• Tentang Kami
    • Pengurus
  • Kontak
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
No Result
View All Result
Home Opini

Arogansi Wahabi, NU Lahir

Se-Abad NU menjelang, kini telah menjadi ormas kosmopolitan yang dulu dicap tradisional sebagaimana narasi Martin Van Bruinessen. NU kini menjadi NU kota, sebagai indikator telah ribuan muncul generasi muda NU, mengisi lembaga resmi negara, civil society kelas nasional hingga internasional.

Admin by Admin
31 Januari 2022
in Opini
3 min read
0
0
SHARES
22
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Hari ini Senin, 31 Januari 2022 bertepatan dengan Harlah NU, saya ingin ucapkan “Selamat Harlah NU yang ke-96, Menyongsong 100 Tahun Nahdlatul Ulama; Merawat Jagat, Membangun Peradaban”.

Baca Juga

Tinjauan Filologis Sejarah Sunan Giri Sayyid Maulana Ainul Yaqin, Mursyid Tarekat Syattariyah Abad 15 Masehi

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

Ketua Komisi Fatwa MUI Banten Himbau Instansi Pemerintah Adakan Acara Di Hotel Dengan Resto Yang Bersertifikat Halal

Diksi Nahdlatul Ulama (NU) muncul tidak semata datang tiba-tiba. Karena sebelumnya ada diksi Nahdaltul Wathan dan Nadhlatul Tujar. Bahkan Para pendiri NU tadinya melebur dengan jam’iah “modern” semisal Syarikat Islam dan Masyumi. Kelompok Islam Modern awal berdiri lebih fokus pada pemberdayaan ekonomi kaum pribumi dan sosial kemasyarakatan, sehingga tidak ada perbedaan mendasar.

Seiring waktu ormas yang mengaku modern tersebut meneguhkan ideologi baru. Tokoh-tokoh NU merasa ada perbedaan mendasar menyangkut akidah, dan amaliah ahli sunnah waljama’ah.

Ciri khas NU secara fiqih mengakomodir 4 mazhab mu’tabar. Dalam akidah mengikuti Abu Hasan al-Asyari dan Abu Mansyur al-Maturidi, sehingga akidah NU merupakan moderatisme dari dua golongan akidah Jabariah dan Qodariah, atau antara fatalism dan rasionalism. Sebagai ciri khas NU juga bertasawuf, yaitu tasawuf Junaedi al-Baghdadi, kemudian dikembangkan oleh al-Ghazali dan kitab Ihya sebagai panduannya.

Dari ketiga konstruk tersebut menjadikan NU dalam memahami teks-teks suci keagamaan tidak tekstualis. Sementara kaum yang mengaku modern dalam pemahaman keagamaan lebih dogmatis dan mereka mengkampanyekan puritan.

Semangat mengokohkan faham ahli sunnah waljamaah lebih mengkristal tatkala dalam skala global, tepatnya di Zajirah Arab Saudi terjadi peralihan kekuasaan dari raja Husein yang sunni kepada raja Abdullah Bin Saud yang ditopang faham Wahabisme. Sehingga penguasa Makkah tersebut bermaksud meratakan makam Rasulullah SAW dengan tanah, karena dianggap biang kemusyrikan.

Atas keinginan membumiratakan situs penting di Makkah tersebut oleh penguasa Arab, maka NU secara Jam’iah membuat nota keberatan sekaligus mengusulkan kepada Raja Arab agar menghormati tradisi mazhab sunni termasuk tradisi ziarah kubur. Dan nota tersebut akhirnya mengubah kebijakan raja Saudi.

Dari sekilas sejarah tersebut NU lahir benar-benar merawat tradisi ahli sunnah waljamaah, dimana ini juga ditegaskan oleh peniliti Barat Andree Faillard. NU secara faktual kokoh memelihara tradisi keagamaan, makanya tak heran jika maulidan, tahlilan, dan haul tetap eksis.

Dalam membangun peradaban, NU eksis dengan khas pesantrennya. Karena dari pesantren ini sesunggunhya cikal bakal ulama NU yang mampu mengakses peninggalan khazanah klasik Keilmuan Islam atau dengan tradisi kitab kuningnya.

Tradisi kitab kuning hingga kini eksis. Bahkan menjadi ikon pesantren NU ditengah menjamurnya “pesantren-pesantren” tahfidz atau modern yang tidak mengajarkan kitab kuning.

Se-Abad NU menjelang, kini telah menjadi ormas kosmopolitan yang dulu dicap tradisional sebagaimana narasi Martin Van Bruinessen. NU kini menjadi NU kota, sebagai indikator telah ribuan muncul generasi muda NU, mengisi lembaga resmi negara, civil society kelas nasional hingga internasional.

Semboyan NU tawazun (seimbang), tawasuth (moderat), tasamuh (toleran), dan ta’dil (adil), spirit ini menjadikan jamiah NU menjadi ormas terbuka terhadap semua golongan.
Bagi NU persaudaraan dalam sosial kemasyarakatan melintasi batas teritorial kawasan dan sekat agama. Karena NU menjunjung tinggi persaudaraan sesama manusia.

Dalam ideologi politik NU memiliki politik kebangsaan “hubul wathan minal iman” spirit ini yang menggelorakan spirit juang warga negara Indonesia yang muaranya terjadi pertempuran 10 November yang  diperingati sebagai hari pahlawan.

Sebelum 10 November tepatnya 22 Oktober Rois Aam NU Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari membuat maklumat yang dikenal dengan resolusi Jihad. Resolusi jihad inilah yang membakar umat islam khususnya kawasan pulau Jawa bersatu padu untuk mempertahankan NKRI dari penjajahan kembali.


Penulis: Aa Bass
Editor: Kang Diens

Next Post

Ngalap Barokah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paling Banyak Dilihat

Opini

Tinjauan Filologis Sejarah Sunan Giri Sayyid Maulana Ainul Yaqin, Mursyid Tarekat Syattariyah Abad 15 Masehi

by Admin
1 Februari 2023
0

Saat masih bayi, oleh ibunya dilarung ke laut Blambangan, sebagai aksi penyelamatan dari rencana pembunuhan dari Senopati Blambangan. Hingga ditengah...

Read more
Load More
  • All
  • Berita
  • Opini
  • Pustaka
  • Santri
  • Ulama
  • Pesantren

Tinjauan Filologis Sejarah Sunan Giri Sayyid Maulana Ainul Yaqin, Mursyid Tarekat Syattariyah Abad 15 Masehi

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Mengkaji Kitab Lawaqihu al-Anwari al-Qudsiyati

PWNU Banten, KH Bunyamin: Kami Siap Sukseskan Porseni NU 2023 Di Kota Solo

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

RMI PCNU Kab. Serang Peringati Hari Santri Nasional 2022 Dengan Bedah Kitab Dan Ijazah Sanad 19 Kitab

Load More

Baca Juga

MUI Banten Keluarkan Fatwa Haram Membaca Al-Quran Di Atas Trotoar

by Admin
22 April 2022
0

45 Ulama Nusantara Penulis Kitab Kuning Berbahasa Arab Sepanjang Masa

by Admin
27 Februari 2022
2

Sebut Ma’had Al Abqory Terkait HTI, RMI Rekomendasikan Hapus Dari Program PUPR, Kecuali…

by Admin
19 Juli 2021
0

  • Opini
  • Berita
  • Pustaka
  • Ulama
  • Santri
  • Pesantren
Follow Us

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist