Oleh: Kyai Hamdan Suhaemi
Riwayat Penulisan
Kita patut berbangga atas dedikasi intelektual ulama Nusantara yang sepanjang hidupnya membaca, menulis dan menyampaikan ilmu-ilmu agama Islam kepada kalangan santri didiknya, dan kepada semua umat. Keikhlasan mereka dalam mencerahi kita, tidak bisa kita anggap enteng. Sebab kehadiran mereka di tengah kita adalah pembimbing, penasihat, sekaligus dengan kebesaran jiwanya mau mendoakan, bahkan seringnya menerima keluhan problematika hidup kita dengan sikap terbuka.
Satu dari sekian ribu ulama Nusantara yang memilki karakteristik genuine tersebut adalah almarhum al-Arif Billah al-Bahru al-Fahhamah Syaikh Muhammad Syanwani bin Abdul Aziz Sampang Tirtayasa (KH. Syanwani) atau kita mengenalnya dengan sebutan Yai San, atau Abah Mamat. Sosok ulama besar ini sepanjang hidupnya telah mencurahkan jiwa raganya untuk kemuliaan Islam, untuk ilmu, untuk bangsa dan negara.
Diantara curahan ilmunya itu tertuang dalam bentuk tulisan yang hingga kini masih kita baca, kita kaji yaitu ” Babe Nenem”. Satu karya tulis bentuk nadhoman bidang ilmu shorof ini cukup dikenal luas, bukan hanya bagi kalangan santri-santri beliau, tetapi ternyata kalangan umum pun mengenalinya, bahkan mau menyimpan copianya.
Menurut keterangan Ibu Hj. Afifah Alawiyah binti KH. Syanwani, bahwa saat penulisan nadham “Babe Nenem” itu beliau menyaksikan sendiri, saat masih usia 12 tahun sekitar tahun 1963. Di tahun tersebut Kiai Syanwani mengawali perjuangan dan pengabdiannya mendidik dan mengajarkan agama. Waktu itu santri yang mengaji kepadanya baru 20 orang berasal dari kampung-kampung sekitar Tirtayasa dan Pontang, bahkan ada santri yang berasal dari Bogor dan Lampung.
Apa itu Babe Nenem
Karya tulis Kiai Syanwani ini berbentuk nadham dan diberi judul sesuai bait awal, dengan tulisan huruf Arab tapi isinya bahasa Jawa Serang Banten, atau sering kita sebut Arab Pegon. Babe Nenem, ini dimaksud oleh KH. Syanwani untuk mempermudah santri Ashhabul Maimanah agar cepat memahami wazan dan mauzun-nya kata (lafadz) Arab, untuk cepat mengenali rumusan warna dan bab, mujarrod dan mazid, bina mutaad dan lazim, juga di luar bina soheh yaitu bina mu’tal (ada huruf ‘illatnya) yang rumusan tersebut bagian dari dasarnya ilmu Shorof.

Dalam Babe Nenem tersebut ada 27 bait, menjelaskan tentang wazan dan mauzun dari tsulasi mujarod ( ثلاثي مجرد ) jumlahnya ada 6 bab, sedangkan tsulasi mazid ( ثلاثي مزيد ) ada 14 bab, juga menjelaskan tentang wazan dan mauzun ruba’i mujarrod ( رباعي مجرد ) yang jumlahnya hanya 1 bab, namun ada mulhaqnya ada 6, dan ruba’i mazid ( رباعي مزيد ) jumlah bab-nya ada 3 berikut mulhaqnya yang masing-masing dari warna 1 mulhaqnya ada 8, sementara warna kedua dari ruba’i mazid itu mulhaqnya ada 10 , dilanjutkan penjelasan tentang bina ( البناء ) baik bina soheh ( بناء صحيح ) hingga macam-macam bina mu’tal ( بناء معتال ) seperti bina mitsal ( بناء مثال ), bina naqish ( بناء ناقص ), bina ajwaf ( بناء اجواف ), bina lafif ( بناء لفيف ), bina mahmuz ( بناء مهموز ), dan bina mudlo’af ( بناء مضاعف ).
Titik tekan dalam nadham di atas adalah memudahkan untuk mengenali wazan ( وزن ) dan mauzun ( موزون ) dari asal usul suatu lafadz Arab. Ini merupakan rumusan dari ilmu shorof, dan hasil dari penjelasan wazan dan mauzun itu nanti ditashrif, agar mengenal bentuk-bentuk wazan lainnya. Dengan harapan agar nanti menemukan kata Arab tidak ragu lagi untuk dibacanya meskipun tanpa harkat ( حركة ) atau syakel ( شكل ).
Bait-Bait Babe Nenem
Bait-bait dalam nadham Babe Nenem ini saya klasifikasi serta saya tulis contoh dari bait tersebut. Pertama adalah rumpun tsulasi mujarod ( ثلاثي مجرد ) yaitu.
بابي ننم تصريف ثلاثي مجرد # باب كع اول نصر ينصر في العباد
فيعدو وزن ضرب يضرب الجمال # باب فيع تلو فتح يفتح العمل
Kemudian bait dalam rumpun tsulasi mazid ( ثلاثي مزيد ) yaitu.
ورن ثلاثي المزيد باب فاتبلاس # ورن تلو فافات ليما ننم جلاس
ورنا اول بابي تلو زن اكرم # لن فرح لن قاتل كن عالما
Sedangkan bait dalam rumpun ruba’i mujarrod ( رباعي مجرد ) yaitu.
تصريف رباعي مجرد بابي سيجي # دخرج ملحقي ننم رف دي اجي
Bait-bait yang menjekaskan ruba’i mazid ( رباعي مزيد ) adalah terakhir dari penjelasan tentang wazan dan mauzun, atau bab dan warna dalam ilmu shorof. Yaitu.
ورن رباعي المزيد روباب تلو # ورن اول تدخرج ملحق والو
تحوقل تجهور تبيطر # تسلقى لن تجلبب تعشير
Terakhir adalah bait tentang bina ( البناء ) yang jumlahnya ada 9 bina. Yaitu.
صحيح مثال ناقص ففاتي اجواف # لفيف رورو مهموز تلو مضاعف
Dari bait-bait yang ditulis di atas itu, adalah contoh dari bait yang ada dalam nadham Babe Nenem. Biasanya didendangkan oleh santri pesantren Ashhabul Maimanah Sampang Susukan Tirtayasa Serang Banten dengan ritme Bahar Rojaz ( بحر رجاز )sesuai dengan ketentuan فاعل dan مستفعل dalam rumusan ilmu al-‘Arudl.
Penutup
Salah satu karya KH. Syanwani bin Abdul Aziz dari sekian puluh karyanya, nadham Babe Nenem menjadi yang paling dikenal terlebih dulu sebelum karya-karya nadham lainnya. Bahkan seolah nadham Babe Nenem identik dengan Sampang atau identik dengan pondok Sampang.
Ketika, nadham Babe Nenem ini dilagukan oleh santri alm. KH. Syanwani Sampang yang setelah mukim di tempatnya menjadi ustadz atau kiai yang telah punya puluhan, ratusan dan bahkan ribuan santrinya, nadham Babe Nenem tersebut berkumandang dengan riuh rendah suara santri yang memecah suasana di pagi buta di seluruh pelosok negeri.
Nadham Babe Nenem, adalah karya otentik dari ulama Nusantara yang sangat manfaat mengantarkan santri cepat memahami ilmu shorof. Semoga kemanfaatannya bisa dirasakan hingga akhir dunia ini.
Sampang, 11 Juli 2021
Wakil Ketua PW GP Ansor Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Banten