• Tentang Kami
    • Pengurus
  • Kontak
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • KH Imaduddin al Bantani
    • Karomah
    • Kisah
  • Biografi
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
      • Download
  • Download
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • KH Imaduddin al Bantani
    • Karomah
    • Kisah
  • Biografi
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
      • Download
  • Download
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
No Result
View All Result
Home Opini

Istigosah, Menyalakan Hati Memohon Selamat

Ayat-ayat suci Al-Qur'an kita bacakan, istighfar dan tahlil kita ucapkan, membaca sholawat nariyah kita sanjungkan, dan air mata pun kita teteskan. Dengan khusyu' dan takhollush hati, kita menyalakannya dengan khouf dan roja' kepada Tuhan yang maha pengasih dan penyayang, agar bumi ini secepatnya dihilangkan dari wabah pandemi dan endemik virus Corona.

Hamdan Suhaemi by Hamdan Suhaemi
13 Juli 2021
in Opini
2 min read
0
0
SHARES
58
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Kyai Hamdan Suhaemi

Kesedihan dan derita kita adalah ujian, bukan berasal dari kebencian Tuhan pada makhluknya. Memahami musibah dan wabah adalah sikap tadabbur atas prilaku kita selama ini. Virus Corona adalah secuil ujian bagi manusia, meski kehadirannya menjadi repot seisi dunia. Seolah dunia dikepung oleh virus, dan ternyata makhluk tidak terlihat itu sisi lain dari rahasia Tuhan. Kini pun belum mampu diungkap apa sebenarnya Covid-19 tersebut. Tapi yang nyata virus itu tengah mengancam nyawa banyak orang dan itu ada.

Berbagai kalangan masyarakat, lintas agama dan lintas suku punya ikhtiar untuk terbebas dari wabah pandemi ini, tidak terkecuali pemerintah. Selama hampir satu tahun lebih ini wabah menghantam negeri kita, memenjarakan langkah hidup dan kreatifitas kita sebagai makhluk sosial. Bahkan yang menyakitkan untuk menghadap Tuhan saja di tempat-tempat ibadah justeru harus terhenti dan terkunci hanya karena ingin mencegah bahaya lebih luas. Mengingat mencegah lebih baik dari mengobati.

Pendidikan sebagai yang pokok dalam membangun sumber daya manusia, terseok-seok dalam pelaksanaan KBM, bimbingan dan pengawasan atas peserta didik. Anak-anak kita lebih rajin lihat game di Hp dari pada perintah dari gurunya mengerjakan PR atau tugas sekolah. Satu fenomena ketergantungan atas Hp tidak terelakkan. Kegelisahan ini lalu memperkeruh tenangnya batin, hingga kontrol batin terjungkal akibat fenomena era 4.0 ini yang tengah melabrak paralelitas kehidupan umat manusia yaitu hidup dan harapan.

Pelaksanaan ibadah, menjadi sorotan tajam, seolah bahwa masjid dan tempat ibadah lainnya ditutup adalah bentuk kemunafikan dan ketakutan, sementara mencegah adalah sisi lain dari menyelamatkan kehidupan manusia.

Baca Juga

Ba Alawi, Situs Makam Dan Kesaksian Nasab

Nasib Tragis Pendukung Kiai Imaduddin (Jawaban Untuk KRT. Faqih Wirahadiningrat)

Nasib Tragis Ba Alawi Di Nusantara Dan Pemetaan Para Pendukungnya (Termasuk Gus Rumail Abas)

Tasawuf Dan Pembebasan


Ekonomi dan dinamisasinya, satu pokok menjadi pondasi keutuhan suatu negeri. Secara politik memang bukan mengabaikan, tapi fokus kita adalah kemanusiaan. Menyambung hidup tentu dengan keniscayaan, itu adalah sikap tanggung jawab atas tanggung jawab.

Fenomena di atas, tentu menarik langkah kongkrit kita untuk menyikapinya dengan benar, ikhtiar pencegahan harus massif di lakukan oleh semua pihak.

Deskripsi kematian orang adalah cucuran air mata, pilu dan samsara kita. Betapa pun mereka adalah bukan siapa-siapa kita, tapi mereka adalah manusia yang punya hak untuk dimuliakan. Berharap besar untuk dido’akan agar tenang di sisi Tuhannya.

Kita yang mewarisi perjuangan ulama, kini hadir melakukan ikhtiar dengan mengadakan istigosah untuk negeri, berharap membuka pintu langit dan mengetuknya agar Gusti Allah berkenan mengangkat wabah ini. Kita yakin hanya kuasa Tuhan lah apapun itu pasti diperuntukan demi kebaikan umat manusia. Lebih-lebih jika diantara hambanya adalah para kekasihnya, para hambanya yang soleh.

Ayat-ayat suci Al-Qur’an kita bacakan, istighfar dan tahlil kita ucapkan, membaca sholawat nariyah kita sanjungkan, dan air mata pun kita teteskan. Dengan khusyu’ dan takhollush hati, kita menyalakannya dengan khouf dan roja’ kepada Tuhan yang maha pengasih dan penyayang, agar bumi ini secepatnya dihilangkan dari wabah pandemi dan endemik virus Corona.

Menyalakan Hati dengan do’a, ini bukti bahwa kita adalah hamba yang lemah. Semangat untuk hidup adalah api yang terang. Kematian bukan yang kita takuti, tapi kehidupan yang tidak memiliki tujuan. Sungguh tujuan hidup itu adalah menyembah Allah SWT dengan segala totalitas kepasrahannya. Darinya, dengannya, dan kepadanya.

Maka, nyalakan api kehidupan ini dengan cinta dan doa.

Ciujung, 12-7-21
Wakil Ketua PW GP Ansor Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Banten

Next Post

Memahami Risalah Cempaka Wiraga

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paling Banyak Dilihat

KH Imaduddin al Bantani

Ba Alawi, Situs Makam Dan Kesaksian Nasab

by Admin
29 September 2023
0

Untuk membela nasab Ba Alawi, para habib dan pendukungnya rela terbang ke Yaman. Lalu di sana mereka membuat video di...

Read more
Load More
  • All
  • Berita
  • Opini
  • Pustaka
  • Santri
  • Ulama
  • Pesantren

Ba Alawi, Situs Makam Dan Kesaksian Nasab

Nasib Tragis Pendukung Kiai Imaduddin (Jawaban Untuk KRT. Faqih Wirahadiningrat)

Nasib Tragis Ba Alawi Di Nusantara Dan Pemetaan Para Pendukungnya (Termasuk Gus Rumail Abas)

Mencari Kitab Suci Ke Barat: Antara Integritas Dan Solidaritas

Kitab Sezaman: Simulasi Peradilan Nasab

كتب التاريخ والطبقات لا تذكر نسب با علوي الى القرن التاسع

Load More

Baca Juga

Menjawab Ludfi Rochman Tentang Terputusnya Nasab Habib

by Admin
9 April 2023
0

Bantahan Terhadap Bantahan Habib Riziq Syihab Tentang Terputusnya Nasab Habib Kepada Rasulullah SAW

by Admin
27 Maret 2023
0

Debat Banten Selesai: Nasab Ba Alawi Tak Tertolong

by Admin
30 Agustus 2023
0

  • Opini
  • Berita
  • Pustaka
  • Ulama
  • Santri
  • Pesantren
Follow Us

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • KH Imaduddin al Bantani
    • Karomah
    • Kisah
  • Biografi
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
      • Download
  • Download
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist