Setelah terbukti bukan cucu Nabi Muhammad SAW, Klan Ba’alwi berusaha sekuat tenaga mengembalikan kepercayaan masyarakat bahwa mereka adalah cucu Nabi. Segala daya upaya dilakukan: berlindung di bawah kemulian kiai-kiai Nusantara, mendatangai MUI, bersilaturahmi kepada keturunan-keturunan walisongo dan sultan, bersolawatan bersama pejabat daerah, serta pendekatan-pendekatan lainnya. Kini terbuktilah kemulyaan dan kesaktian para ulama-ulama dan tokoh-tokoh Nusantara di atas klan Ba’alwi.
Setelah Taufik Segaf beberapa kali menghindar berdiskusi dengan penulis, kini ada kabar di media sosial Bahar Sumet tengah menyiapkan sebuah kitab berbahasa Arab untuk menjawab tesis penulis. Dalam akun Youtubnya 27 Mei 2024 Bahar menulis “Insya Allah sebentar lagi keluar: Dorbatul Matin fi Ibtolirrisalah Imaduddin: Pukulan yang keras untuk membatalkan tesis Imaduddin.” Wow, mantap sekali menulis kitab berbahasa Arab.
Tulisan seseorang mencerminkan kedalaman metodologi berfikir seseorang. Kecerdasan fikiran dan kedalamannya akan suatu masalah akan dapat diukur dari cara ia menyusun silogisme dalam tulisannya dan dari susunan dan pemilihan kata yang tepat. Dalam tulisan berbahasa Arab, sebelum metodologi berfikir dan dalamanya pemahaman seorang penulis, yang terlebih dahulu akan diperhatikan pembaca adalah: bagaimana ia menyusun kalimat itu? Apakah susunannya sesuai dengan ilmu nahwu dan shorof dan dapat difahami pembaca? Baru setelah itu akan diperhatikan bagaimana ia menyusun silogisme, hujjah serta dalil dalam tulisannya.
Taufik Segaf sudah beberapa kali menghindar berdebat dengan penulis. Di Banten ia tidak mau datang; di Pasuruan difasilitasi oleh Kiai Ali Badri ia tidak bersedia; dikirimkan 12 pertanyaan ia tidak mampu menjawab. Sekarang ada Bahar Sumet yang bersedia untuk membela nasabnya. Ini suatu kemajuan. Kita tunggu saja kitabnya itu diterbitkan. Lalu kita uji dihadapan khalayak ramai apakah Bahar Sumet mampu menjawab tesis penulis.
Hasil tes DNA terbukti Ba’alwi bukan keturunan Arab. Mufti Yaman sudah berfatwa pula bahwa Ba’alwi bukan keturunan Nabi. Tesis penulis mengungkap nasab Ba’alwi dibangun di atas berbagai skandal ilmiyah dan pemalsuan sumber. Dan setiap hari umat Islam semakin banyak yang telah tersadar bahwa Ba’alwi bukan keturunan Nabi.
Bagi ulama, wajib hukumnya membela nasab Nabi Muhammad SAW dari para pencangkok nasab yang tidak bertanggung jawab. Dan bagi pembela pencangkok nasab bersiaplah kelak akan malu ketika berhadapan dengan Baginda Nabi Muhammad SAW.
Penulis: Imaduddin Utsman Al Bantani