Penulis: Kgm. Rifky Zulkarnaen
Penulis memperoleh informasi bahwa Dr. Sugeng Sugiharto di-demosi (penurunan jabatan dan tunjangan kinerja) oleh kantor tempat beliau bekerja yaitu BRIN, Badan Riset Inovasi Nasional[1]. Saya tidak tahu pasti alasan yang sebenarnya apa mengapa beliau didemosi. Tetapi mungkin saja, kemungkinan besarnya, adalah karena beliau membicarakan nasab habib dan membuktikan DNA habib bukanlah dzurriyah Nabi Muhammad Saw.
Jika demikian alasannya, kita sangat menyayangkan sekali keputusan demosi tersebut karena pembahasan DNA Klan Habib Baalwi oleh Dr. Sugeng Sugiharto yang berkesimpulan ‘mustahil Klan Habib Baalwi dzurriyah Nabi, orang Arab saja bukan apalagi dzurriyah Nabi’ merupakan kajian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Keputusan demosi oleh BRIN kepada Dr. Sugeng Sugiharto menggores luka di hati kami atau publik secara umum. Bagaimana bisa pembahasan ilmiah diganjar hukuman demosi? Itu sungguh keputusan yang mencederai akal sehat dan dialektika ilmiah. Idealnya, jika jujur, semestinya BRIN memberi penghargaan kepada Dr. Sugeng Sugiharto atas penemuannya itu. Bukan kah itu fungsi riset dan inovasi? Menemukan sesuatu yang baru yang berguna bagi bangsa dan negara.
Dengan keputusan BRIN yang men-demosi Dr. Sugeng Sugiharto kita membaca bahwa BRIN berpihak, membela dan melindungi Klan Habib Baalwi, bukan berdiri objektif demi tegaknya kebenaran ilmu pengetahuan itu sendiri. Hal ini kontras berbeda dengan sikap Universitas Airlangga terhadap Prof. Dr. Menachem Ali dan sikap UIN Walisongo Semarang terhadap KH. Dr. Tamam Munji; kedua universitas tersebut tidak memberi hukuman apa pun, malah dengan sangat baik melindungi kemerdekaan berpikir, mengkaji dan berpendapat. Karena itu, sangat besar kemungkinannya, Kepala BRIN adalah budaknya Klan Habib Baalwi dan atau BRIN adalah sarang Habib Baalwi dan atau BRIN adalah sarang mukibin, budak-budak Klan habib Baalwi.
Dari situ kita semakin dapat memahami betapa berbahayanya Klan Habib Baalwi dan para budaknya jika menduduki jabatan pemerintahan tertentu karena mereka tidak segan-segan menggunakan otoritasnya untuk menghukum pihak lain yang tidak sesuai dengan seleranya. Kita akan dihukum agar bungkam dalam menyuarakan kebenaran atau pendapat yang berbeda atau ijtihad dalam dialektika ilmu pengetahuan.
Selain peristiwa demosi Dr. Sugeng Sugiharto oleh BRIN, peristiwa yang sama telah kita saksikan pada bagaimana dibatalkannya Seminar Ilmiah Internasional UIN Walisongo Semarang oleh Mabes Polri atau setidak-tidaknya oleh oknum-oknum Mabes Polri[2]. Alasan adanya potensi benturan fisik adalah alasan yang sangat aneh dan mengada-ada. Sebab, faktanya, ceramah-ceramah dari Klan Habib Baalwi yang provokatif, agitatif, menghina dan memecah belah bangsa yang mengarah pada timbulnya perang saudara, justru dibiarkan begitu saja, diberi izin, dan pengamanan. Sementara acara-acara ilmiah yang sesuai dengan nation interest malah justru dihalang-halangi bahkan dibubarkan. Sebelum dibatalkan oleh Mabes Polri, panitia dan atau Kyai Imad memperoleh pesan untuk tidak membahas nasab di seminar tersebut[3]. Nampak ketakutan sekali nasabnya dibahas di hadapan publik luas. Yang faktual, kita juga menyaksikan bagaimana KH. Marzuki Mustamar yang akhir-akhir ini juga mulai bersuara terkait nasab Klan Habib Baalwi, juga hendak dibungkam di Surabaya[4]. Deretan upaya-upaya pembungkaman sebelum peristiwa-peristiwa tersebut di atas telah banyak kita saksikan sebelumnya.
Pertanyaannya: Jika yang disimpan adalah permata, mengapa sedemikian takut tirai dibuka sehingga semua orang dapat menyaksikan keindahannya dan mengagumi Sang Pemilik permata? Mengapa takut jika yang dimiliki adalah permata? Kalau yang Klan Habib Baalwi miliki adalah permata, maka buka saja ke hadapan publik karena akan membuat publik terkagum-kagum kepada Klan Habib Baalwi. Kekaguman, ketundukan, keunggulan ras, bukan kah itu yang selama ini dicari-cari dan mati-matian dibangun oleh Klan Habib Baalwi? Dan itu bisa dicapai dengan membuka tirai yang menyimpan permata. Lalu mengapa tirai itu sekuat tenaga hendak ditutup, jangan dibuka! Tentu saja jawabannya mudah sekali. Di balik tirai, bukan permata yang dimiliki Klan Habib Baalwi melainkan bangkai beraroma busuk yang menyengat tajam yang akan membuat publik bergidik ngeri dan pergi menjauh dari Klan Habib Baalwi.
[1] https://www.youtube.com/live/yUelFK8hcn8?si=xT9pyma_3FC8wmJQ&t=2168
[2] https://youtu.be/OzrB_pBZWxo?si=qTepQyrx97DfDNc-
[3] https://www.youtube.com/live/JnMxDnWCY6E?si=Qjg2Mni4tNXWqIZ- ; https://youtu.be/1Q63myZrpYs?si=rIsRYwkckRxxll_G
[4] https://www.youtube.com/live/KBeKQVhI2f4?si=npm_URenqvYS6gqv&t=427