Oleh Tubagus Soleh, Ketum DPP Ormas Kerabat dan Sahabat Kesultanan Banten (Babad Banten)
Adalah fakta sejarah, Pesantren merupakan tonggak penting berdiri dan tegaknya NKRI. Perjuangan dan Komitmen Kyai serta Santri terhadap keutuhan NKRI adalah benar adanya.
Siapapun tidak bisa membantah, peristiwa pertempuran Soerabaya pada tanggal 10 November 1945 dua bulan setelah proklamasi kemerdekaan merupakan peran penting para kyai dan santri.
Resolusi Jihad Hadratussyekh Hasyim Asyari sebagai Ulama Kharismatik dan Petinggi NU menjadi tonggak penting semangat juang para santri dan umat untuk berjihad Hidup atau Mati. Dalam bahasa agama Isy Kariman aumut Syahidan , Hidup Mulia atau Mati Syahid.
Seandainya saat itu Presiden Soekarno tidak menghadap kepada hadratussyekh dan meminta fatwa bagaimana mempertahankan Negara Republik Indonesia yang baru saja di proklamasikan, kita tidak tahu nasib Republik yang baru seumur jagung.
Pertempuran 10 Soerabaya 1945 menunjukan kepada dunia Internasional bahwa Republik Indonesia memang ada dan mendapat dukungan luas dari seluruh rakyat.
Kelicikan Belanda yang membonceng NICA untuk melucuti senjata para pejuang Republik gagal total dan kemenangan rakyat Indonesia yang notabene adalah buah perjuangan kaum Pesantren membuka mata dua internasional akan eksistensi Negara yang bernama Indonesia.
Jenderal Malaby dari Inggris pun harus meregang nyawa. Semangat juang para santri yang dikomandani oleh para Kyai begitu dahsyat dan trengginas. Kematian bukanlah yang harus ditakuti. Namun harapan akan “janji kemerdekaan” bagi anak cucunya kelak yang menjadi daya motivasi yang terus berkobar.
Itulah fakta sejarah perjuangan kaum Santri yang dipimpin para kyai. Dan itu adalah benar adanya. Jadi wajar saja bila di pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Haji Joko Widodo dan KH Makruf Amin memberikan apresiasi yang luar biasa kepada pesantren.
Perhatian pemerintah terhadap pesantren merupakan sesuatu yang wajar saja. Tidak perlu dipandang sebagai bentuk pengkooptasian pemerintah terhadap pesantren. Namun ini merupakan bentuk dari cara pandang yang seharusnya ada di pemerintah.
Pesantren sudah teruji mencintai NKRI tanpa pamrih. Ungkapan hubbul wathon minal iman , mencintai bangsa merupakan bukti nyata dari Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi doktrin hidup dalam jiwa raga para santri hinggi kini.
Penanaman Cinta Tanah Air, Bangsa dan Negara di kalangan santri sejak dini sangat efektif. Dan ini kelak akan menjadi benteng hidup bagi NKRI. Sampai kapanpun NKRI akan tegak berdiri selama penanaman dan perawatan oleh pemerintah terhadap pesantren secara sungguh-sungguh diperhatikan.
Pemerintah harus memberikan perhatian serius kepada pesantren berupa UU atau perda yang memiliki kepastian hukum. Sehingga pemerintahpun tanpa ragu bertindak atas nama UU atau perda. Ada kepastian yang pasti.
Khusus untuk Provinsi Banten, kekuatan dan potensi pesantren sangat luar biasa dahsyatnya.
Rabithah Ma’had Islamiyah Nahdhatul Ulama (RMI PWNU) Banten yang diketuai oleh Kyai Haji Imaduddin Utsman –saya memanggilnya kang Kyai Imad– pengasuh Pesantren Nahdhatul Ulum Cempaka Kresek Tangerang menunjukan geliat pergerakan kaum Pesantren yang menjanjikan.
Kemampuan Komunikasi dan kemampuan konsolidasi internal kyai Imad kepada tokoh-tokoh pesantren nahdiyyin di berbagai peloksok Banten juga berbagai steakhorlder dan pemangku kebijakan kepentingan memberikan harapan baru bagi kaum pesantren.
Menurut saya, kaum Pesantren tidak boleh diam atau pasif. Tapi harus aktif dalam menentukan kebutuhan dan kepentingan pesantren terutama kepada pihak pemerintah yang memang memiliki kewajiban untuk memberikan perhatian sebagaimana seharusnya.
Pesantren harus dilindungi dengan UU dan Perda Pesantren khusus di Banten. Gubernur dan DPRD Banten harus sadar betul bahwa Banten adalah provinsi sejuta Santri. Komitmen Gubernur dan DPRD pada pesantren bisa dilihat dari keseriusan Gubernur dalam melahirkan perda Pesantren. Tanpa bukti itu agak sulit menunjukan indikator keberpihakan Gubernur dan DPRD Banten kepada Pesantren, Santri dan Kyai. Dan yang menjadi catatan khusus adalah pesantren moderat rahmatan lil alamin yang mengajarkan faham ahlussunnah wal jama’ah ala Nahdlatul Ulama.
Semoga di bawah kepemimpinan Kyai Imad, RMI PWNU Banten mampu menjadi rumah besar Pesantren sebagai Rahmah bagi semua anak bangsa. Amiin.