VALIDASI TEST DNA UNTUK NASAB JAUH
(JEFFERSON – HEMINGS CONTROVERSY)
“Berpikir anda tahu, ketika faktanya anda tidak tahu adalah sebuah kesalahan fatal !”
(Bertrand Russel)
Oleh : KRAT. FAQIH WIRAHADININGRAT
MALING NASAB ITU BERNAMA THOMAS JEFFERSON PRESIDEN AMERIKA KE-3
Thomas Jefferson lahir 14 April 1743. Dia adalah orang yang sangat-sangat penting bagi kesejarahan Amerika Serikat. Sebuah negara adidaya atau superpower yang masih kokoh hingga hari ini. Bagaimana tidak kokoh, negara ini masih nomer wahid dalam perekonomian, ilmu pengetahuan, hingga kekuatan militernya. Jangan ditanya pengaruhnya dalam percaturan elit global, karena bukan peran strategis dari negara ini yang akan kita kupas. Tetapi paradoks dari seorang Founding Farhersnya yang bernama Thomas Jefferson.
Anda ingin tahu peran pentingnya beliau? Tentu saja jauh lebih penting dalam sejarah dunia dibandingkan sosok Mario Teguh. Seorang motivator kebanggaan bangsa kita yang akhirnya runtuh karena tidak mengakui Kiswinar sebagai anak kandungnya. Runtuhnya melalui sebuah penyangkalan yang terbukti gagal akibat validasi test DNA.
Thomas Jefferson begitu pentingnya dalam kesejarahan Amerika Serikat, berikut ini daftarnya :
- Ditetapkan sebagai salah seorang Bapak Bangsa, pendiri dari Amerika Serikat.
- Ditetapkan sebagai salah seorang pemimpin besar Amerika. Bersama Washington, Lincoln dan Roosevelt. Hingga keempat sosok tersebut wajahnya diukir di batuan granit Gunung Rushmore, South Dakota.
- Tergabung dalam Komite Lima, sebagai perancang Deklarasi Kemerdekaan bersama Adams, Sherman, Livingston, dan Franklin.
- Penandatanganan Deklarasi Kemerdekaan (1776), Anggaran Dasar Konfederasi (1781), dan Konstitusi Amerika Serikat (1789)
- Dia juga seorang negarawan, diplomat, filsuf, pengacara, arsitek dan sederetan karir yang mentereng lainnya.
- Seorang perwira militer yang aktif dalam Perang Kemerdekaan Amerika melawan Inggris.
- Menteri Luar Negeri Pertama dibawah Presiden pertama George Washington, Wakil Presiden di masa Presiden kedua John Adams, dan yang terakhir menjabat sebagai Presiden Ketiga AS.
Bagaimana, bukankah dia seorang pribadi yang brilian dan multi talenta bukan?
Namun tiada gading yang tak retak, demikian kata pepatah. Tiada manusia yang sempurna. Selain Nabi dan Rasul, semuanya akan memiliki cacat dan cela. Dan dibalik manusia yang sangat hebat ini, menyimpan suatu cela yang menjadi kontroversi selama berabad-abad di negeri yang didirikannya sendiri. Amerika Serikat.
Begini kisahnya…
Thomas Jefferson menikahi Martha Wayles pada tahun 1772, dan dia menjadi duda pada usia 39 tahun, ketika meninggalnya Martha Wayles pada tahun 1782. Martha Wayles sendiri adalah sepupu tiga kali dari Jefferson, seorang putri dari tuan tanah yang kaya-raya. Tercatat, ayah Martha yaitu John Wayles memiliki tanah seluas 11.000 hektar dan 120 budak. Dan salah satu dari budaknya tersebut bernama Betty Hemings. Betty sendiri tidak sepenuhnya berkulit hitam, karena ayahnya adalah Maddison Hemings seorang Kapten Kapal Inggris yang menghamili budak kulit hitamnya bernama Parthenia. Karena istrinya tidak dimerdekakan, maka putrinya tersebut masih berstatus budak. Dan rupanya Betty Hemings yang merupakan budak mulatto atau ras campuran ini menarik minat tuannya untuk dijadikan selirnya. Tercatat Betty memiliki 12 anak, dan salah satunya adalah SALLY HEMINGS.
Ketika Jefferson menjadi Dubes Perancis pada tahun 1787, yaitu negara terpenting bagi Amerika sebagai penyokong utama dalam kemerdekaannya melawan Inggris. Sally Hemings yang masih berumur 14 tahun diajak oleh Jefferson menjadi baby sitter bagi Maria anak terkecil Jefferson. Artinya menjadi baby sitter bagi keponakan tirinya sendiri. Karena Sally adalah saudari tiri dari istri Jefferson, Martha Wayles Jefferson. Keduanya sama-sama putri dari Tuan Tanah John Wayles, bedanya Sally masih berstatus budak seperti ibunya. Sally sendiri sudah 75% berkulit putih, karena ibunya 50% ras campuran.
Pada tahun 1789 atau ketika Sally berumur 16 tahun, disinyalir telah terjadi hubungan seksual, diantara Jefferson dengan Sally Hemings.
Pada tahun 1826, Jefferson wafat dan meninggalkan total 6 orang anak bersama Sally Hemings.
Apakah kasus tersebut tidak menjadi pergunjingan bagi publik Amerika?
Jelas dan pasti. Karena sebagai negara yang menganut kebebasan, pers Amerika sangat tajam di dalam mengendus hal tersebut. Bukankah Jefferson adalah penandatangan dari RUU Hak Asasi Manusia?
Namun sayangnya, sistem perbudakan di jaman itu masih sangat kuatnya, dan baru dihapus melalui Amandemen Konstitusi ke-13 pada tahun 1865. Dan jejak rasisme tersebut masih ada hingga abad ke-20 melalui organisasi Radikal & Teroris Ku Klux Klan yang menginginkan supremasi kulit putih di Amerika. Dan berita mengenai Jefferson memiliki anak dari budak tersebut segera merebak di seantero Amerika Serikat serta tentunya menjadi aib baginya.
Pada tahun 1802 Jefferson terbukti mengancam jurnalis James T. Callender karena melaporkannya punya anak dari budak. Artinya ini bukti sang tokoh merasa malu dan melakukan penyangkalan atas perbuatannya sendiri.
Pada tahun 1845, salah satu putra dari Jefferson dan Sally Hemings ditolak kesaksiannya di Pengadilan OHIO karena rasnya dan statusnya sebagai anak budak.
Pada tahun 1873, Maddison Hemings salah satu anak mereka telah berstatus merdeka karena dinikahi seorang hartawan yang memerdekakannya. Dan dari sinilah awal perjuangan untuk mendapat pengakuan itu dilakukan. Namun semuanya seolah mengalami jalan terjal dan terbentur tembok karang. Tercatat selama 200 tahun baik Jefferson dan seluruh keturunannya dari Martha Wayles melakukan penyangkalan bahwa mereka punya kerabat yang berkulit campuran serta pernah berstatus budak.
TES DNA, PEMBUKTIAN YANG TIDAK BISA DIBANTAH
Hingga akhirnya pada tahun 1998, melalui sains dan teknologi yang semakin maju, semua penyangkalan tersebut akhirnya berujung dengan cerita indah. Dimana dengan kemajuannya, melalui tes DNA telah mampu membuktikan garis keturunan baik yang dekat maupun yang jarak masanya sangat jauh.
Tes DNA Autosomal (melalui 22 pasang kromosom Autosom) dengan teknologi terkini memang hanya valid maksimal 8 generasi. Mengingat DNA Autosom yang bersifat rekombinan, apalagi pada perkawinan antar ras sehingga analisa dan pendeteksiannya sangat rumit. Namun untuk pembuktian garis laki-laki melalui uji kromosom Y (atau Y-DNA) sangat valid dan presisi. Karena kromosom Y yang bersifat non-rekombinan dengan kromosom lainnya. Demikian pula uji mt-DNA untuk garis ibu, dimana DNA di mitokondria yang diturunkan dari garis perempuan juga demikian sifatnya seperti kromosom Y. Disinilah Maha Kuasanya Tuhan, yang tidak pernah lalai mencatat garis nasab kita. Tanpa kita minta Tuhan sudah menerapkan keadilan dan pembuktian-Nya, dan kita hanya perlu mempelajari serta mensyukurinya. Menolak anugerah Tuhan, sama halnya kita telah DURHAKA kepada-Nya. Dan mereka yang durhaka tentunya termasuk golongan manusia yang DURJANA.
