• Tentang Kami
    • Pengurus
  • Kontak
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • KH Imaduddin al Bantani
    • Karomah
    • Kisah
  • Biografi
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
      • Download
  • Download
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • KH Imaduddin al Bantani
    • Karomah
    • Kisah
  • Biografi
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
      • Download
  • Download
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
No Result
View All Result
Home Opini

Manusia Langit, Keramat Di Bumi

Manusia-manusia langit, banyak yang tiada. Tentunya keberkahan sedikit demi sedikit terangkat pula, bersamaan ilmu dan pahala pengabdiannya.

Admin by Admin
28 September 2021
in Opini
2 min read
0
0
SHARES
94
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Kyai M. Hamdan Suhaemi

Kita sudah biasa dengar kata keramat dengan pahamnya angker, atau supranatural. Merujuk arti keramat itu sebenarnya adalah kemuliaan bukan keangkeran, atau mistis. Pandangan umum di tengah masyarakat kita sudah terbentuk bahwa keramat itu ya angker dan mistis, contoh makam keramat, kuburan keramat, rumah keramat, atau jembatan keramat, senjata keramat. Semua objek yang ada unsur mistis dan supranaturalnya selalu disebut keramat.

Baca Juga

Tasawuf Dan Pembebasan

Sepucuk Surat Cinta Untuk Rumail Abbas

Kena Virus Radikalisme Dan Terorisme, Pasti Jadi Goblok Mendadak atau Botol

Kiai Budi, “Mana Bukumu, Setiap Ketemu Saya Kalau Bisa Membawa Karya”

Lalu, apa maksud manusia langit itu. Manusia langit dimaksud adalah hamba Allah SWT yang dipuji oleh penduduk langit (para malaikat), dinanti oleh mereka, dan mereka hamba Allah SWT yang khusyuk membuka tirai langit di malam hari, dimana hamba tersebut khlawat dan dzikir memuja Tuhannya dengan roja’ dan khauf. Manusia langit identik sebagai kekasaih Allah atau aulia Allah, yang memiliki maqomatnya masing-masing, seperti muhsinin, mutawwabin, muhibbin, shiddiqin, dan muttaqin. Dalam pada itu mereka berkelompok dan manunggal yang kemudian disebut afrad, abdal,akhyar dan autad. Ada pula yang disebut nujaba, nuqoba dan malamitiyyah. Disamping ada yang kemudian disebut rijalullah atau manusia Tuhan (lelaki yang khusus ditugaskan oleh Allah SWT), dan yang tertinggi quthubul aqthab atau sultonul aulia.

Manusia langit atau manusia keramat dipahami secara sederhana sebagai hamba Allah yang dekat, hamba Allah yang dimuliakan (berkeramat). Manusia langit (wali) selalu memilki luberan berkah yang melimpah, seperti mata air yang tak pernah kering. Mendekati mereka adalah menadahi luberan berkah tersebut, baik yang masih hidup atau yang tenang di alam baqa.

Berkah, lalu kita mengenalinya sebagai ziyadatul khoir (bertambahnya kebaikan), dengan kebaikan yang diharapkan mengisi relung jiwa kita, bisa dilakukan sendiri, dan dari sumber berkahnya yaitu orang tua, dan kekasih Tuhan.

Manusia-manusia langit, banyak yang tiada. Tentunya keberkahan sedikit demi sedikit terangkat pula, bersamaan ilmu dan pahala pengabdiannya. Kita tentu tertunduk lesu ketika para orang tua, para sepuh telah meninggalkan kita untuk selamanya. Meneruskan warisan dan ajarannya tentu adalah menjadi kewajiban kita, tetapi mengkloning mereka para manusia langit adalah ” kemustahilan yang logis “. Yang bisa kita lakukan adalah Istiqomah. Istiqomah dalam pencerahan, istiqomah dalam ibadah, istiqomah dalam suluk dan tarekat, istiqomah dalam keikhlasan.

Suatu saat nanti, Nusantara kita adalah negeri baldatun toyyibatun wa Robbin ghofur yang berkah dan diberkahi selalu oleh para manusia langit yang kita kunjungi saat hidup dan mengunjungi yang telah tiada.

Puser, 27-9-21

Next Post

Cara NU Melawan Isu PKI

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paling Banyak Dilihat

Fiqih

Kitab Sezaman: Simulasi Peradilan Nasab

by Admin
24 September 2023
0

Seseorang di masa lalu, bisa dikatakan benar-benar sosok historis, bila dikonfirmasi oleh sumber sejarah sezaman, atau paling tidak, sumber sejarah...

Read more
Load More
  • All
  • Berita
  • Opini
  • Pustaka
  • Santri
  • Ulama
  • Pesantren

Kitab Sezaman: Simulasi Peradilan Nasab

كتب التاريخ والطبقات لا تذكر نسب با علوي الى القرن التاسع

نسب با علوي نسب باطل لا يعرف في كتب الانساب

Tasawuf Dan Pembebasan

Tabir Keluarga Jadid Mulai Terkuak

Menakar Moral Ilmiah Klan Ba Alawi

Load More

Baca Juga

Menjawab Ludfi Rochman Tentang Terputusnya Nasab Habib

by Admin
9 April 2023
0

Bantahan Terhadap Bantahan Habib Riziq Syihab Tentang Terputusnya Nasab Habib Kepada Rasulullah SAW

by Admin
27 Maret 2023
0

Debat Banten Selesai: Nasab Ba Alawi Tak Tertolong

by Admin
30 Agustus 2023
0

  • Opini
  • Berita
  • Pustaka
  • Ulama
  • Santri
  • Pesantren
Follow Us

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • KH Imaduddin al Bantani
    • Karomah
    • Kisah
  • Biografi
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
      • Download
  • Download
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist