• Tentang Kami
    • Pengurus
  • Kontak
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
No Result
View All Result
Home Opini

Preman Agama, Doktrin Dan Kekerasan

Sikap keras dan memaksa tegaknya formalitas agama (syariat) pada negara bukanlah tumbuh dari akarnya sebagai manusia yang menginginkan beragama secara hanif dan membahagiakan. Tapi justru ingin menarik pesan Tuhan bahwa beragama harus dengan iman, hingga sampai ihsan untuk kemudian kita bersikap muhsin, satu maqom yang perlu kita lalui. Tentu kita paham bahwa sikap seorang yang beriman sangat jauh dari kekerasan dan pemaksaan.

Admin by Admin
8 Desember 2021
in Opini
2 min read
0
0
SHARES
84
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Kyai M. Hamdan Suhaemi

Saya akan coba elaborasi dengan anggapan Gotthold Lessing tentang persepsi manusia atas agama, dalam bukunya (Die Erziehung des Menschengeschlechts, p: 85) ia mengatakan “berdasarkan dorongan semangat pencerahan kelak akan tiba suatu zaman ketika kebenaran-kebenaran wahyu dalam kitab suci akan digantikan oleh kebenaran-kebenaran berdasarkan akal budi”, lebih lanjut ia ingin tekankan bahwa akan ada otonomi manusia dalam berfikir dan menentukan tindakannya sesuai dengan prinsip-prinsip yang diyakini sebagai sesuatu yang baik, benar dan tahan uji.

Baca Juga

Tinjauan Filologis Sejarah Sunan Giri Sayyid Maulana Ainul Yaqin, Mursyid Tarekat Syattariyah Abad 15 Masehi

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

Ketua Komisi Fatwa MUI Banten Himbau Instansi Pemerintah Adakan Acara Di Hotel Dengan Resto Yang Bersertifikat Halal

Anggapan diatas apakah ada korelasi dengan apa yang tengah dibahas? saya kira anggapan tersebut menjadi pembuka untuk kita memahami gejala keagamaan kini. Meski anggapan Lessing di seputar abad 18. Tapi justeru kita temukan benang merah dari sikap fundamentalisme agama bagai saudara-saudara kita yang muslim (khusus kelompok Wahabi) dalam hal klaim kebenaran milik sendiri berdasarkan otonominya sebagaimana manusia agama.

Tapi, saya meragukan jika fundamentalisme yang memperaktikan kekerasan dan pemaksaan konsep negara agama itu berdasarkan perspektif G.E. Lessing terkait otonomi manusia itu. Sebab yang saya pahami itu tidak berarti otonomi manusia atas sikap agama lantas bersikap keras dan pemaksaan.

Entah benar ataukah salah, saya memahami bahwa sikap keras dan memaksa tegaknya formalitas agama (syariat) pada negara bukanlah tumbuh dari akarnya sebagai manusia yang menginginkan beragama secara hanif dan membahagiakan. Tapi justru ingin menarik pesan Tuhan bahwa beragama harus dengan iman, hingga sampai ihsan untuk kemudian kita bersikap muhsin, satu maqom yang perlu kita lalui. Tentu kita paham bahwa sikap seorang yang beriman sangat jauh dari kekerasan dan pemaksaan.

Epikuros (filsuf Yunani kuno) telah mengingatkan kita sebagai manusia yang saling menghargai manusia, ia bilang “akal budi adalah kemampuan untuk melihat dan mengerti, orang yang dengan akal budinya akan dikuasai oleh pengertian yang tepat”. Ini dimaksud bahwa dengan akal budi maka ada arah menuju kebenaran, baik berfikir maupun bersikap.

Fenomena kekerasan dan pemaksaan beragama yang eksklusif inilah yang kemudian dipahami sebagai ekstrimisme beragama atau bahasa keseharian kita preman-preman agama. Kita pun bisa menganalisanya bahwa kekerasan dan pemaksaan ajaran agamanya kepada orang lain, dan yang berbeda paham adalah sesat dan dikafirkan. Itu artinya beragama tanpa didasari keimanan.

Saya sangat sepakat bahwa kita umat beragama wajib saling hormat menghormati, sebab kita masih manusia dan di agamalah kemanusiaan dijunjung setinggi-tingginya.

الدين هو وضع الهي ساءق لذوى عقول السالمة الى ما هو خير لهم في دنياهم و واخيرتهم

Ciujung, 6-12-2021
Wakil Ketua PW Ansor Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Banten

Next Post

Pesantren Itu Mahalu al-Ilmi Wa al-Adabi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paling Banyak Dilihat

Opini

Tinjauan Filologis Sejarah Sunan Giri Sayyid Maulana Ainul Yaqin, Mursyid Tarekat Syattariyah Abad 15 Masehi

by Admin
1 Februari 2023
0

Saat masih bayi, oleh ibunya dilarung ke laut Blambangan, sebagai aksi penyelamatan dari rencana pembunuhan dari Senopati Blambangan. Hingga ditengah...

Read more
Load More
  • All
  • Berita
  • Opini
  • Pustaka
  • Santri
  • Ulama
  • Pesantren

Tinjauan Filologis Sejarah Sunan Giri Sayyid Maulana Ainul Yaqin, Mursyid Tarekat Syattariyah Abad 15 Masehi

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Mengkaji Kitab Lawaqihu al-Anwari al-Qudsiyati

PWNU Banten, KH Bunyamin: Kami Siap Sukseskan Porseni NU 2023 Di Kota Solo

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

RMI PCNU Kab. Serang Peringati Hari Santri Nasional 2022 Dengan Bedah Kitab Dan Ijazah Sanad 19 Kitab

Load More

Baca Juga

MUI Banten Keluarkan Fatwa Haram Membaca Al-Quran Di Atas Trotoar

by Admin
22 April 2022
0

45 Ulama Nusantara Penulis Kitab Kuning Berbahasa Arab Sepanjang Masa

by Admin
27 Februari 2022
2

Sebut Ma’had Al Abqory Terkait HTI, RMI Rekomendasikan Hapus Dari Program PUPR, Kecuali…

by Admin
19 Juli 2021
0

  • Opini
  • Berita
  • Pustaka
  • Ulama
  • Santri
  • Pesantren
Follow Us

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist