Setelah mendengar penjelasan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), DR. Sugeng Sugiharto di Padasuka TV, penulis lebih faham tentang tes YDNA. Di bawah ini, akan penulis uraikan dengan bahasa yang sederhana tentang tes YDNA berdasarkan penjelasan DR Sugeng dan beberapa literature yang penulis baca. Di akhir penulis juga sedikit menjelaskan tentang hukum tes YDNA menurut pendapat penulis.
Apa yang dimaksud YDNA?
YDNA adalah DNA yang diturunkan dari ayah ke anak. YDNA memungkinkan kita bisa menelusuri garis leluhur kita ke atas sampai Nabi Adam.
Tes YDNA bisa mengungkapkan kakek bersama berdasar hasil tes DNA orang-orang yang mengaku keturunan garis laki seorang tokoh. Jika empat orang sepupu pertama di tes YDNA maka akan terbukti bahwa mereka mempunyai kakek bersama di dua generasi ke atas. Jika delapan orang sepupu kedua di tes YDNA, maka akan terbukti mereka akan mempunyai kakek bersama di tiga generasi mereka ke atas; jika 16 sepupu ketiga dites YDNA, maka akan terbukti mereka mempunyai kakek bersama di empat generasi mereka ke atas. Begitu seterusnya.
Para keturunan Nabi Muhammad SAW dari Sayidina Ali dan Siti Fatimah, hari ini banyak di antara mereka adalah generasi yang ke 40. Jika 100 orang yang sahih silsilah nasabnya di antara mereka melakukan tes YDNA, maka akan terbukti bahwa mereka mempunyai kakek bersama di 40 generasi mereka ke atas.
Bagi orang-orang yang mempunyai silsilah nasab garis laki lengkap 40 generasi ke atas, kode-kode yang keluar dalam hasil tes YDNA itu memungkinkan mereka untuk mengganti kode-kode itu dengan nama-nama yang tertera dalam silsilah nasab itu.
orang-orang yang hari ini mengaku keturunan garis laki dari Saidina Ali, harus mempunyai kakek bersama kira-kira di masa hidup Saidina Ali. Saidina Ali wafat tahun 40 Hijriah, berarti, orang-orang yang hari ini mengaku keturunannya harus mempunyai kakek bersama sekitar 1.405 tahun yang lalu. jika diantara mereka ada yang lebih dari itu baru mempunyai kakek bersama, maka salah satu diantara mereka buka keturunan Saidina Ali.
Nabi Muhammad SAW dan Sayidina Ali adalah keturunan Nabi Ibrahim AS dari Nabi Ismail. Sedangkan para Yahudi Kohanim (keturunan Nabi Harun) adalah keturunan Nabi Ibrahim dari Nabi Ishak AS. Nabi Ismail dan Nabi Ishak adalah saudara seayah. Keduanya adalah anak dari nabi Ibrahim AS. Di dunia ini, jalur keturunan “syaraf” (bangsawan) Nabi Ishak yang konsisten menjaga silsilah garis laki mereka adalah para imam Yahudi Kohanim. Sedangkan jalur Nabi Ismail yang konsisten menjaga silsilah garis laki mereka adalah para syarif keturunan nabi Muhammad SAW. maka, untuk memperkirakan YDNA Nabi Ibrahim adalah dengan membandingkan hasil tes YDNA para Kohanim dengan para Syarif.
Nabi Ibrahim AS, menurut Iqbal Harahap dalam bukunya “Ibrahim AS: Bapak Semua Agama” menjelaskan, bahwa Nabi Ibrahim AS lahir di kota Ur tahun 1978 SM. Para orang yang mengaku keturunan Nabi Ibrahim AS hari ini harus mempunyai kakek bersama sekitar 4.002 tahun yang lalu.
Setelah para Kohanim ini tes YDNA, dapat diketahui bahwa lebih dari separuh para Kohanim ini berhaplogroup J1. Begitu juga para keturunan Nabi Muhammad SAW yang telah melakukan tes YDNA, sebagian besar mereka mempunyai haplogroup J1.
