• Tentang Kami
    • Pengurus
  • Kontak
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
No Result
View All Result
Home Opini

Kiai Tersandera Media Online

Ada kekhawatiran di benak saya ketika Ustadz yang rajin mengajar santri atau pelajar tidak fokus akibat matanya sering melototin info WA group.

Admin by Admin
27 Januari 2022
in Opini
3 min read
0
0
SHARES
260
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Kiai Hamdan Suhaemi

Tulisan ini sekedar guyon, tidak perlu ditanggapi serius atau marah. Ini juga bukan menyinggung dan menghina seseorang, tetapi refleksi atas kesaharian kita yang tak bisa lepas dari menggenggam HP dan mata kita fokus padanya. Entah penting atau tidak yang jelas WA, Facebook, Twitter, Instagram lebih sering ditengok dari pada mushaf, dari pada kitab kuning, apalagi nengok buku.

Baca Juga

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

Ketua Komisi Fatwa MUI Banten Himbau Instansi Pemerintah Adakan Acara Di Hotel Dengan Resto Yang Bersertifikat Halal

Meditasi Mina Muzdalifah: Aku Lempar Batu Batu Itu

Ini sekedar tulisan sederhana dan tak berbobot. Karena ingin menjawab kegelisahan saya yang merayapi jiwa. Kenapa hidup jadi begini, mengapa orang itu seperti itu?, Pertanyaan gelisah yang perlu dijawab dengan tulisan. Sebagaimana biasanya, saya ingin tulisan ini tidak tengah menyinggung orang. Sebab orang itu juga bisa jadi diri saya ini, intinya berlaku ibda’ bi nafsik.

Fakta bahwa sekarang tengah memasuki era digital, semuanya berbasis online itu tidak bisa kita bantah, kalangan tua, muda hingga bocah usia 3 tahun kita lihatnya sudah maniak pada smartphone. Keseharian yang terlihat tidak saja tinggal di kota, tetapi di pojok kampung pun hal ini sudah lumrah kita temukan, bahkan tukang angon kambing saja mainannya Hp.

Kita beranjak memasuki kehidupan yang berbasis online ini, itu artinya segala sesuatu serba digital. Gambaran kehidupan baru kita ini adalah terkenal dengan era 4.0 atau masyarakat 4.0. Pada society 4.0 atau yang lebih dikenal dengan industri 4.0, manusia baru mengenal teknologi, keterbukaan informasi dan kemudahan mendapat informasi adalah dampak positif dari era tersebut, sisi lain yang negatif ada kebebasan akses informasi tanpa tersaring, hingga memicu konflik pribadi antar pribadi atau pada kelompok tertentu, akibat informasi bohong atau hoax. Bahkan cenderung berisi fitnahan dan kebencian yang dilanggengkan melalui hoax.

Foto hanyalah ilustrasi dan sudah diijinkan

Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, pemanfaatan teknologi mulai ditingkatkan perannya dalam kehidupan manusia dan era society 5.0 adalah zaman dimana teknologi sangat dekat dengan kehidupan manusia.

Masyarakat 5.0 adalah masa depan baru umat manusia dengan pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Desa adalah ujung tombak kesuksesan era 5.0 yang harus dimulai dari bawah. Era masyarakat 5.0 pertama kali diperkenalkan oleh perdana menteri Jepang Shinzo Abe dengan tujuan menyeimbangkan kemajuan teknologi dengan penyelesaian masalah sosial yang terintegrasi.

Kita dapati pemuka agama, dalam hal ini pemuka umat Islam, mulai dari ustadz hingga kiai tengah memasuki kehidupan dimana fenomena bebas nilai tengah terjadi, artinya masyarakat kini sudah bergeser pada apa yang dilihat bukan pada apa yang diucap. Ini jelas dampak dari era tersebut. Suka atau tidak suka, menolak atau tidak menolak, ini akan terus bergulir seiring waktu yang cepat dan tak kenal ampun. Berhenti sejenak adalah kemunduran peradaban manusia.

Ada kekhawatiran di benak saya ketika Ustadz yang rajin mengajar santri atau pelajar tidak fokus akibat matanya sering “melototin” info WA group. Kiai yang tengah mendidik, membimbing santrinya sudah tidak fokus mengajar kitab kuning karena tangannya tidak mau lepas dari Hp, semenit jeda mata sudah mulai lihat WA atau Facebook. Ada pandemi ketergantungan medsos di hampir orang, tak terkecuali ustadz dan kiai. Ini saya kira sudah dan akan membahayakan keistiqomahan mendidik dan mengajar.

Ulama sepuh yang jejaknya belum mampu kita teruskan, harus tertahan oleh ketergantungan kita pada sesuatu yang bukan menghidupkan agama, namun justeru pengamalan agama, ibadah dan mengajar tersandera oleh yang serba online, mengerikan sekali tentunya.

Serang, 24/1/22
Wakil Ketua PW Ansor Banten,
Ketua PW Rijalul Ansor Banten

Next Post

Menjepit Wahabisme Mencukur Radikalisme

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paling Banyak Dilihat

Opini

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

by Admin
29 Desember 2022
0

Dari 1723 berkas/bundel arsip Directie der Cultures ini ternyata baru 3 (tiga) berkas yang sudah jelas berkenaan dengan Banten yaitu:...

Read more
Load More
  • All
  • Berita
  • Opini
  • Pustaka
  • Santri
  • Ulama
  • Pesantren

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Mengkaji Kitab Lawaqihu al-Anwari al-Qudsiyati

PWNU Banten, KH Bunyamin: Kami Siap Sukseskan Porseni NU 2023 Di Kota Solo

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

RMI PCNU Kab. Serang Peringati Hari Santri Nasional 2022 Dengan Bedah Kitab Dan Ijazah Sanad 19 Kitab

HSN 2022 RMI Kab. Serang Selenggarakan Bedah Kitab Dan Ijazah Kitab Kuning

Load More

Baca Juga

MUI Banten Keluarkan Fatwa Haram Membaca Al-Quran Di Atas Trotoar

by Admin
22 April 2022
0

45 Ulama Nusantara Penulis Kitab Kuning Berbahasa Arab Sepanjang Masa

by Admin
27 Februari 2022
2

Sebut Ma’had Al Abqory Terkait HTI, RMI Rekomendasikan Hapus Dari Program PUPR, Kecuali…

by Admin
19 Juli 2021
0

  • Opini
  • Berita
  • Pustaka
  • Ulama
  • Santri
  • Pesantren
Follow Us

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist