KPBB adalah Koperasi Pesantren Banten Bersatu. Koperasi sekunder yang didirikan oleh koperasi-koperasi primer pesantren yang di inisiasi oleh para kyai dan ulama se-Banten.
Visi dibentuknya KPBB adalah membangun kemandirian ekonomi dan bisnis pesantren dengan langkah mengakselerasi semua stakeholder dengan sinergi dan kolaborasi menjadi ruh utama mencapai maksud dan tujuan. Fokus utama KPBB adalah berkontribusi pada dunia pesantren dalam bidang bisnis dan ekonomi.
Misi KPBB adalah :
– Membangun ekonomi dan bisnis pesantren baik sektor keuangan maupun sektor riil
– Menggelorakan jihad ekonomi pada dunia pesantren
– Menyatukan langkah, gerak dan bersatu hati berkhidmat kepada ulama lewat jalur ekonomi dan bisnis pesantren
Peran dan Fungsi Pertama
KPBB menjadi gerakan, karakter gerakan itu harus membawa pesan tentang aqidah dan prinsip dasar hidup menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Membangun pesantren mandiri dengan akselerasi sumber daya dan potensi baik alam maupun manusia menjadi hal yang sangat penting di Banten. Image pesantren Banten yang hibah minded harus di rubah maindset pesantren mandiri. Peran KPBB juga harus membangun karakter dan mindset dasar dalam ekonomi dan bisnis yang lebih positif dan tidak berbenturan dengan kaidah dan prinsip yang lain, seperti hubbun Dunya ro’su Kulli khotiah diaplikasikan dan di alamatkan kepada orang yang rajin dan getol dalam usaha dan bisnis. Padahal rajin dalam usaha dan bisnis adalah anjuran Rasulullah dan juga pesan yang kuat di dalam Al-Qur’an. Wara’ atau buqduddunya alias benci dunia, bukan berarti Wara’ itu tidak boleh kaya dan rajin, orang Islam wajib kaya dan harus dermawan. KPBB mendorong dan mengajak kepada para kyai dan santri serta da’i dan daiyyah untuk menguatkan gerakan dakwah dan jihad ekonomi.
Peran dan Fungsi Kedua
KPBB harus menjadi wadah berkumpulnya pesantren untuk menyatukan visi dan misi kemandirian ekonomi pesantren. Selain sebagai wadah, KPBB menjadi hub atau fasilitator untuk membantu pondok-pondok pesantren untuk edukasi dan pengembangan serta sosialisasi. Masalah yang dihadapi bagi para pengusaha adalah akses modal, akses pasar, akses birokrasi, legalitas, advokasi, pelatihan dan pembinaan.
Kenapa harus menjadi hub atau fasilitator, karena fungsi utama pesantren itu bukan institusi ekonomi dan bisnis. Fungsi uatama pesantren adalah pendidikan dan dakwah sedangkan fungsi kemandirian ekonomi adalah fungsi penyeimbang dan relatif baru. Kemandirian ekonomi disini adalah lebih kepada membangun dan merekayasa ekonomi dan bisnis yang tujuannya menjadi penopang kehidupan pesantren. Maka secara ideal pesantren harus mengembangkan sektor keuangan dan riil sebagai penopang kemandirian ekonomi pesantren. Ada tiga karakteristik kemandirian pesantren; yang pertama adalah pesantren yang sama sekali belum punya pengalaman dalam proses ekonomi dan bisnis, tentunya ini harus ditangani lembaga pemberdayaan. Pesantren dengan karakteristik pertama ini butuh edukasi, praktek, pendampingan agar mempunyai pengalaman dalam ekonomi dan bisnis. Kedua pesantren yang sudah ada praktek bisnis dan ekonomi, tetapi masih sederhana dan natural belum ada proses rekayasa, karena untuk men-scale up usaha dibutuhkan rekayasa, karakter kedua ini bisa didampingi lembaga keuangan yang menengah seperti BMT dan Koperasi simpan pinjam. Ketiga, karakter pesantren yang sudah mampu membuat rekayasa bisnis dan ekonomi. Pesantren dengan karakteristik ketiga ini sudah bank-able dan harus mau jadi kakak asuh dengan pesantren yang pertama dan kedua.
Peran dan Fungsi Ketiga
KPBB harus mendorong program-program yang makro, strategis dan juga program implementasi mikro yang bisa dijadikan praktek langsung berdampak pada pesantren. Contoh program makro strategis adalah membangun kawasan bisnis ekonomi pesantren dalam sektor riil misalnya kawasan bisnis halal ternak ayam 500 hektar. Atau sentra halal produk holtikultura 2.000 hektar yang dikelola oleh konsorsium pesantren. Itu adalah contoh bisnis strategis yang dikelola oleh koperasi sekunder KPBB.
Tapi juga harus ada aktifitas bisnis yang langsung berdampak terhadap pesantren seperti trading baik sektor riil maupun sektor keuangan, dengan membangun distribution center atau DC. Contoh membuat ekosistem hulu hilir kemandirian ekonomi pesantren dengan trading baik berupa produk digital maupun produk riil dengan melihat demand yang kongkrit kebutuhan pesantren. Pesantren butuh memenuhi kebutuhan pesantren dari sehari semalam. Dari mulai kebutuhan primer, sekunder dan tersier santri pesantren, lingkungan pesantren dan alumni pesantren. Membangun kemandirian ekonomi pesantren bukan hal sulit tapi tidak semudah meneguk secangkir kopi.
Jadi jangan lupa ngopi kopi yang sehat, kopi murni dan berkah. Keberhasilan butuh komitmen dan komitmen kita adalah Kopi Abah karena kopi adalah komitmen pikiran dan Abah adalah arus bawah, salam kopi Abah, salam sukses selalu.
Oleh: KH. Nur Rohman, Pengasuh Ponpes Technopreneur As Shofa, Ketua KPBB dan Presiden Direktur Santri Milenial Center (SiMaC)