• Tentang Kami
    • Pengurus
  • Kontak
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • KH Imaduddin al Bantani
    • Karomah
    • Kisah
  • Biografi
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
      • Download
  • Download
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • KH Imaduddin al Bantani
    • Karomah
    • Kisah
  • Biografi
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
      • Download
  • Download
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
No Result
View All Result
Home Santri Hikmah

Yang Dibanggakan itu Apa?

Admin by Admin
14 Juli 2024
in Hikmah, Opini
3 min read
0
0
SHARES
649
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter


Oleh: Hamdan Suhaemi

Baca Juga

Peran Penting Mukimad Dalam Sejarah Kebangkitan Bangsa Nusantara Abad 21

Semangat Menjaga Kerukunan: Kritik Sosiologis Atas Pernyataan Elia Myron Soal Nabi Akhir Zaman

Ayat-Ayat Al-Quran Mendasari Sila-Sila Pancasila

PBNU: Refleksi Kepemimpinan KH. Miftahul Akhyar dan Gus Yahya

Teringat nasihat ibu saya “sira aja bangga karena keturunan bagus lan aja wewarah ning setiap uwong, bisa mah tutupi ngko gah sing wewarah iku ilmu lan akhlak sira” (kamu jangan bangga karena keturunan bagus dan jangan kasih tahu ke orang-orang, kalau bisa tutupi, nanti juga yang kasih tahu itu ilmu dan akhlak). Nasihat yang saya terima jauh sebelum ibu wafat pada 2021 lalu.

Itu dasar saya bersikap ketika ada kelompok atau golongan merasa istimewa karena darahnya dari darah Rosulullah S.a w sehingga menganggap rendah orang lain yang keturunan orang biasa, bahkan ingin semua muslim harus patuh dan tunduk karena mereka merasa representasi dari eksistensi Rosul, dari itu dibuat cerita-cerita karomah yang isinya banyak halu, khurafat, bohong dan megalomania, yang sebenarnya untuk memperkuat eksistensi” kepalsuan” mereka.

Namun seiring zaman umat sudah kritis dan bersikap rasional dalam segala hal, cerita-cerita macam itu secara responsif dicibir dan dianggap mengada-ada. Umat tidak lagi melihat siapa yang menyampaikan, tetapi apa yang disampaikan itu keterima akal atau tidak. Sekalipun doktrinnya kuat dengan cerita-cerita halu di seputarnya suatu ketika akal pikirannya menolak. Sebab itu yang perlu disampaikan adalah ajaran yang dilandasi ilmu, sehingga ilmu akan memberi garis mana yang sahih mana yang bathil, mana yang maslahat mana pula yang mafsadat. Agama itu ilmu.

Santri-santri di Nusantara ini banyak mengkaji agama dengan pendekatan ilmu agama, seperti untuk paham hadits mereka belajar ulumul hadits, untuk paham ayat mana yang ijmal dan mana yang tafshil, mana ayat muhkamat dan mana pula ayat tentang al-wa’du dan al-Wa’id maka belajar ulumul Qur’an, dan untuk tahu maksud ayat tersebut maka belajar ilmu tafsir, dan untuk paham cara bacanya dan seninya maka belajar qiroatnya. Ilmu-ilmu Islam itu luas.

Prinsip santri bukan “‘isy Kariman aw mut syahidan” tetapi “hina saat mencari tapi mulia saat dicari”. Dari prinsip sudah beda jauh, kelompok habaib lebih kepada orientasi kemuliaan hidup dengan merasa eksistensi mereka sebagai cucu Nabi sedangkan para santri lebih kepada bagaimana paham akan ilmu agama untuk kesempurnaan dan kebenaran beragama, sangat jauh memikirkan siapa ” Aku ” nya. Karena itu kalangan santri tampak tawadhu, meskipun sebenarnya diantara mereka ada yang sambung dengan leluhurnya yakni Wali Songo. Kalangan santri sudah tinggalkan ta’ashhub.

Dalam Lisanul Arab bahwa ‘ashabiyah dan ta’ashshub itu sikap fanatik terhadap suatu golongan dengan mengajak orang lain agar membela golongannya dan bergabung bersamanya dalam rangka memusuhi lawannya baik dalam kondisi terzalimi atau menzalimi.

Beda sikap ini tampak sekali, yang satu membangga-banggakan sebagai keturunan mulia Rosulullah ( secara ilmiah terkonfirmasi palsu ) hingga nalarnya tidak lagi ilmiah, hingga berakhir pada kondisi defisit intelektual. Satunya lagi memilih mengkaji, mendalami ilmu-ilmu agama Islam dengan penguatan dari dalil-dalil Naqli maupun Aqli, keduanya sejalan dan tidak bertabrakan, sehingga nalarnya hidup, mana yang benar mana yang salah.

Bagi kalangan santri di seluruh Nusantara jelas yang dibanggakan itu paham ilmu agama, bukan keturunan, karena keturunan tidak bisa menolongnya jika ada salah dan keliru, yang bisa menolong itu ilmunya. Lihat akhlak santri jauh dari arogansi, jauh dari sombong, jauh dari ucapan halu dan khurafat, karena yang bimbing itu ilmu dan akal sehat. Sebab agama Islam itu sesuai akal pikiran manusia.

Kesimpulannya, tidak ada yang patut dibanggakan kecuali sikap dan nilai taqwa kita pada Allah S.w.t, untuk taqwa kita harus dengan amal soleh, dan sempurnanya amal soleh harus dengan ilmu agama.

Tegal Kuwista, 14 Juli 2024

Next Post

Tesis Ilmiah vs Arogansi Habaib

Paling Banyak Dilihat

Fiqih

Ibnu Hajar Al-Haitami: Keturunan Nabi Asli Mustahil Berzina, Sodomi Dan Kufur: Kuliah Gratis Untuk Kiai Makruf Khozin

by Admin
10 Juli 2025
0

Dalam diskursus nasab Ba’alwi pandangan-pandangan keagamaan dan fatwa Imam Ibnu Hajar al-Haitami (W.974 H.) kerap muncul ke dalam perbincangan di...

Read more
Load More
  • All
  • Berita
  • Opini
  • Pustaka
  • Santri
  • Ulama
  • Pesantren

Ibnu Hajar Al-Haitami: Keturunan Nabi Asli Mustahil Berzina, Sodomi Dan Kufur: Kuliah Gratis Untuk Kiai Makruf Khozin

Peran Penting Mukimad Dalam Sejarah Kebangkitan Bangsa Nusantara Abad 21

Riwayat Singkat KH. Markawi Sidayu, Muharrik NU Tiga Zaman

Semangat Menjaga Kerukunan: Kritik Sosiologis Atas Pernyataan Elia Myron Soal Nabi Akhir Zaman

Ayat-Ayat Al-Quran Mendasari Sila-Sila Pancasila

Pengurus JATMAN se-Banten Akan Dilantik Serentak

Load More

Baca Juga

Nasab Ba Alawi Tidak Masuk Akal

by Admin
8 April 2025
0

Menjawab Ludfi Rochman Tentang Terputusnya Nasab Habib

by Admin
3 April 2024
0

Seputar Penelitian Ilmiah KH. Imaduddin Utsman Tentang Nasab Habib (1)

by Admin
8 April 2025
0

  • Opini
  • Berita
  • Pustaka
  • Ulama
  • Santri
  • Pesantren
Follow Us

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • KH Imaduddin al Bantani
    • Karomah
    • Kisah
  • Biografi
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
      • Download
  • Download
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Depo 25 Bonus 25