Biasanya orang lihat hantu itu takut, hingga lari. Itu natural dalam diri manusia yang punya rasa takut (khouf). Yang tidak biasa jika orang tidak punya rasa takut pada hantu, apapun itu hantunya. Ini yang saya mau ambil sebagai prinsipnya. Hantu itu apa?.
Hantu itu, manifestasi dari jin yang bertugas menggangu manusia bukan menggoda. Jin yang kemudian disebut setan itulah yang bertugas menggoda manusia, anak-anak keturunan Nabi Adam AS. Inti setan menggoda adalah dendam yang abadi.
Setan Musuh Abadi Manusia
Dalam al-Quran surat al-An’am : 112, Allah SWT berfirman.
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
Artinya: “dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.”
قَالَ قَتَادَةُ: وَبَلَغَنِي أَنَّ أَبَا ذَرٍّ كَانَ يَوْمًا يُصَلِّي، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “تَعَوَّذ يَا أَبَا ذَرٍّ مِنْ شَيَاطِينِ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ”. فَقَالَ: أَوَ إِنَّ مِنَ الْإِنْسِ شَيَاطِينَ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “نَعَمْ”.
Artinya: “Qatadah mengatakan, telah sampai kepadaku suatu berita yang menyatakan bahwa di suatu hari Abu Dzar hendak melakukan salat, maka Nabi Saw. bersabda: Hai Abu Dzar, mintalah perlindungan (kepada Allah) dari (gangguan) setan-setan dari jenis manusia dan dari jenis jin! Abu Dzar bertanya, “Apakah dari jenis manusia terdapat orang-orang yang menjadi setan?” Rasulullah SAW menjawab, “Ya.”
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ، حَدَّثَنِي مُعَاوِيَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدِ بْنِ أَيُّوبَ وَغَيْرِهِ مِنَ الْمَشْيَخَةِ، عَنِ ابْنِ عَائِذٍ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم فِي مَجْلِسٍ قَدْ أَطَالَ فِيهِ الْجُلُوسَ، قَالَ، فَقَالَ: “يَا أَبَا ذَرٍّ، هَلْ صَلَّيْتَ؟ “. قَالَ: لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: “قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ”. قَالَ: ثُمَّ جِئْتُ فجلستُ إِلَيْهِ، فَقَالَ: “يَا أَبَا ذَرٍّ، هَلْ تَعَوَّذْتَ بِاللَّهِ مِنْ شَيَاطِينِ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ؟ “. قَالَ: قُلْتُ: لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَهَلْ لِلْإِنْسِ مِنْ شَيَاطِينَ؟ قَالَ: “نَعَمْ، هُمْ شَرٌّ مِنْ شَيَاطِينِ الْجِنِّ”.
Artinya: “Ibnu Jarir al-Thobary mengatakan, telah menceritakan kepada kami al-Musanna, menceritakan kepada kami Abu Saleh, menceritakan kepadaku Mu’awiyah ibnu Saleh, dari Abu Abdullah Muhammad ibnu Ayyub dan guru-guru lainnya, dari Ibnu Aiz, dari Abu Dzar yang telah menceritakan: Saya datang kepada Rasulullah SAW di suatu majelis yang dalam majelis itu Rasulullah Saw. duduk dalam waktu yang cukup lama. Lalu beliau bersabda, “Hai Abi Dzar, apakah kamu sudah salat?” Saya menjawab, “Belum, wahai Rasulullah” Beliau bersabda, “Berdirilah dan lakukanlah salat dua rakaat!” Setelah selesai saya datang dan duduk lagi bersama beliau, lalu beliau bersabda, “Hai Abu Dzar, apakah engkau meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan-setan dari jenis jin dan manusia?” Saya menjawab, “Tidak wahai Rasulullah. Tetapi apakah ada setan yang dari jenis manusia?” Rasulullah SAW menjawab, “Ya, bahkan mereka lebih jahat daripada setan dari kalangan jin.”
Jenis – Jenis Hantu
Hantu di Indonesia, dikenali oleh masyarakat kita itu seperti kuntilanak, pocong, Wewe gombel, jurig, tuyul, ifrit, sundel bolong, dan suster ngesot. Jenis penyebutan atas hantu itu dikarenakan beda tampilan dan tampakan. Mereka ini secara teologis tidak berperan menggoda keimanan hamba Allah, melainkan mengganggu ketentraman semata.
Kita, mungkin sering menemukan penampakan -penampakan model hantu seperti yang tersebut di atas. Secara sengaja atau tidak tentu pernah mengalaminya.
Padahal sebenarnya, hantu-hantu itu tidak lebih bahaya daripada setan yang menggoda hamba Allah, menyesatkan, menggelincirkan keimanan, dan membimbingnya ke jalan yang salah dan dosa. Inilah setan yang patut diwaspadai karena tingkat kebahayaanya melebihi hanya sekedar melihat pocong di tengah jalan.
Setan dan Tugasnya
Dalam kitab Maraqil Ubudiyah, menurut Syekh Nawawi Al-Bantani yang bersumber dari hadis Umar Bin Khatab, di antaranya setan itu adalah sebagai berikut :
- Zalanbur
Setan ini bertugas untuk menggoda agar manusia boros ketika berbelanja. Apabila kita tak sadar telah berbelanja yang tak sebetulnya dibutuhkan, maka berhati-hatilah berarti setan ini terus menggoda untuh lapar mata. Tak hanya itu, Zalanbur juga menggoda para pedagang agar melakukan tindak penipuan atau kecurangan saat bertransaksi dengan pembelinya.
- Dasim
Setan Dasim akan terus menggoda perut manusia agar tak pernah merasa kenyang. Kemungkinan bisa terjadi karena kita makan tidak melafalkan doa terlebih dahulu.
- Wasnan
Setan ini datang bertugas meniupkan tepung ke mata manusia, agar kalian menjadi mudah untuk merasa mengantuk. Kelompok setan ini ada terutama saat mendengar nasihat seperti di pengajian, atau semisalnya. Intinya setan ini yang menggoda agar tak fokus mendegar nasihat-nasihat kebaikan.
- Tibbir
Setan Tibbir ini tugasnya menggoda kita untuk mudah terpancing amarah serta emosian.
Iblis ini membuat hati tak pernah merasa tenang dan merasa gelisah terus menerus.
Lantas bila manusia tergoda setan ini, maka dia mudah sekali untuk ngambek, memasang raut wajah cemberut terus-menerus.
- Khanzab
Bagi orang yang merasa malas menunaikan salah satu kewajiban muslim yakni salat, maka kalian terhasut rayuan setan Khanzab. Disebutkan bahwasanya setan ini bertugas khusus untuk menggoda manusia untuk tidak salat.
- Walhan
Iblis ini bertugas menggoda manusia untuk tidak mengambil air wudhu. Padahal sempurnanya salat adalah sempurnanya wudhu. Ini adalah kerjaan setan yang berbisik untuk tidak dekat dengan Allah SWT.
- Masuth Mathun
Setan ini bertugas untuk merayu manusia supaya mengadu domba, mencela, mencaci, memaki, dan menyebar fitnah. Berhati-hatilah, tergoda setan ini maka bisa menjadi keburukan yang jariah yakni selama itu bergulir maka kita akan dapat tabungan dosa keburukan. Bagi kamu yang suka berkumpul dengan teman-teman lalu ghibah tentang keburukan orang lain, bisa jadi Masuth Mathun ada di sekitar kalian dan sedang menganggu.
- A’war
Setan ini menggoda manusia untuk dekat-dekat dengan perbuatan dosa besar, yakni zina. Iblis ini membujuk manusia untuk melakukan hubungan seks bebas dengan lawan jenis, dengan memberikan syahwat yang tinggi agar manusia melakukan hubungan terlarang.
Setan A’war tak pandang bulu saat menggoda, baik yang masih lajang atau sudah bersuami akan tetap dibujuknya.
- Abyad
Iblis ini disebutkan sebagai panglimanya setan.
Sebab setan inilah yang menggoda bukan dari manusia sembarangan, yakni Nabi, ulama dan juga para wali. Bila tergoda oleh setan Abyad ini, maka nantinya ia akan merasa menunjukkan kesombongannya dan merasa paling hebat.
Menaklukan Hantu
Menurut guru saya al-Alim al-Hafidh Abuya Murtadho Dimyati, jika menemukan “gegodan” yakni hantu, atau makhluk halus maka tidak perlu disikapi dengan takut, gemetar, atau lari tapi harus ditantang. Beliau ini pernah suatu waktu mengijazahkan ayat al-Kursy dengan sanad Syaikh Ahmad Ali al-Buny ke saya dan para santri lainnya.
Mungkin dengan dasar itulah, saya tidak boleh takut menghadapi makhluk tersebut. Bahkan ini pernah saya alami dalam menantang duel jurig dengan ketinggian 10 meter dan mata yang memerah. Memang sisi manusiawi saya ada rasa takutnya, tapi ucapan guru itu yang selalu teringat.
Menghadapi Setan Milenial
Jenis setan ini berwujud digital, online, dan atau medsos. Mungkin setan yang ikut canggih juga. Ini, setan yang sulit kita lawan apalagi menaklukannya, justeru kita larut di dalamnya hingga kita lupa ibadah, lupa kepedulian sosial, lupa waktu, lupa dzikir kepada Allah, jauh dari hangatnya dalam kebersamaan dalam bercengkrama.
Ini setan di era Milenial menjadi yang super smart, super hightech, super power. Kita sama sekali tak berdaya melawan fenomena era 4.0, karena itulah, untuk melawannya adalah dengan kesadaran.
Penutup
Kita tidak takut pada apa yang kita miliki menjadi hilang, tapi iman yang kita miliki menjadi hilang karena goda rayu setan yang terkutuk, kita tidak keluar dari dunia ini sebagai manusia, melainkan hanya barisan hamba-hamba yang merugi. Hidup abadi hanyalah di akhirat kelak.
Oleh: Kiai Hamdan Suhaemi
Wakil ketua PW Ansor Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Banten
Editor: Kang Diens