahli dalam bidang penelitian tentang Israel, menegaskan bahwa pendudukan Israel memakai agama dan sejarah sebagai alat untuk membuktikan keberadaan peninggalan Yahudi, menafsirkan cerita dari Talmud dalam dua bagian terkait Babel dan Yerusalem, sebuah interpretasi yang menyimpang yang dimanfaatkan dalam politik Yahudisasi”. Paragraf ini jelas persis sama dengan yang dilakukan Klan Habib Baalwi yang sengaja memanipulasi agama dan sejarah sebagai alat untuk agenda dan kepentingan mereka.
Paragraf 10: “Rabi Yahudi mempromosikan bahwa Taurat menyatakan bahwa tanah Palestina, Mesir, hingga Irak, menurut narasi dari Sungai Nil ke Efrat merupakan tanah yang Tuhan berikan kepada Nabi Ibrahim dan orang-orang Yahudi sesudahnya,” kata Naji al-Battah, sebagaimana dilansir dari Palinfo.”
Ini persis sama dengan Klan Habib Baalwi yang mempromosikan atau mempropagandakan ke publik bahwa Jawa dan atau Indonesia milik aulia Tarim dan Indonesia adalah Hadramaut ke-2. Habib Jindan bin Salim bin Jindan mempromosikan ‘Indonesia adalah Negeri Hadramaut ke-2’ berdasar ceramah Habib yang berasal dari Hadramaut[9]. Akun YouTube bernama ‘Ya Habib’ mempromosikan ‘Habaib Raja di Indonesia: Habib Asli Pribumi’[10]. Habib Hasan bin Ismail Al Muhdor mempromosikan ‘Jawa bintu Tarim’[11] dan ‘Jawa milik Aulia Tarim’[12]. Habib Sholeh Assegaf berceramah bahwa seluruh Tanah Pasundan milik Habib karena Habib keluarga Nabi[13]. Ketika ditanya seorang dosen mengapa Anda tidak belajar kepada Indonesia untuk mengatasi permasalahan di Timur Tengah (Yaman) dan posisinya kok terbalik Anda yang datang mengajar, kami yang belajar ke Anda (mendengarkan), perhatikan jawaban Habib Abu Bakr Al Adni bin Ali Al Masyhur yang datang dari Yaman ke Indonesia berikut ini[14]: “Tentu, penulis sampai kepada Antum semua untuk mengambil apa yang kita miliki yang ada pada Antum sekarang. Apa yang kita miliki ada pada Antum dan Antum Indonesia mengenal Islam dari Yaman. Jadi Antum orang Indonesia kalau tidak ada orang Yaman tidak mengenal Islam. Antum tidak mengenal Islam kecuali dari Yaman dan Yaman pada saat ini sedang diobok-obok oleh setan maka persembahkanlah sesuatu kepada Yaman sebagaimana Yaman mempersembahkan sesuatu kepada antum dan sebutkan Yaman dengan baik. Bukankah Islam mengajarkan kita untuk bakti kepada orang tua dan menyambung silaturahmi?”. Jadi Klan Habib Baalwi yang di Indonesia dan yang di Tarim Hadramaut sana memiliki pemahaman yang sama yaitu mengklaim Indonesia milik Tarim Hadramaut dan memposisikan Klan Habib Baalwi sebagai tuan sementara Nusantara sebagai pelayannya (budak); relasi superior-subordinat.
Paragraf 11: “Sejak proyek pertama Zionisme atau Yahudisasi dimulai dari Konferensi Basel di Swiss pada tahun 1897 atau para sejarawan lain menghubungkan gagasan Yahudisasi Palestina dimulai pada masa Napoleon, skema penipuan untuk memanipulasi sejarah Palestina di hadapan masyarakat internasional dimulai.”
Perhatikan kalimat ‘skema penipuan untuk memanipulasi sejarah Palestina’. Saat ini kita telah menyaksikan bersama data-data menunjukkan Klan Habib Baalwi melakukan skema penipuan terhadap sejarah Nusantara Indonesia. Sebagaimana yang terjadi di Palestina di mana Zionis Israel membawa penipuannya di hadapan masyarakat Internasional, maka demikianlah langkah berikut Klan Habib Baalwi akan mempromosikan ke dunia internasional mengenai sejarah Nusantara Indonesia yang telah mereka manipulasi itu. Sebagai satu sampel yang sudah terjadi, Habib Jindan bin Salim bin Jindan mempromosikan Walisongo di Uzbekistan sebagai Habib[15].
Paragraf 12: “Di Tepi Barat yang dianeksasi Israel saat ini terdapat 240 kompleks pemukiman Israel menggunakan nama-nama Yahudi. Nama tanah, jalan, dan kota Palestina di kawasan tersebut telah diganti dengan nama Yahudi untuk menutupi keberadaan sejarah bangsa Palestina”.
Di Jakarta sudah ada nama jalan yang diganti atau dibikin dengan nama Jl. Habib Usman Mufti[16] di area Tanah Abang. Nama ‘Habib Usman Mufti’ tersebut merujuk kepada Habib Utsman bin Yahya yang merupakan antek penjajah Belanda. Nama Jl. Habib Usman Mufti tersebut bersanding dengan Jl. KH. Mas Mansyur, seorang Pahlawan nasional. Penyandingan tersebut dapat diduga merupakan upaya penanaman dan pembangunan persepsi publik bahwa Habib Utsman bin Yahya seorang pahlawan sebagaimana KH. Mas Mansyur seorang pahlawan. Pemilihan nama ‘Habib Usman Mufti’ alih-alih ‘Habib Utsman bin Yahya’ nampaknya upaya untuk memperbaiki atau mengganti atau menghapus citra buruk berdasar sejarah hitamnya melalui diksi ‘mufti’ yang berkesan besar dan mewah sekaligus supaya tidak terlalu menganggu pikiran publik sehingga tidak menjadi pertanyaan masyarakat Jakarta. Penetapan nama jalan Habib Usman Mufti dilakukan pada masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, yang juga seorang keturunan Yaman Hadrami dan berafiliasi dengan FPI, Rizieq Shihab, yang juga keturunan Hadramaut. Jalinan peristiwa pembikinan nama jalan Habib Usman Mufti dengan Anies Bawsedan dan FPI (Klan Habib Baalwi), ketiganya sama-sama Imigran Yaman Hadramaut, bukanlah suatu hal yang dapat dikatakan kebetulan.
Haul-haul kota yang dilakukan Klan Habib Baalwi di banyak kota dengan mengasosiasikan nama kota dengan tokoh-tokoh Habib Baalwi merupakan upaya menenggelamkan atau menutupi sejarah Bangsa Pribumi Nusantara. Mengenai hal ini, penulis menjelaskannya lebih panjang pada tulisan yang lain.
Seorang dari Klan Habib Baalwi mempropagandakan asal muasal nama Surabaya adalah Sirrul Bahri[17]. Seseorang yang penulis duga kuat berafiliasi dengan Klan Habib Baalwi karena kepersisan narasinya dengan Klan Habib Baalwi, namanya Ustadz Munzir Situmorang, berceramah bahwa asal mula nama Danau Toba adalah Danau Toyyib—orang Arab yang menemukannya, dan asal mula nama Maluku adalah Al-Mulk[18].
Paragfraf 13: “Gamal Amr, pakar urusan pemukiman Israel dan Yerusalem, menyatakan bahwa slogan “A land without a people for a people without a land” atau slogan yang menyatukan orang-orang tanpa tanah air di tanah tanpa penduduk (Palestina), adalah langkah pertama dalam pemalsuan sejarah dan agama masalah (bangsa, pen) Palestina. Hal ini kemudian diikuti oleh upaya Herzl, pemimpin gerakan Zionis, membujuk Inggris, untuk mendapatkan tanah Palestina”.
Klan Habib Baalwi menyebarkan slogan-slogan yang bermuatan klaim kepemilikan di antaranya, sebagai sampel saja: Indonesia bintu Tarim, Jawa milik Aulia Tarim, Tanah Pasundan milik Habib, Indonesia adalah Hadramaut ke-2, Purwakarta adalah stasiunnya para Aulia (dari Klan Habib Baalwi)[19], Indonesia tidak merdeka kalau bukan karena Habib, Indonesia merdeka karena Habib. Slogan-slogan semacam itu di Palestina merupakan langkah pertama pemalsuan sejarah dan agama bangsa Palestina, dan perhatikan paragraf 13 di atas pada kalimat terakhir “hal ini kemudian diikuti upaya untuk mendapatkan tanah Palestina”; demikianlah sebagaimana di Palestina, slogan-slogan yang disebarkan Klan Habib Baalwi yang bermuatan klaim kepemilikan atas tanah Indonesia merupayakan upaya mendapatkan atau merampas tanah Indonesia sebagaimana di Palestina.
Paragraf 14: “Sultan Utsmaniyah mengusir Herzl dua kali, dan Inggris berkolusi dengan Herzl, membuat tawaran untuk memikat Kekaisaran Ottoman, tapi usaha ini gagal, dan kemudian mereka mendapat manfaat dari Konferensi Sykes-Picot dan Deklarasi Balfour,” sebut Gamal Amr sebagaimana dilansir dari Palinfo”. Paragraf 14 ini kelanjutan paragraf 13.
Paragraf 15: “Hal yang menarik adalah gerakan Zionis mulai membangun sejumlah proyek raksasa sebelum Nakba, yang paling terkenal di antaranya adalah Bandara Ben Gurion, Universitas Ibrani, dan Rumah Sakit Hadassah, yang dibangun pada tahun 1925. Ini dilakukan untuk mendorong imigrasi dan pemukiman Yahudi di Palestina”.
Sebelum melakukan pengusiran besar-besaran kepada bangsa Palestina, Zionis terlebih dahulu membangun proyek-proyek raksasa. Di Indonesia ini dapat kita lihat pembangunan makam Mbak Priok di Jakarta dan makam palsu KRT Sumodiningrat di Semarang serta pembangunan makam-makam palsu lainnya di seantero Indonesia, pembangunan ponpes-ponpes milik Klan Habib Baalwi, pembangunan Yayasan Sumodiningrat oleh Habib Luthfi bin Yahya dengan bangunan megahnya di Demak[20], serta proyek-proyek haul-haul kota yang dilakukan Klan Habib Baalwi.
Dengan memahami konstruksi yang terjadi di Palestina itu, dapat kita pahami apa yang dilakukan Klan Habib Baalwi itu semua merupakan upaya membangun kesiapan suprastruktur dan infrastruktur bagi Klan Habib Baalwi yang tinggal di Yaman untuk berimigrasi ke Indonesia dan membangun pemukiman di Indonesia; tentang migrasi ini sudah penulis ungkapkan di paragraf sebelumnya.
Kalau ini lama-kelamaan dibiar-biarkan, kalau kita mendasarkan analisa kita sesuai dengan tulisan dari suarapalestina.com tersebut, migrasi Klan Habib Baalwi dari Yaman ke Indonesia akan didorong untuk mendukung atau memperbanyak jumlah populasi ‘cucu Nabi’ guna meneruskan proyek-proyek itu dan sekaligus merepresi pikiran dan mental Pribumi Nusantara melalui jalan semi-militer, sosio-kultur, dan keagamaan. Jadi, Klan Habib Baalwi semacam bikin pasukan-pasukan untuk menjajah Bangsa Pribumi Nusantara di seluruh Indonesia menggunakan jaringan Rabithah Alawiyah (RA) dan atau FPI. Setidaknya dua itu serta tidak menutup kemungkinan berkelindan dengan organisasi-organisasi (lembaga) Klan Habib Baalwi lainnya.
Paragraf 16: “Gamal Amr percaya bahwa entitas Israel memberi nama awal bagi pemukiman Israel yang disponsori oleh Inggris selama Mandat (pendudukan Inggris). Namun, setelah Nakba pada tahun 1948, untuk mempertegas narasi Yahudi, mereka mengubah nama 465 desa maupun kota Palestina dan memberi nama-nama Yahudi yang baru”.
Perubahan nama-nama desa di Indonesia untuk memperkuat narasi Klan Habib Baalwi belum terjadi semasif di Palestina namun indikasi menuju ke sana sangatlah kuat. Sebagaimana yang telah diulas di paragraf sebelumnya, sudah ada pengubahan nama dan narasi sejarah serta klaim-klaim atas kota, pulau, danau, dan tak tanggung-tanggung hingga skala teritorial NKRI pun diklaim milik Klan Habib Baalwi; pada skala desa sudah terindikasi adanya rencana mengklaim kuburan leluhur desa tersebut yang merupakan langkah awal mengklaim wilayah di desa-desa.
Paragraf 17: “Kota Deir Yassin berganti nama menjadi pemukiman Givat Shaul. Bahkan Knesset yang didirikan di Yerusalem yang diduduki, terletak di atas lingkungan Sheikh Badr Yerusalem sebagai salah satu dari 39 lingkungan di Yerusalem Barat yang penduduknya diusir dan rumah mereka ditempati Israel”.
Ketika semua yang dilakukan Klan Habib Baalwi rampung atau dinilai mencukupi, sangat besar kemungkinannya langkah berikutnya adalah perampasan dan pengusiran. Memang tidak mungkin dilakukan secara revolutif, Klan Habib Baalwi akan melakukannya secara gradual, perlahan demi perlahan.
Pendudukan, perampasan dan pengusiran itu sudah terjadi. Sebagai contoh, Masjid Turba Kebon Agung Pasuruan sekarang menjadi Masjid Assegaf. Awalnya numpang memakamkan Habib namanya Alwi bin Segaf Assegaff. Kemudian lama-lama menguasai masjid, dasawarsa silam takmirnya masih Kyai Aqib tiba-tiba digeser semua. Begitu pula, masjid Al Anwar kota Pasuruan didominasi (dihegemoni) atau dikuasai oleh Habaib Assegaf khususnya Taufiq Assegaf[21]. Masjid PB X jadi Assegaf di Pasar Kliwon Solo[22].
Dengan pola dan cara yang sama Klan Habib Baalwi menguasai dan menduduki suatu wilayah melalui numpang memakamkan atau melakukan penggantian identitas makam-makam utama atau melakukan penggantian identias makam-makam di sekeliling makam utama; seperti yang terjadi di kompleks pemakaman Sunan Bonang[23], Kraton Jogja, dan kesultanan Palembang[24].
Paragraf 18: “Dalam Intifadah Al-Aqsha sejak tahun 2000, pendudukan Israel menghancurkan berbagai bangunan bersejarah menggunakan bom, rudal, dan buldoser, ketika invasi terhadap kota tua Nablus, Hebron dan Betlehem yang mencakup ratusan rumah, istana bersejarah, peninggalan sejarah Islam dan rumah ibadah Kristen”.
Penghancuran bangunan bersejarah di Indonesia dapat kita jumpai pada bagaimana Klan Habib Baalwi melakukan penggantian bangunan makam sehingga jejak dan nilai historis dari makam tersebut hilang dan tergantikan oleh jejak sejarah bercorak Hadramaut (Klan Habib Baalwi). Contohnya: makam Sunan Ampel yang nisan dan bangunan makamnya diganti ala Hadramaut.
Paragraf 19: “Proyek perampasan tanah dan pembangunan pemukiman Israel di tanah Palestina diikuti dengan pembentukan dua lembaga, Dana Nasional Yahudi dan Koperasi Pertanian Masyarakat Yahudi. Dua lembaga ini dimanfaatkan untuk memperkuat tempat tinggal permanen seorang pemukim Yahudi yang datang dari seluruh dunia, melalui kepercayaan narasi alkitabiah, yang membangkitkan kerinduan akan Tanah Perjanjian”.
Di Indonesia ini ekuivalen dengan Rabithah Alawiyah dengan narasi agama yaitu institusi Cucu Nabi (Ahlul Bait), Yayasan Sumodiningrat di Demak, majelis-majelis para Habib, ponpes-ponpes milik habib, dan lembaga-lembaga para Habib dengan berbagai nama seperti FPI dan Majelis Taklim Darul Hasyimi.
Paragraf 20: “Awal mula promosi proyek pemukiman Israel dilakukan dengan isu agama. Namun, ketika terjadinya Nakba dan datangnya para pemukim Yahudi untuk menduduki Haifa dan Daratan Palestina, malah kemudian mendukung transformasi isu menjadi pemukiman kolonialis, yang kemudian diperkuat dengan kehadiran Yahudi Askenazi atau Yahudi dari Eropa dan Yahudi sekuler dalam pemerintahan pendudukan Israel”.
Pola pada paragraf 20 ini persis dengan apa yang dilakukan Klan Habib Baalwi. Sangat jelas Klan Habib Baalwi menggunakan isu agama yang berpokok pada eksploitasi narasi Ahlul Bait guna menjajah Bangsa Pribumi Nusantara (neo-kolonialisme), memelintir ayat Al-Quran dan hadits untuk kepentingan dan keuntungan mereka sendiri; Klan Habib Baalwi yang di Hadramaut banyak bermigrasi ke Nusantara; dan hal tersebut diperkuat dan dibentengi Klan Habib Baalwi melalui lini-lini pemerintahan dan jabatan organisasi yang didudukinya. Yang paling mudah kita identifikasi, sebagai contoh saja, bagaimana sepak terjang Habib Luthfi bin Yahya menggunakan jabatan Wantimpresnya dan ketua JATMAN.
Paragraf 21-22: “Naji al-Battah, seorang ahli dalam bidang penelitian tentang Israel, percaya bahwa orang-orang Yahudi Israel mencoba meniru karakter Palestina dan mengubah warisan dan sejarahnya. “Mereka mendandani pramugari perusahaan “El” Israel dengan pakaian Palestina, dan mengklaim bahwa itu adalah warisan Yahudi. Mereka membagikan falafel dan hummus pada berbagai acara publik dan di depan turis, lalu mengklaim bahwa itu adalah milik Yahudi,” kata Naji al-Battah, sebagaimana dilansir dari Palinfo”.
Klan Habib Baalwi mencoba meniru karakter orang-orang NU, orang-orang Nusantara dan mengubah warisan dan sejarahnya serta mengklaim itu milik mereka. Amaliah RA/FPI dan Klan Habib Baalwi sama dengan NU; propagandis Klan Habib Baalwi ada yang menggunakan wayang, keris dan kebudayaan Jawa sebagai media mendoktrin jamaah dan menyebarkan pemahamannya[25]; Klan Habib Baalwi melakukan infiltrasi ke NU sekaligus dari eksternal menyerang dan menjatuhkan martabat NU melalui penjatuhan marwah terhadap tokoh NU seperti Mbah Hasyim Asyari, Gus Dur, dan Ketum PBNU; mengubah sejarah berdirinya NU-Indonesia menjadi atas jasa Habib; muslim Nusantara didorong mengenakan busana ala Hadramaut dengan udeng-udeng segede ban vespanya itu; keris diinjak-injak[26]; kopiah hitam ala Nusantara dikatakan merupakan ciri dan simbol kelompok di luar ahlussunnah wal jamaah[27]; mengajarkan kepada masyarakat untuk menurunkan gambar-gambar Walisongo dan menggantikannya dengan foto-foto dari Klan Habib Baalwi[28]; penggeseran amaliah-amaliah Walisongo (Nusantara) menjadi amaliah-amaliah Klan Habib Baalwi seperti haram membaca Shalawat Badar[29] karya ulama Nusantara dan mempromosikan Shalawat Busyro karya Klan Habib Baalwi[30]; sarung diklaim sebagai karya orang Yaman[31]. Tentu ini hanyalah beberapa contoh saja, masih banyak lagi data lainnya yang menunjukkan upaya-upaya Klan Habib Baalwi mendandani Nusantara sebagai milik Klan Habib Baalwi untuk kemudian mengklaim Nusantara milik Klan Habib Baalwi.
Paragraf 23-24: “Puluhan tahun yang lalu, setelah Nakba Palestina, ribuan orang Palestina yang bekerja di wilayah pendudukan Israel melaporkan bahwa pemilik bangunan, sebelum mendirikan pondasi bangunan menandainya dengan slogan-slogan Yahudi yang bertujuan untuk menegaskannya sebagai monument dan sejarah bangsa Yahudi. “Kampanye intensif yang baru-baru ini terhadap kuburan Islam Yerusalem bertujuan untuk menghapus situs dan sejarah umat muslim. Pemakaman adalah bukti sejarah kehadiran bangsa Palestina dan Arab dan komponen penting lainnya dari kehidupan sosial masa lalu,” kata Gamal Amr, pakar urusan pemukiman dan Yerusalem”.
Di Indonesia sangat tampak sekali Klan Habib Baalwi melakukan kampanye intensif sebagaimana yang dilakukan Zionis Israel; melalui penghelatan haul-haul akbar kota, masifnya propaganda Klan Habib Baalwi di media sosial, dan penggantian ratusan jika tak ribuan identitas makam leluhur pribumi Nusantara yang dibelokkan menjadi habib.
Paragraf 25: “Sejumlah situs arkeologi Palestina dicuri otoritas pendudukan Israel dan sebagian dipindahkan dipindahkan ke museum Israel. Berbagai barang antik juga telah dicuri oleh kelompok penggalian Israel. Departemen Purbakala Palestina melaporkan bahwa 100.000 barang antik Palestina diselundupkan ke Israel setiap tahun”.
