Sampang — Bisa saja kita ini pusing, depresi, dan stress menghadapi pandemi Covid-19 yang belum dipastikan kapan berakhirnya. Ini gejala umum yang tengah kita alami. Mungkin hanya orang gila yang tidak terbebani ini, sebab mereka isinya sudah hilang akal, hilang kesadaran, atau rasa dalam jiwa sudah hilang. Jadi kita tidak perlu gila. Soal pandemi mari kita melihatnya sebagai yang serius, sekaligus yang ringan.
Yang serius itu karena Covid-19 memang nyata dan bisa membunuh. Tidak perlu dengan kumpulan dalil agama untuk menolak adanya virus tersebut. Namun dengan dalil agama juga kita bisa diberi petunjuk bagaimana mensiasati wabah dunia ini. Isi dalil adalah petunjuk dalam upaya kita menghadapinya.
Sekali lagi, iman kita yang perlu dipertebal dengan sikap totalitas pasrah pada sang maha kuasa. Tuhan tempatnya kita mengadu ( Allahu al-Shomad ), dari kuasanya yang maha rahman dan maha rahimnya pasti menyelamatkan umat manusia dari ganasnya virus ini. Keyakinan adalah dasar akan hal ini.
Setelah menguatakan iman, untuk selanjutnya adalah terus-menerus menghidupkan gairah untuk hidup, bahwa hidup kita masih panjang, bahwa Tuhan sudah kasih kita umur panjang. Meskipun covid adalah bagian dari takdirnya, ada haknya kita untuk memohon kepada Sang Maha Kuasa agar virus ini diangkat dari bumi.
Dalam kitab matan al-Kharidah al-Bahiyyah, Syaikh Ahmad Dardir mendendangkan sebuah syair:
وَكُنْ عَلَى آلَائِهِ شَكُوْرًا، وَكُنْ عَلَى بَلاَئِهِ صَبُوْرًا
Artinya: “dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat Allah, dan bersabarlah atas cobaan-cobaannya“.
Dalam sebuah hadits qudsi, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Allah telah berfirman:
خَلَقْتُ عُسْرًا وَاحِدًا وَخَلَقْتُ سَيْرَيْنِ
Artinya: “Allah berfirman, Aku ciptakan kesulitan satu, tetapi di situ pula aku ciptakan dua kemudahan”.
Allah SWT juga sudah mengingatkan di surat Al-Baqarah: 186.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya: “Jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepadaku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)ku dan beriman kepadaku, agar mereka memperoleh kebenaran. (QS Al-Baqarah: 186)”.
Sudah menjadi garis hidup kita mengalami musibah, bahaya, malapetaka, sedih, nestapa dan duka cita. Tapi kita pun tentunya tidak menghujat Tuhan karena adanya itu. Sudah sepantasnya dan ini adalah yang penting, bahwa doa menjadi satu-satunya untuk kita panjatkan, agar Allah yang maha besar dengan iradatnya dan rahmatnya menyelamatkan kita dari ganasnya virus ini. Dengan diawali sholawat atas Nabi S.A.W, kita dengan khusyu do’a ini kita panjatkan.
. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
Tataplah dunia dengan indah, bahwa udara pagi masih bisa kita hirup dengan segar, bahwa matahari tenggelam, masih bisa kita lihat di ufuk barat. Ayam jantan berkokok di pagi hari pun masih bisa kita dengar.
Ingatlah, bahwa Kanjeng Nabi Muhammad Saw telah membimbing kita untuk semangat hidup. Masa depan milik kita, hidup yang panjang dan berkah.
اعمل لدنياك كأنك تعيش أبدا ، و اعمل لآخرتك كأنك تموت غدا
Artinya: “bekerjalah untuk duniamu, seakan kamu hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan kamu mati besok”. (Hadits Riwayat Imam Baihaqi).
Oleh: KH. Hamdan Suhaemi
Wakil Ketua PW GP Ansor Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Banten