Jefferson dan Martha memiliki 6 anak, dan hanya 2 putri yang bertahan hidup hingga dewasa serta berketurunan. Artinya membuktikan bahwa keturunan garis laki-laki (paternal) dari Jefferson-Sally Hemings tidak bisa melalui keturunan Martha. Namun ada saja cara Tuhan untuk membuktikan kebenaran. Yaitu ketika paman laki-laki dari Jefferson ternyata masih ada yang terdata memiliki garis keturunan laki-laki. Ini seperti pengujian apakah seseorang benar keturunan Nabi SAW melalui uji test Y-DNA. Karena Nabi tidak meninggalkan anak laki-laki maka diambil dari keturunan Ali bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib, dari sinilah akan diketahui Haplogroup Y-DNA nya. Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib memiliki kakek garis laki-laki yang sama dengan Ali. Maka kromosom Y yang mereka miliki didapatkan dari Abdul Muthalib, yang kemudian diwariskan kepada seluruh keturunan laki-lakinya.
Kini melalui Thomas Jefferson Foundation, semua keturunan Jefferson telah bersatu dan mengakui sebagai kerabat besar. Peristiwa ini sekaligus menjadi simbol dari penyatuan ras dan kesetaraan di Amerika. Bersatunya mereka sebagai keluarga melalui pembuktian tes DNA menjadi bukti bahwa dengan teknologi telah mampu untuk lebih mudah mengenali kebesaran ILAHI dengan segala kehebatan ciptaan-Nya.
Dan pada akhirnya, penyangkalan yang berusia 200 tahun itu berakhir dengan indah.
(Silahkan dibaca secara lebih lengkap pada Novel JEFFERSON’S DNA karya Reid Eikner, maupun link berikut ini https://en.m.wikipedia.org/wiki/Jefferson%E2%80%93Hemings_controversy)
NASIB KLAN BA’ALWI DI NUSANTARA
Lalu bagaimana dengan penyangkalan yang terus dilakukan oleh Klan Ba’alwi dan para pendukungnya di Nusantara? Bahwa mereka ngotot dan ngeyel sebagai keturunan laki-laki dari Imam Husein bin Ali. Padahal Haplogroup Y-DNA nya saja mereka bukan orang ARAB, melainkan dari KAUKASUS. Dan yang terjadi malah melakukan kampanye hitam tentang ketidakakuratan test DNA, terutama untuk keturunan jauh.
Tentunya dari kisah di atas bisa menjadi pembuktian yang sangat valid dan monumental. Dan ketika akan membantah suatu HASIL PENELITIAN ILMIAH, tidak boleh hanya dengan komentar sepenggal dan terkesan sok tahu belaka.
Kini yang ramai berkomentar untuk menolak tes DNA adalah orang yang tidak pernah belajar KIMIA, BIOLOGI, BIOKIMIA, dan mereka yang tidak pernah mengalami pedihnya ‘siksaan’ praktikum di laboratorium serta rumitnya merangkai ikatan kimiawi. Dengan gegabahnya mereka langsung memvonis bahwa ilmu genetika yang dibangun dengan ribuan penelitian, serta kajian mendalam secara empiris dan matematis tersebut tiba-tiba DIVONIS TIDAK AKURAT. Harusnya bila merasa sebagai kaum terpelajar dan ilmiah, apabila ingin membantah suatu Kajian Ilmiah, maka buatlah JURNAL ILMIAH dengan basis ilmu pengetahuan pula. Dan jangan hanya asal NGOCEH secara SESAT DAN MENYESATKAN !!!
Benarlah kata HABIB JOSEF STALIN, pemimpin Komunis Uni Soviet yang haplogroup Y-DNA nya sama dengan Klan BA’ALWI yaitu G-M406 : “Tiap orang memang punya hak untuk GOBLOK, tetapi beberapa orang telah menyalahgunakan hak itu secara berlebihan !”
Akhirul kalam, penulis hanya ingin memberi penutup singkat saja. Lebih baik kembalilah kepada akal sehat dan ilmu pengetahuan. Karena peradaban dibangun dengan keduanya. Semakin menolak dan bertahan dengan narasi sesat, maka jejak sejarah tersebut akan mencoreng pelakunya. Tidak saja akan ditertawakan oleh seluruh dunia, namun tentunya akan dicatat sebagai sampah peradaban.
Kalau toh, sekarang menolak dan kemudian tutup usia. Pasti di masa mendatang anak-cucu kalian yang jauh lebih berpikir maju dan kritis akan melakukan pembuktiannya. Dan pada akhirnya mereka harus meminta maaf atas kekhilafan, kebodohan dan kenaifan para pendahulunya.
Kebenaran akan selalu menemukan jalannya. Bhinneka Tunggal Ika, TAN HANA DHARMA MANGRWA, Kebenaran Tuhan tiada yang mendua !!!
Wassalamu’alaikum, Rahayu Nusantaraku !!!
Brang Wetan, 15 Mei 2024.