Hal tersebut terdengar familiar yaitu penggalian-penggalian dan revitalisasi makam-makam kuno Nusantara yang dilakukan Petanesia[32] (Habib Hani) atas instruksi Habib Luthfi bin Yahya yang kini kita ketahui merupakan operasi Baalwisasi makam-makam leluhur Nusantara. Habib Hani Assegaf atau Hans Sagov menjadi sekjen Petanesia, ia merupakan agen Zionis[33]; pendiri lobi Israel-Indonesia, LSM kaki tangan Zionis Yahudi, Indonesia-Israel Public Affair Committee (IIPAC).
Paragraf 26: “Setelah kejadian Nakba, pendudukan Israel menghancurkan sejumlah istana Umayyah dan Abbasiyah, lalu mengubah situs mereka dengan tujuan untuk mendirikan kuil di Yerusalem yang diduduki”.
Di Indonesia ini sama dengan pengubahan-pengubahan situs bersejarah yaitu penggantian identitas makam-makam leluhur Nusantara menjadi Habib serta pembangunan qubah-qubahnya dengan megah. Tidaklah kecil kemungkinannya ketika keadaan yang direkacipta oleh Klan Habib Baalwi dinilai oleh mereka mencukupi, Klan Habib Baalwi akan kembali melakukan upaya penghancuran terhadap Candi Borobudur dan situs-situs bersejarah Nusantara lainnya.
Paragraf terakhir, paragraf 27: “Pendudukan Israel berusaha memberikan karakteristik Yahudi terhadap berbagai lini kehidupan publik, sejarah, dan warisan Palestina, setelah studi ilmiah dan sejarah telah membuktikan ketidakabsahan narasi Yahudi tentang haknya di Palestina. Pendudukan Israel kemudian memalsukan sejarah dan warisan Palestina demi manfaatnya sendiri, melegitimasi pendudukan Israel di tanah Palestina”.
Persis dengan apa yang terjadi di Nusantara, yang dilakukan Klan Habib Baalwi: memberikan karakteristik Klan Habib Baalwi terhadap berbagai lini kehidupan publik, sejarah, dan warisan Nusantara; memalsukan sejarah dan warisan Nusantara demi manfaatnya sendiri (Klan Habib Baalwi). Untuk apa? Algoritmanya sama dengan yang dilakukan Zionis Israel kepada Palestina yaitu untuk melegitimasi pendudukan Klan Habib Baalwi di tanah Nusantara—di tanahmu, di tanah kita, Bangsa Indonesia. Tak peduli agamamu apa, sukumu apa, tanah Nusantara ini milikmu, Wahai Pribumi Nusantara.
Maka demikianlah, urusan dengan Klan Habib Baalwi ini butuh kita sadari bersama bahwa ini bukan urusan umat Islam semata atau lebih mengerucut hanya urusan internal warga NU saja, melainkan ini urusan kita semua terlepas agamamu apa dan sukumu apa. Ini urusan kita bersama, Bangsa Pribumi Nusantara. Ini urusan keselamatan seluruh Bangsa Pribumi Nusantara—urusan keselamatan hidupmu dan hidup anak cucumu, anak cucu kita. Ini urusan kebangsaan, tak peduli agamamu apa, sukumu apa, partaimu apa, organisasimu apa, semuanya harus turut serta melawan Klan Habib Baalwi, jika tidak, Nusantaramu ini akan menjadi Palestina ke-2.
[1] publish pertama kali pada 12 Desember 2023 https://youtu.be/4e95RtiB54k?si=gU_dFHJ1JHUn0hO4 dengan pelengkapan-pelengkapan data-data per 1-3 September 2024
[2] Klandestin Map bisa dilihat di sini https://youtu.be/tPTxq8GERvI?si=pHQVhlhKsxnrznSk atau https://rminubanten.or.id/dekonstruksi-gelar-habib-menghentikan-penjajahan-khususnya-untuk-warga-nu-dan-muhammadiyah/
[3] https://rminubanten.or.id/iron-dome-israel-runtuh-ba-alawi-indonesia-menghitung-hari/
[4] Kenapa Ulama Tarim Banyak Yang Ke Indonesia? – Habib Abdullah Bin Abdurrahman Al Muhdor https://youtu.be/gax5tXiTVVA?si=Bipu0UMho1xyME5k ; https://youtu.be/DEQ2AMeREVo?si=KtG8x5ll8JiV-CJ2
[5] https://youtu.be/xd7CB4TJB_A?si=ZfkwzAAtJ81sFtQN
[6] https://youtu.be/-5OI2kQVfhs?si=I9Z1FqomHckKVhHz
[7] https://youtu.be/o5fmvEQx_Nc?si=Ip-MmzZ9wj6baojA
[8] https://youtu.be/MVEFCjeEmU0?si=wtgFtCa4euDpp5UR&t=771
[9] https://youtu.be/QiD4DROBnko?si=00LYnEl8slMHBn4B
[10] https://youtube.com/shorts/WWr5-FsBMwo?si=-zch7Oqh1-TraCJw
[11] https://youtu.be/R1S4sIKiWN8?si=X-m9iOI02Kgw87eT
[12] https://youtube.com/shorts/OC-Rb11izZY?si=NChv9RieJdY2bVrB ; https://youtu.be/2BVUJPdsCKM?si=I-oY4DhDiUVa5kTv
[13] https://www.youtube.com/watch?v=J-Z3T8hw3ZM&si=SRJWw4NHOz0BuhNy
[14] https://youtu.be/cHOyEH9GLUQ?si=JSYXeYZyX5GlpdPu
[15] https://www.youtube.com/watch?v=9XqquBjN0Ag
[16] https://megapolitan.kompas.com/read/2023/12/21/18120681/dalam-satu-jam-127-pengendara-motor-terobos-jlnt-casablanca-arah-tebet#google_vignette ; https://www.google.com/maps/place/Habib+Usman+Mufti,+Karet+Tengsin,+Kecamatan+Tanah+Abang,+Kota+Jakarta+Pusat,+Daerah+Khusus+Ibukota+Jakarta+10250/@-6.2074226,106.8173715,17z/data=!3m1!4b1!4m6!3m5!1s0x2e69f401ddc440e5:0x8874002ab42f5315!8m2!3d-6.2074226!4d106.8173715!16s/g/11sbgyd52l?entry=ttu&g_ep=EgoyMDI0MDgyOC4wIKXMDSoASAFQAw==
[17] https://www.youtube.com/watch?v=_CgGNEmSqf0&list=PLQB5C9fCX-8ZcXjxwP-rlwIxz0XxKy1zj&index=5
[18] https://youtu.be/KCCbFF4Nh9A?si=b-BzSnhz_zyr5wWw
[19] https://youtu.be/_RAqfvHzxOM?si=758zZrK6XBfHRCnk
[20] https://sumodiningratyayasan.or.id/
[21] informasi dari KRAT Faqih Wirahadiningrat dan KH. KRT. Nur Ikhya Salafy Surabaya
[22] https://maps.app.goo.gl/w4Fg9iK4jEe3tkFu8 ; infomrrasi dari KRAT Faqih Wirahadiningrat dan KH. KRT. Nuk Ikhya Salafy Surabaya
[23] https://youtu.be/-6gUzj78Zzw?si=y0pdwMM5uolmDJXA
[24] https://youtu.be/dJERIJH8_m8?si=L5bM7_aUuAL1kPGR
[25] https://youtu.be/E3IZuL08TIk?si=nYreQNShPOSMCuHq&t=1490 ; https://youtu.be/-4_ADeDNGoU?si=6yozDfr39ZoCsgkn
[26] ibid.
[27] https://youtu.be/Jm-uciCuKsQ?si=Rbtq1EOk0AqKFn19
[28] https://youtu.be/oOH5NjysMhM?si=C0MsVrers56iEbQO
[29] https://youtu.be/cLJ-8j9wjcI?si=4IJ28nU6NNgStEO0
[30] https://youtu.be/7FDqSYjT9Zk?si=EfsnQvi0JKmyDeOE
[31] https://youtu.be/JGSF_1lFT_I?si=d2JS-ROenzKWLaPp
[32] https://youtu.be/RZIGGHcn8M0?si=cIjRcgVyoUCyRqbx
[33] http://www.voa-islam.com/read/indonesiana/2012/06/08/19414/hani-yahya-assegaf-agen-zionis-itu-diciduk-di-arena-judi-bola-tangkas/;#sthash.5rEIGiuR.dpbs