Para keturunan Nabi Muhammad SAW yang berhaplogroup J1 itu, dibuktikan dengan jalur silsilah nasab mereka yang terverivikasi dalam kitab-kitab nasab terdahulu. Sedangkan, hasil selain J1 tidak terverivikasi kitab-kitab nasab terdahulu.
Haplogroup J1 mempunyai kakek bersama pada 15.224 tahun lalu (jones dkk, 2015). Dari sini sahih bahwa antara keturunan Nabi Ismail dan Nabi Ishak mempunyai kakek bersama, karena kakek bersama mereka adalah Nabi Ibrahim yang hidup sekitar 4002 tahun yang lalu. Masih di bawah 15.224 tahun yang lalu. jika salah satunya di atas 15.224 tahun yang lalu, maka salah satunya adalah bukan keturunan Nabi Ibrahim. Dari situ diketahui bahwa haplogroup Nabi Ibrahim adalah J1.
Peneliti Brin DR. Sugeng Sugiharto, sudah menghitung presisi dan dapat menelusiri kode genetic Nabi Ibrahim sampai hanya tersisa dua kandidat kode anak dan ayah, yaitu J-Z2329 yang mempunyai anak J-FGC8712. Dua kode anak dan ayah itu salah satunya adalah kode Nabi Ibrahim. Jadi jika kode Nabi Ibrahim itu adalah J-Z2329 maka kode J-FGC8712 itu adalah kode salah satu anaknya. Dan jika kode genetic Nabi Ibrahim adalah J-FGC8712, maka kode J-Z2329 adalah kode ayah Nabi Ibrahim, Azar (Torah). Mungkin, penelitian kode Nabi Ibrahim sampai spresisi itu, baru terungkap oleh peneliti Indonesia, DR. Sugeng Sugiharto.
Setelah diketahui Haplogroup Nabi Ibrahim adalah J1 dengan penanda indivudu J-Z2329 atau J-FGC8712 , maka dari situ diketahui pula bahwa Nabi Harun dan Nabi Muhammad SAW dan Sayidina Ali juga berhaplogroup J1 dengan tambahan penanda yang sama. Orang-orang yang mengaku keturunan Nabi Harun dan Nabi Muhammad SAW berdasarkan silsilah nasab mereka, tetapi hasil tes DNA-nya selain J1 dengan tambahan kedua penanda tersebut kemudian dieliminir.
Menurut halaman FamilitreeDNA, dari J1 dengan kedua penanda itu, keturunan suku Quraisy mempunyai penanda genetik Individu L859+. Jadi dia yang hasil tes YDNA-nya J-Z2329 atau J-FGC8712 ditambah penanda L859+, dia termasuk suku Quraisy. Yang tidak mempunyai penanda tersebut dia dieliminir dari suku Quraisy.
Setelah diketahui dia termasuk bagian suku Quraisy, untuk mengetahui apakah dia termasuk Bani Hasyim, maka dia harus mempunyai kode genetic Individu Hasyim yaitu FGC8703+. Dia yang tidak mempunyai kode genetic FGC8703+, walaupun dia termasuk suku Quraisy, ia tidak termasuk ke dalam cluster Bani Hasyim.
Bani Hasyim adalah mereka yang mempunyai leluhur anak-anak Hasyim bin Abdumanaf. Anak-anak laki-laki dari Hasyim bin Abdumanaf adalah Abdul Mutalib dan Asad. Keturunan Abdul Mutalib dan Asad harus mempunyai penanda genetic J1L859 dan FGC8703+. Yang tidak mempunyai kode tersebut dieliminir.
Setelah kode genetic Bani Hasyim diketahui, maka baru dilihat apakah ia mempunyai kode genetic dari Sayyidina Ali. Menurut FamilitreeDNA, kode genetic individu Sayidina Ali adalah FGC10500+. Sayidina Ali mempunyai 18 anak yaitu: Hasan , Husain asy-Syahid, Muhammad bin al-Hanafiyah, Abbas al-Akbar (dijuluki Abu Qirbah), Abdullah al-Akbar, Ja’far al-Akbar, Utsman al-Akbar, Muhammad al-Ashghar, Abdullah al-Ashghar, Ubaidillah (yang dijuluki Abu Ali), Aun, Yahya, Muhammad al-Ausath, Utsman al-Ashghar, Abbas al-Ashghar, Ja’far al-Ashghar, Umar al-Ashghar, Umar al-Akbar.
Semua mereka yang mengaku sebagai keturunan dari 18 anak Sayidina Ali, harus mempunyai kode genetic Saidina Ali, FGC10500. Yang tidak mempunyai kode genetic tersebut, walau mempunyai silsilah, harus dieliminir.
Dari 18 anak laki-laki Sayidina Ali tersebut, dua orang yaitu Hasan dan Husain beribu Sayidatuna Fatimah binti Sayidina wa Maulana wa Nabiyyuna Muhammad SAW yaitu Hasan dan Husain. Keturunan Sayyidina Hasan dapat dikenali melalui ciri genetik DYS513=12, sedangkan Sayyidina Husain dengan Kode YDNA FGC30416. Mereka yang mengaku keturunan Saidina Hasan dan Saidina Husen, walaupun ia mempunyai ciri genetic Sayidina Ali, jika tidak mempunyai ciri genetik Saidina Hasan dan Saidina Husen, ia tidak termasuk keturunan Nabi Muhammad SAW.
Kenapa Ba’alwi mustahil sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW menurut tes YDNA?
Ba’alwi mustahil sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW, Karena dari mereka yang sudah tes YDNA hasilnya mereka mayoritas berhaplogroup G. maka ditetapkanlah haplogroupnya adalah G. Orang berhaplogroup G, jika disandingkan dengan orang yang haplogroup J1, maka mereka baru mempunyai kakek bersama yaitu GHIJK-F1329 yang berumur antara 9000 sampai 25 tahun yang lalu. Jadi mustahil pada 1.400 tahun yang lalu (masa Hasan dan Husain) antara G dan J1 bersaudara sepupu. Dari situ, mustahil pula mereka mempunyai kode penanda Ibrahim, kode penanda Quraisyi, kode penanda keturunan Ali dan kode penanda keturunan Hasan dan Husain.
Kata Rumail Abas: ada tiga orang Ba’alwi yang berhaplo J1, bagaimana penjelasannya?
Ada tiga orang yang mengaku Ba’alwi berhaplogroup J1, sementara mayoritas dari ratusan Ba’alwi yang telah tes DNA hasilnya G, Itu menandakan bahwa ketiga orang itu sebenarnya bukanlah Ba’alwi tetapi orang yang di-Ba’alwikan, sebagaimana hari ini para walisongo itu di-Ba’alwikan. Jika hari ini keturunan Walisongo ada yang sudah tes YDNA dan hasilnya berhaplogroup G sama dengan Ba’alwi, maka baru bisa dikatakan Walsiongo adalah Ba’alwi. Tetapi jika hasil tes YDNA Walisongo bukan berhaplogroup G, maka jelas Walisongo itu bukan Ba’alwi.
Kata Hanif Alatas melakukan tes YDNA hukumnya haram, bagaimana sebenarnya?
Yang mengharamkan tes YDNA itu kemungkinan mereka yang hasil tes DNA nya negatif. Bagi mereka yang mengaku keturunan Nabi Muhammad SAW, lalu banyak orang yang tidak mempercayainya karena silsilah nasabnya tertolak kitab-kitab nasab primer dan sekunder, maka jika ia ingin tetap diakui sebagai keturunan Nabi, maka ia wajib membuktikannya dengan melakukan tes YDNA. Sebagaimana dulu ketika Usamah (cucu angkat Nabi) dituduh bukan anak Zaid (anak angkat Nabi), maka Nabi berbahagia ketika ahli qiyafah (ahli genetic dengan melihat kemiripan tubuh) menyatakan bahwa Usamah adalah anak Zaid.
Jika nasab Ba’alwi tertolak kitab nasab abad 4-9 Hijriah, lalu tes YDNAnya G, lalu berdasar apa mereka masih mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW?
Penulis: Imaduddin Utsman Al-Bantani