• Tentang Kami
    • Pengurus
  • Kontak
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
No Result
View All Result
Home Opini

Ingat Imlek Dan Ingat Gus Dur

Gus Dur berada di garda terdepan membela kaum minoritas yang tertindas. dari pembelaannya terhadap demokrasi tak heran ketika beliau terpilih sebagai presiden RI ke-4 beliau mencabut kepres-kepres yang bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan berbau diskriminatif. Dari kepres tersebut, Gus Dur mencabut kepres larangan perayaan imlek dan segala atribut yang menyertai simbol Tionghoa.

Admin by Admin
1 Februari 2022
in Opini
2 min read
0
0
SHARES
49
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Warisan agung bumi pertiwi nusantara tidak hanya alam nan indah serta subur makmur tananya, namun lahirnya manusia-manusia bijak bestari sejak dahulu kala. Dari sekian banyak itu sebut saja Empu Tantular penggagas kebhinnekaan.

Konsep kebhinekaan telah dikenal jauh ratusan tahun, sebelum orang Amerika mengenal konsep pluralis ala Jhon Hick yang oleh kelompok Islamis dianggap “nabi” kaum pluralis.

Baca Juga

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

Ketua Komisi Fatwa MUI Banten Himbau Instansi Pemerintah Adakan Acara Di Hotel Dengan Resto Yang Bersertifikat Halal

Meditasi Mina Muzdalifah: Aku Lempar Batu Batu Itu

Dari generasi Empu Tantular lompat ratusan tahun berikutnya bumi pertiwi melahirkan manusia sang pendobrak sesuai nama kecilnya yaitu “adhakhil” yang kelak setelah dewasa populer sebagai Gus Dur melebihi kepopulerannya sebagai Presiden RI ke-4.

Gus Dur merupakan penomena seumpama keajaiban alam. Ini diluar nalar akal sehat karena saat beliau wafat semua tokoh agama yang ada di nusantara ikut mendoakan tanpa ada yang mengkomandoi semua berjalan alami penuh ketulusan. Bahkan hingga kini diarea pusaranya dilantunkan doa-doa ketulusan oleh ragam ideologi keyakinan yang menziarahinya.

Gus Dur yang dianggap khowariqul adat atau ‘wali’ dalam tradisi sufism memiliki magnet tersendiri dari kalangan ulama hingga rakyat jelata. Oleh cendekiawan lokal hingga mancanegara.

Gus Dur yang memiliki trah darah biru tokoh pergerakan nasional sekaligus cucu ulama besar pendiri Nadlatul Ulama. Memiliki keunikan tersendiri, umumnya sepulang dari Timur Tengah tampil kemuka sebagai Kiai yang mengajar disiplin keilmuan agama.

Namun tidak demikian dengan Gus Dur. Gus Dur malah mengkampanyekan demokrasi ke publik nusantara dengan wadah “Prodem” bersama Marsilam Simanjuntak. Bagi Gus Dur hanya dengan demokrasilah nilai-nilai luhur agama bisa diejawantahkan alias membumi di bumi nusantara.

Dari kegigihan memperjuangkan demokrasi ini Gus Dur berada di garda terdepan membela kaum minoritas yang tertindas. dari pembelaannya terhadap demokrasi tak heran ketika beliau terpilih sebagai presiden RI ke-4 beliau mencabut kepres-kepres yang bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan berbau diskriminatif. Dari kepres tersebut, Gus Dur mencabut kepres larangan perayaan imlek dan segala atribut yang menyertai simbol Tionghoa. Imbas pencabutan kepres larangan imlek tersebut, warga Tionghoa bisa merayakan imlek dengan leluasa.

Aa Bass
Koordinator Kajian tradisi dan pendidikan PW RMI Banten.

Editor: Kang Diens

Next Post

Harapan Baru Menuju Abad Kedua NU

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paling Banyak Dilihat

Opini

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

by Admin
29 Desember 2022
0

Dari 1723 berkas/bundel arsip Directie der Cultures ini ternyata baru 3 (tiga) berkas yang sudah jelas berkenaan dengan Banten yaitu:...

Read more
Load More
  • All
  • Berita
  • Opini
  • Pustaka
  • Santri
  • Ulama
  • Pesantren

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Mengkaji Kitab Lawaqihu al-Anwari al-Qudsiyati

PWNU Banten, KH Bunyamin: Kami Siap Sukseskan Porseni NU 2023 Di Kota Solo

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

RMI PCNU Kab. Serang Peringati Hari Santri Nasional 2022 Dengan Bedah Kitab Dan Ijazah Sanad 19 Kitab

HSN 2022 RMI Kab. Serang Selenggarakan Bedah Kitab Dan Ijazah Kitab Kuning

Load More

Baca Juga

MUI Banten Keluarkan Fatwa Haram Membaca Al-Quran Di Atas Trotoar

by Admin
22 April 2022
0

45 Ulama Nusantara Penulis Kitab Kuning Berbahasa Arab Sepanjang Masa

by Admin
27 Februari 2022
2

Sebut Ma’had Al Abqory Terkait HTI, RMI Rekomendasikan Hapus Dari Program PUPR, Kecuali…

by Admin
19 Juli 2021
0

  • Opini
  • Berita
  • Pustaka
  • Ulama
  • Santri
  • Pesantren
Follow Us

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist