Telah kita ketahui bahwa Nasab Ba ‘Alwi Gagal Total Sebagai Cucu Nabi SAW Melalui Garis Lurus Lurus Paternal Ke Imam Husein Bin Ali RA:
- Gagal secara PUSTAKA, tidak terkonfirmasi dalam kitab-kitab nasab selama 550 tahun lamanya.
- Gagal secara SEJARAH, terbukti Sayyid Ahmad Al Abah bin Isa Arrumi, wafat di Najaf, dimakamkan di Wadi Assalam, dan tidak pernah hijrah ke Hadramaut Yaman. Makam di Yaman juga baru ditemukan berdasarkan takwil mimpi di Abad ke-9H. Sejarah itu tidak bisa didasarkan pada mimpi semata. Harus jelas pembuktian ilmiahnya, secara kesinambungan.
- Gagal secara GENETIKA, karena dari hasil uji test DNA berhaplogroup Y-DNA paternal G2. Sementara keluarga Nabi berhaplogroup J1. Dari sini jangankan sebagai Cucu Nabi SAW (J1-L859) atau Ali RA (J1-FGC10500), sebagai kerurunan Ibrahim saja gagal (J1-P58). Sebagai orang Arab juga gagal, merek orang Kaukasia, keturunan Askhenazi, melalui jalur Yaphet putra NUH AS. Sedangkan Ibrahim keturunan dari SAM bin NUH AS. Artinya, Ba’alwi di masa sekarang, ketemu pada kakek yang sama dengan keturunan Nabi SAW yang asli, yaitu di titik manusia bernama NUH AS pada sekitar 1108 generasi di masa silam. Jadi, kejauhan kekerabatannya dan mutlak gagal total klaimnya sebagai Cucu Nabi melalui jalur Imam Husein bin Ali RA.
- Gagal secara ISBAT NASAB, baik dari Naqobah Yaman maupun Iraq negeri asal leluhur Sayyid Ahmad bin Isa. Dari negeri Yaman bahkan keluarga Nabinyang diwakili Mufti Yaman dari keluarga Ar-Rasi Al Hasani sudah mengeluarkan fatwa tentang nasab-nasab palsu yang mengaku keturunan Nabi SAW. Dan itu termasuk keluarga BA’ALWI YAMAN, yang berbondong-bondong hijrah ke Nusantara atas inisiasi Kolonial Belanda, bekerja untuk kepentingan Penjajah Kafir Harbi Belanda, menumpang gratis Kapal Belanda, dapat tanah, gaji dan fasilitas warga elit diatas Pribumi Nusantara.
(Selengkapnya baca Kitab Al Istizadah karangan cucu Mufti Tarim Abdurrahman bin Ubaidillah, maupun korespondensi Mufti Antek Belanda Usman bin Yahya dengan atasannya Snouck Hurgronje, maupun Van Den Berg, yaitu 2 oknum Yahudi Belanda sebagai konseptor Kooptasi dan Hegemoni Ummat Islam di Nusantara).
Salam Waras Selalu, Rahayu Nusantaraku !!!
(KRAT. Faqih Wirahadiningrat)