Sekretaris Rabithah Ma’ahid Islamiyyah (RMI) PWNU Provinsi Banten Didin Syahbudin alias Kang Dins menyampaikan terkait konflik negara Palestina dengan Israel, bahwa organisasi NU, dalam hal ini di Lembaga RMI PWNU Banten, selalu berada di pihak rakyat Palestina.
Kami mengimbau kepada seluruh Pengurus Lembaga RMI PWNU Provinsi Banten khususnya, pesantren dan seluruh santri untuk terus memberikan dukungan dan mendo’akan perjuangan Rakyat Palestina, serta mengecam kekejaman Israel yang terus melakukan kejahatan kemanusiaan kepada orang dewasa, anak-anak hingga bayi yang tidak tahu apa-apa. Hampir setiap hari kita disajikan beritanya yang sungguh memilukan baik di media TV juga di media sosial seperti grup wa. Hal tersebut disampaikan Kang Dins saat berbicara via telpon kepada RMI NU Banten online, Sabtu (04/11).
Jadi terkait hal ini, kami sangat mendukung sikap tegas Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang disampaikan saat berbicara jarak jauh dengan Penasihat Presiden Palestina, Mahmoud Al Habbash, Minggu (27/3), terkait konflik di negara tersebut, bahwa NU akan selalu mencari cara membantu rakyat Palestina mendapat masa depan yang lebih baik. Ujar Kang Dins.
Saya ingin mengingatkan kembali beberapa hal penting yang disampaikan Beliau pada waktu tersebut, yakni terkait dimensi politik dan dimensi agama.
“NU tidak pernah berhenti, selalu berada di pihak rakyat Palestina dan selalu berupaya mencari jalan untuk bisa sungguh-sungguh secara nyata membantu rakyat Palestina untuk memperoleh masa depan yang lebih baik,” ujar Gus Yahya dalam sambutannya.
Gus Yahya juga menjelaskan bahwa PBNU sejak awal terus mengikuti perkembangan konflik antara Palestina dan Israel. NU sebagai organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, beliau menyampaikan memahami konflik di Palestina merupakan masalah yang kompleks.
Sebagaimana kita tahu bahwa masalah antar dua negara ini sudah berlangsung lama, berbagai masalah tumpang tindih di dalamnya, seperti agama, politik maupun masalah lainnya. Oleh karenanya, juga disampaikan oleh Gus Yahya, perlu strategi yang cepat dan tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Kepedulian NU kepada Palestina tidak hanya ingin ditunjukkan dalam bentuk simpati jarak jauh atau mengirim bantuan, tetapi juga ingin bertindak langsung mengatasi dinamika di negara tersebut, disampaikan Gus Yahya kepada Mahmoud Al Habbash.
Namun demikian, hal tersebut tak bisa sepenuhnya dilakukan karena NU memiliki batas kewenangan sebagai sebuah organisasi. Karenanya, ia harus memilih dimensi yang tepat untuk membantu rakyat Palestina. Beliau juga menyampaikan bahwa NU memilih dimensi agama.
Sementara, terkait dimensi politik Gus Yahya menyampaikan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia.
“Tapi kami harus memilih dimensi apa dari masalah ini yang harus dimasuki oleh NU. Karena, bagaimana saya singgung tadi, ada masalah politik, ada masalah agama, untuk masalah ini NU memilih untuk mulai dari domain keagamaan,” tegasnya.
“Maka kami memilih dimensi keagamaan dan menyerahkan upaya-upaya pada dimensi politik kepada pemerintah, negara, supaya kami tidak melanggar batas-batas wewenang kami terkait pemerintah Indonesia,” tambah Gus Yahya.
Oleh: Didin Syahbudin
RESIKO PERNIKAHAN SEDARAH DARI KLAN HABIB BA’ALWI DITINJAU DARI SISI GENETIKA
"Saya seorang Muslim dan agama saya membuat saya menentang segala bentuk rasisme. Itu membuat saya tidak menilai pria mana pun...
Read more