Kecintaan KH. Imaduddin Utsman terhadap khazanah ilmu ilmu Agama Islam sangat luar biasa. Beliau yang diberi amanat sebagai Ketua RMI PWNU Banten, Ketua Komisi Fatwa MUI Provinsi Banten merangkap pengurus LBM PBNU, dan Pengasuh Ponpes Nahdlatul Ulum yang santrinya Seribu lebih dan banyak yang mengukir prestasi sebagai juara-juara baca kitab Kuning pada MTQ tingkat kabupaten/kota bahkan Provinsi Banten.
Bukti kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan agama Islam diwujudkan dalam karya karya kitabnya dengan redaksi bahasa Arab yang gramatikanya indah dan mudah dipahami.
Berikut diantara Karya karya Beliau:
- Nailul kamil fi sarhi matni al awamil
- Al burhan ila tajwidil qur’an
- Attaaruff fi muqaddimat suluki al tasawuf
- Al anwarul al bantaniyah fi ikhtilafi ulama al bashroh walkuffah wal jawahiri al nawiyah
- Al jalaliyah fi al qowa’idi al fiqhiyah
- Talkhisul al husul fi ilmi al usul
- Al fathu al munir fi syarhi mandzumati al tafsir
- Nihayatu al maqsud fi syarhi nadzmi al maqsud
- Al syarhu al maymun li matni al jauhari al maknun
- Al Manahiju al sofiyah fi syarhi al alfiyah
- Al muhimmah fi syarhi al mandumati al bayquniyah
- Ruhu al mantiqi fi syarhi al sullami al munawroqi
- Al fikrotu al nahdiyah fi usuli wa furu’i ahli al sunnati wa al jama’ah
- Fathu al gofur fi abyati al buhur
- Al qoul al mufid fi hukmi mukabbiri al souti fi al masajid
- Al ibanah fi syarhi mukhtasori syarhi matni al rohbiyah
- Al Bayan Al dzahabi fi ma yata’allaqu bidzurriyyatinabi
- Al Sultan al mardiyyah fi fiqhi ak siyasah
- Fiqhu al hadorot dauri jam’iyati nahdlati al ulama’i fi al hadarah al islamiyah.
Dan masih ada lagi beberapa yang lainnya yang belum diketahui penulis.
Dengan kemampuannya membuat karya-karya berbahasa Arab ini, maka tentu kita semua takjub dan mau tidak mau harus mengakui keilmuannya.
Lalu terkait penelitiannya tentang nasab Habib yang saat ini menimbulkan perdebatan, pendapat penulis, sebenarnya terlalu di dramatisir. Justru kita harus terimakasih kepada Beliau, karena sudah membuka cakrawala pemikiran kita. Supaya terus mengkaji, diskusi Ilmiyah, bermudzakaroh yang tentunya mencari kebenaran dan menampilkan hujjah hujjah yang mu’tabaroh.
Sangatlah bersikap anak anak jika kemudian yang tidak setuju dengan hasil penelitiannya menuding nuding sesat, tidak hormat pada habib, tidak memulyakan Habib, tidak cinta Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, hendaknya, penelitian Ilmiyah Beliau ini dijadikan arena untuk tafaqquh fiddin, ziyadatul Ulum, sehingga orang orang hebat yang ilmu agamanya mumpuni juga bisa kita nikmati hasil penelitian ilmiahnya dengan pendapat yang berbeda.
Dalam Islam ada perbedaan. Jangankan antara madzahibul arba’ah, antara ulama Syafi’iyah sendiri, dengan metodologi istinbath Ushul Fiqih Imam Syafi’i banyak yang dalam beberapa kasus berbeda.
Madzhab Imam Syafi’i berpendapat bahwa anjing najis mugholladzoh, sedangkan Madzhab Imam Malik menghukuminya suci, dan banyak lagi contoh perbedaan pendapat lainnya antara ulama.
Kita sesama Ummat Islam hendaklah mari senantiasa,
وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر.
الصواب من الله والخطأ مني.
Oleh: Kiai Abdul Hay Nasuki