• Tentang Kami
    • Pengurus
  • Kontak
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
No Result
View All Result
Home Opini

NU Tampil Beda

Ada yang menarik perhatian pada struktur kepengurusan PBNU untuk priode sekarang ini, yaitu masuknya Habaib dalam jajaran pengurus PBNU, dan tak kalah mengejutkan para Ibu Nyai menjadi pengurus PBNU. Seumur-umur saya baru ini lihat ada pengurus PBNU jenis kelamin perempuan. Sejak masih bocah, hingga sekarang tidak ada perempuan jadi pengurus PBNU.

Admin by Admin
13 Januari 2022
in Opini
3 min read
0
0
SHARES
50
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kini, hasil muktamar NU di Lampung telah diumumkan kepengurusannya, bertempat di gedung PBNU Jalan Keramat Raya, bilangan Salemba Jakarta Pusat. 12 Januari 2022 jadi titik awal sejarah, NU dibawah duet kepemimpinan KH. Miftahul Akhyar dan KH. Yahya Cholil Staquf untuk masa hidmat 2022-2027.

Baca Juga

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

Ketua Komisi Fatwa MUI Banten Himbau Instansi Pemerintah Adakan Acara Di Hotel Dengan Resto Yang Bersertifikat Halal

Meditasi Mina Muzdalifah: Aku Lempar Batu Batu Itu

Ada yang menarik perhatian pada struktur kepengurusan PBNU untuk priode sekarang ini, yaitu masuknya Habaib dalam jajaran pengurus PBNU, dan tak kalah mengejutkan para Ibu Nyai menjadi pengurus PBNU. Seumur-umur saya baru ini lihat ada pengurus PBNU jenis kelamin perempuan. Sejak masih bocah, hingga sekarang tidak ada perempuan jadi pengurus PBNU. Sebab untuk ibu-ibu, emak-emak, nyai-nyai sudah ada wadah organisasinya yaitu Muslimat NU. Intinya hal ini jadi pemicu nalar saya untuk menarasikan lewat tulisan, murni didasari keterkejutan, meski ini tidak tengah mewakili siapa-siapa. Jelas ini sisi pribadi yang lihatnya kaget, campur penasaran, ada pertimbangan apa ibu nyai jadi pengurus PBNU ?.

Mari kita lihat dinamika ke-Indonesia-an kita, lihat pula perkembangan dunia, yang tengah memasuki era 5.0, juga tengah memasuki tatanan dunia baru yaitu metaverse, manusia dunia sudah harus terbiasa dalam hidup yang serba virtual, apapun selalu berdasarkan digital, ketergantungan hidup juga pada aplikasi yang online, semua serba online, tambah suatu saat crypto currency akan jadi alat tukar perdagangan, bisnis ke bisnis, bisa jadi payment sehari-harinya masyarakat milenial.

Boleh lihat, isu-isu kesetaraan gender, ideologi transnasional, isu HAM dan perang geo-politik, ini yang perlu kita telaah, sebab ini akan terjadi dan kita alami, suka atau tidak. Dunia selalu menuntut akan perubahan, dan sudah menjadi sunnatullah tentunya.

Tentu, NU harus bisa menyikapi soal-soal di atas meskipun tetap istiqomah dalam tradisionaliame beragama. Karakteristik rerata orang NU pembawaan tenang, suka guyon, santai, dan guyub. Keunikan dalam NU sekaligus itulah kekuatan NU, kontroversialnya NU adalah daya tariknya. Yang menjaga NU berlapis-lapis, ada para wali, rijalullah, ulama sufi (khos), kiai-kiai pesantren. Ini informasi yang sering saya dengar, tapi sulit bermuwajahah dan tak kan mampu melihat mereka. Pada intinya NU dijaga lahir batin, dan selalu didoakan oleh hamba-hamba yang soleh.

Terkait perempuan menjadi pengurus PBNU, secara sederhana bisa diasumsikan sebagai sikap egaliteriannya Gus Yahya, sang Ketum PBNU. Bahkan detil memahami soal kesetaraan gender, memikirkan soal-soal problematika perempuan, ibu-ibu rumah tangga yang ada di seluruh plosok negeri. Dengan adanya para Ibu Nyai, para Ning itu dimaksud NU akan bisa dan terbiasa menjawab soal-soal tesebut.

Dalam kepengurusan PBNU terdapat para Habib, yang sedari dulu memang porsinya tidak sebanyak sekarang. Cukup senang lihat komposisi tesebut. Karena memang Habaib pun sangat berjasa dalam laju perkembangan dan pertumbuhan NU dari masa ke masa. Penghargaan atas mereka tentu tidak melihat performanya sebagai dzurriyatnya Rasulullah SAW semata melainkan lebih karena melihat tauladan dan dedikasinya pada umat Islam, terkhusus warga NU.

Dua hal yang jadi ketertarikan saya menulis kali ini adalah tampilnya ibu-ibu Nyai jadi pengurus PBNU, sangat baru dan fenomenalogis. Hingga kita nanti melihat kiprah Ibu Nyai dalam perjalanan NU untuk 5 tahun ke depan.

Dalam diskusi bertajuk Menjelang Satu Abad: Quo Vadis NU di Unhasy Tebuireng, beberapa tahun lalu, peneliti dari Utrecht university Belanda, yakni Martin Van Bruinessen, ia menjelaskan pemimpin karismatik itu bukan pemimpin yang semata-mata pintar atau intelektual, tetapi yang mengutamakan pemberdayaan “akar rumput” dan tidak mementingkan elite. Keberpihakan kepada masyarakat kecil itu bukan hanya pemberdayaan secara langsung, namun juga bisa menolak kebijakan liberalisasi ekonomi atau sumber daya alam.

Berbeda dengan pemahaman Mitsuo Nakamura ( peneliti dari Jepang ) atas NU, seorang dari Jepang ini berpendapat bahwa Tradisionalisme itu bukan berarti NU itu kolot, tertinggal, dan semacamnya, namun kalau NU meninggalkan tradisionalisme itu justru bukan NU lagi. Yang penting, tradisi itu tetap dipertahankan dengan menggali khazanah yang non-tradisi.

Amatan-amatan ini, saya kira NU menjelang satu abad, dan akan memasuki abad kedua. Ini artinya tengah memasuki milenium ketiga, sudah harus dinahkodai oleh kiai yang sekaligus paham akan perkembangan dunia internasional, isu-isu global, dan human right. Sungguh Gusti Allah telah meridloi sang Ketum yang kebetulan paham akan dunia internasional, yaitu Gus Yahya. Figur ulama yang lengkap, beliau santri kelana, mahasiswa fisipol UGM, putera ulama besar NU, itu berarti darah biru NU sebab beliau itu cucu KH. Bisri Mustofa, seorang ulama yang ahli tafsir. Relasinya atas tokoh dan kelompok-kelompok pro demokrasi, pro perdamaian adalah sisi lain yang terlihat di diri KH. Yahya Cholil Staquf, yang kini terpilih menjadi Ketua Umum PBNU priode 2022-2027. Selamat berhidmat, Kiaiku.

Serang, 12/1/22

Penulis: Kiai Hamdan Suhaemi
Editor: Kang Diens

Next Post

Artis Hijrah dan Keliru Jalan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paling Banyak Dilihat

Opini

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

by Admin
29 Desember 2022
0

Dari 1723 berkas/bundel arsip Directie der Cultures ini ternyata baru 3 (tiga) berkas yang sudah jelas berkenaan dengan Banten yaitu:...

Read more
Load More
  • All
  • Berita
  • Opini
  • Pustaka
  • Santri
  • Ulama
  • Pesantren

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Mengkaji Kitab Lawaqihu al-Anwari al-Qudsiyati

PWNU Banten, KH Bunyamin: Kami Siap Sukseskan Porseni NU 2023 Di Kota Solo

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

RMI PCNU Kab. Serang Peringati Hari Santri Nasional 2022 Dengan Bedah Kitab Dan Ijazah Sanad 19 Kitab

HSN 2022 RMI Kab. Serang Selenggarakan Bedah Kitab Dan Ijazah Kitab Kuning

Load More

Baca Juga

MUI Banten Keluarkan Fatwa Haram Membaca Al-Quran Di Atas Trotoar

by Admin
22 April 2022
0

45 Ulama Nusantara Penulis Kitab Kuning Berbahasa Arab Sepanjang Masa

by Admin
27 Februari 2022
2

Sebut Ma’had Al Abqory Terkait HTI, RMI Rekomendasikan Hapus Dari Program PUPR, Kecuali…

by Admin
19 Juli 2021
0

  • Opini
  • Berita
  • Pustaka
  • Ulama
  • Santri
  • Pesantren
Follow Us

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist