Judul kitab : Al-Fikratu al- Nahdiyah fi Ushuli wa Furu Ahli Sunnah Wal jama’ah
Mu’alif/Penulis : KH. Imaduddin Utsman, MA
Penerbit : Nahdlatul Ulum Banten (1446 H)
Jumlah Halaman: 327 hal.
Peresensi : Akhmad Basuni
Sekilas Tentang Penulis KH. Imaduddin Utsman, M.A.
Beliau kini sebagai pengasuh Pondok Pesantren Nahdaltul Ummah Kresek Kab. Tangerang sekaligus sebagai Ketua RMI PWNU Propinsi Banten.
Kitab-kitab yang telah ditulis oleh beliau diantaranya:
1. Al-Fikratu al-Nahdiyah fi Ushuli wa furu Ahli Sunnah wal Jama’ah
2. At-thaaruf fi ilmi at-tasauf,
3. Al-Burhanu ila tajwidi al-Qur’ani
4. As-syarah al-Maimun fi Syarah Jauhar maknun
5. Nihayatuh al-maqsudi fi Syarhi Nadhomi al-maqsudi’
6. Al-Ibanah fi syarhi matni ruhbiyah
7. An-nailu al-kamilu fi Syarhi matni al-awamili
8. Talhisu al-hushuli fi ilmi al- ushuli
9. Al-Muhimmah fi syarhi al-Baiquniyah
10. Al-anwaru al-batiniyah fi jauhari an-nahwiyah
11. Fathul al-Muniru fi syarhi mandumati at-tafsiri
Dan sekarang penulis sedang menyusun kitab fiqh Nusantara…
Dari nama-nama kitab yang telah ditulis Kyai Imaduddin menunjukan beliau cukup produktif menyusun kitab dalam bahasa arab. Dan berbagai disiplin ilmu meliputi Nahu, Sharaf, Tasauf, dan Mantik (logika). Ilmu tajwid, faraid tak ketinggalan Ushul dan Tafsir. Hal Ini merupakan sesuatu yang langka dikalangan ulama muda Banten.
Kyai Imaduddin mewarisi darah ulama Banten kenamaan yang populer di jazirah arab dan di juluki Saidul ulama Hijaz yaitu Syekh Nawawi al-Bantani. Bakat menulis beliau sudah tampak saat nyantri dan kuliah karena menjuarai karya tulis ilmiah berbahasa Arab Tingkat STAIN kala itu, kini UIN Banten. Kebetulan Kyai Imaddudin kakak tingkat saat kuliah, walau adik kelas jauh saat mesantren di Ahabul Maimanah, karena Kyai Imad menyantri terlebih dahulu setelah lulus MA baru lanjut kuliah setelah mempuni dalam kitab kuning.
Sanad keilmuan beliau diawali dari:
1. Syekh Syanwani Ponpes Ashabul Maimanah Sampang Tirtayasa (Banten)
2. Syekh Sanja Ponpes Riyadul Alfiyah Kadu Kawang Pandeglang (Banten)
3. Syekh Hasuri Thahir Ponpes Athahiriyah Kaloran Serang- Banten
4. Syekh Abuya Dimyathi Cidahu Pandeglang (Banten)
5. Syekh Busthomi Pandeglang Banten
6. Syekh Rafiuddin al-Bantani
7. Syekh Hasan Basri al-Karwani
8. Syekh Rusdi al-Bantani
9. Syekh Sholahuddin al-Kalwani
10. Syekh Muhammad ibn Ibrahim ibn Abdul Bais al-Katani al-Askandari (Mesir).
11. Dan lainnya yang belum disebutkan.
Sekilas tentang Kitab Al-Fikratu al-Nahdiyah fi Ushuli wa Furu’i Ahli sunnah wal Jama’ah
Sistematika penulisan kitab ini mengikuti kaidah umum sebagaimana kitab klasik di tulis terutama kitab fiqh, yaitu diawali dengan bahasan thaharah sebagai bab pembuka dengan segala kajian permasalahannya. Kitab Al-Fikratu al- Nahdiyah fi Ushuli wa furu Ahli sunnah wal Jama’ah terdiri dari 7 bab, 52 pasal, dan 165 kajian masalah.
Al-Fikratu al-Nahdiyah fi Ushuli wa furu Ahli Sunnah wal Jama’ah tidak hanya membahas fenomena ikhtilaf terkait ubudiyah ringkasnya dalam (fiqh). Namun kitab ini juga membahas akidah (teologi) Asy’ariah Maturidiyah sebagai konstruk landasan akidah umat Islam dalam payung besar bernama ahli sunnah waljama’ah. Pada halaman 4 dijelaskan bahwa yang dimaksud ahli sunnah wal jama’ah adalah mereka yang mengikuti manhaj akidah imam Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansyur al-Maturidi. Dan ternyata madaahib al- arba’ah (mazhab empat) yaitu Imam Hanafi, As-Syafi’i, Maliki, dan Hanbali masuk dalam satu gerbong besar pemikiran yaitu, mengikuti akidah Asyariah ini sebagai mana pendapat Tajudin As-Subqi (atthabaqat as-Syafi’iyah lisubqi) yang dijadikan referensi oleh sang mu’alif.
Jadi, secara tidak langsung kitab ini mengkonfirmasi bahwa golongan Islam non madzhab atau tidak mengikuti Paham Asyariah dalam akidah bukan bagian dari ahli sunnah waljama’ah. Karena terminologi ahli sunnah waljama’ah muncul sebagai fenomena jawaban perseteruan antara Mu’tazilah dan Jabariyah.
Membaca lebih lanjut kitab ini membawa pembaca pada permasalahan-permasalahan yang “menantang” kenapa menanatang? Karena hal-hal yang biasa dikaji dalam bahtsul masail oleh penulis disajikan dalam kitab ini, sehingga memudahkan pembaca mencari jawaban tanpa harus berselancar membuka lebaran-lembaran kitab induk yang beratus halaman, berpuluh bab serta berbilang-bilang kitab.
Di kitab Al-Fikratu al-Nahdiyah fi Ushuli wa furu Ahli Sunnah wal Jama’ah tinggal melihat daftar isi, kemudian membuka halaman sesuai permasalahan, maka pembaca menemukan jawaban yang didasarkan pada pendapat-pendapat ulama Syafi’iyah lengkap dengan sumber rujukan dan qaul ulama yang dijadikan referensi.
Sebagai contoh sajian permasalahan dalam kitab ini yaitu, tentang penomena amaliah yang biasa dilakukan oleh kebanyakan masyarakat Nusantara. Amaliah warga nusantra sering menjadi bahan bullyan dengan istilah “bid’ah dhalalah” kitab ini menepis tuduhan itu dengan dasar pijakan keilmuan tradisi pesantren. Jika dianalisis ini menunjukan dinamisme dalam memposisikan teks-teks hadits. Amaliah ulama Banten ketika rebo wekasan melaksanakan shalat tolak bala jelas ini menggunakan kaidah ushul الامور بمقاصدها tidak semata terpaku pada teks hadits.
Di atas sebagai contoh jika kitab Al-Fikratu al-Nahdiyah fi Ushuli wa Furu Ahli Sunnah wal Jama’ah memberikan solutif, tidak terjebak pada teks-teks agama yang bersifat normatif tanpa dibarengi pemikiran dan konteks permasalahan. Dari itu kyai tidak mudah menuduh segala sesuatu yang tak dilakukan Rasulullah tertolak alias dhallaah.
Kitab ini pula menghidangkan alam pikiran kaum NU yang mempercayai kedudukan auliya atau para wali. Sehingga di halaman 224-227 dikupas tentang jenis-jenis sebutan wali, termasuk tentang khariqul adat.
Kitab ini patut dimiliki oleh para kyai, ustadz ataupun dosen yang mengkaji hukum islam dan tradisi pemikiran keislaman. Keunggulan kitab ini adalah seumpama kantong ajaib yang dimiliki oleh Doraemon.
Setiap permasalahan umat mampu dijawab, karena ada 165 permasalahan yang sering muncul dalam kehidupan di masyarakat. 165 permasalahan ini sesungguhnya merupakan kunci pembuka untuk menjawab permasalahan lainnya. Dasar-dasar konstruk pijakan dalil kitab ini bersumber pada kitab-kitab babon diantaranya kitab Raudhah at Thalibin, Tuhfah al-Muhtaj, al-Majmu’, Hasyiah Buzaerimi, Mughi al-Muhtaz, fathul bari dan lainnya.
Hidangan yang disajikan oleh mualif kitab ini cukup luas, permasalahan ubudiyah tuntas dibahas dari thaharah hingga muamalah semisal perbankan pun ikut dibahas. Disamping hal furuiyah terkait membaca al-Quran bagi si mayit di pekuburan. Ada pula bahasan terkait maulid Nabi Muhammad SAW dan sejarah yang melingkupinya. Bahkan hukum mengucapkan hari natal ikut dikaji.
Bab 2 halaman 232 membahas Nahdlatul Ulama, asas dasar (Qonun NU), Asas NU secara pemikiran pertama, moderat dan adil dalam menyikapi permasalahan. kedua Tasamuh atau toleran kepada sesama insan. Ketiga Tawazun seimbang atau proporsional dan yang ke empat adalah amar ma’ruf nahi munkar.
Bahasan ahli sunnah waljama’ah difokuskan pada dua tokoh pendiri Asyariah- Maturidiyah yaitu Abu Hasan Al- Asyari dan Abu Manshur al- Maturidi yang ajarannya tertuang dalam kitab-kitab khas Asyari’ah-Maturidiyah seperti kitab; maqalat al-Islamiyiin wa Ihtilafi al-Musholin li al-Imam al-asya’ri, al-Aqidah al-Thahawiyah li-ibn Ja’far al-Thahawi, al-Aqidah al-Sanusiah al-kubra li Muhammad Yusuf al-Sanusiah. Inti bahasan diantaranya rukun iman, takwil sifat Allah, sampai tentang melihat Allah kelak di akhirat. Lihat bab 3 halaman 248.
Bab 4 halaman 364 membahas tentang firqoh golongan diluar ahli sunnah wal jama’ah yaitu Syi’ah, Mu’tazilah, Khawarij, dan Murji’ah. Selanjutnya Jabariah, Qodariyah, Mujassimah dan Wahabiyah ada di halaman 276.
Bab 5 dan 6 seputar madahibul arba’ah dan membahas dan thobaqoh Imam Syafi’i.
Bab penutup menghidangkan tokoh Tasauf rujukan Ulama Nahdlatul Ulama yaitu Abi Qosim Junaidi al-Bagdadi dan Imam Al-Ghazali. Demikian sekilas tentang kitab Al-Fikratu al-Nahdiyah fi Ushuli wa furu Ahli Sunnah wal Jama’ah. Untuk lebih jelasnya silahkan baca kitabnya secara langsung.
Oleh: Akhmad Basuni (sempat menjadi anak asuhnya dalam beberapa waktu).
Dr. Sugeng Sugiharto di-Demosi oleh BRIN karena Bicara Nasab Klan Habib Baalwi?
Penulis: Kgm. Rifky ZulkarnaenPenulis memperoleh informasi bahwa Dr. Sugeng Sugiharto di-demosi (penurunan jabatan dan tunjangan kinerja) oleh kantor tempat beliau...
Read more