• Tentang Kami
    • Pengurus
  • Kontak
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
No Result
View All Result
Home Berita

WH Dan Eksistensi Pondok Pesantren Di Banten

Berdasarkan informasi situs resmi Web pemprov Banten. Pada tahun 2020 Provinsi Banten mengalokasikan Dana hibah untuk pesantren-pesantren yang ada di Banten sebesar Rp 117 milyar. Yang disalurkan kepada 3000-an pesanten

Akhmad Basuni by Akhmad Basuni
5 April 2021
in Berita, Opini, Pesantren
3 min read
1
0
SHARES
283
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Tangerang, RMI-NU Banten
Banten merupakan provinsi buah dari reformasi. Jauh sebelum Indonesia merdeka Banten merupakan sebuah keajaan yang berdaulat mutlak. Dibanten juga tercatat ada pelabuhan internasional yaitu pelabuhan Karangantu ratusan kapal berbendera asing bersandar di sana untuk mengangkut rempah-rempah hasil pertanian di Banten. Banten tempo dulu merupan kawasan eksotik, konon katanya kemolekan pantainya sebelum bencana besar letusan gunung krakatau yang terdasyat sepanjang sejarah mengalahkan pantai di kawasan Paris.

Baca Juga

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

PWNU Banten, KH Bunyamin: Kami Siap Sukseskan Porseni NU 2023 Di Kota Solo

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

RMI PCNU Kab. Serang Peringati Hari Santri Nasional 2022 Dengan Bedah Kitab Dan Ijazah Sanad 19 Kitab

Era reformasi membawa berkah tersendiri bagi Banten, hasil jerih payah tokoh-tokoh Banten memperjuangkan Banten menjadi sebuah provinsi membuahkan hasil.

Kini Banten dibawah kepemimpinan Dr. H. Wahidin Halim, M.Si terus berbenah mengejar ketertinggalan dari provinsi-provinsi yang sudah mapan terutama dalam hal infrastuktur, disamping pembangunan SDM.

Banyak hal yang telah ditata oleh pemprov Banten, tetapi penulis hanya memframe pada eksistensi pesantren di Banten. Pesantren di Banten merupakan pesantren tertua di Nusantara sebagai warisan peradaban yang memiliki nilai luhur tiada tanding. Karena bagaimanapun pesantren merupakan wadah transmisi sanad keilmuan para ulama yang pada akhirnya bersambung kepada Rasulullah.

Dari atsar pesantren itu karakteristik keagamaan khususnya Islam di Nusantara memiliki wajah yang ramah sesuai dengan alam nusantara yang ramah molek dan eksotik. Karena bagaimanapun secara antropologi alam mempengaruhi psikologis penghuninya. Penghuni padang pasir yang tandus dan gersang tentu akan berbeda karakteristiknya dengan penghuni daerah yang eksotik asri seperti nusantara. Gaya komunikasi orang pesisir pantai dengan daerah dataran tinggi seperti pegunungan tentu juga berbeda.

Pesantren sebagai subkultur kata Gus Dur sesungguhnya mewarisi tradisi vihara Hindu-Budha dalam hal tatakrama. Tradisi cium tangan ke sang Kiai hanya ada di Nusantara di belahan bumi Arab tidak pernah dikenal. Zamakhasry Dhofier mengkaji begitu apik tentang pesantren, sehingga menyimpulkan pesantren dulu merupakan penancang kokoh teologi, hukum dan tasauf (akhlak). Karena perpaduan 3 unsur tersebut pesantren melahirkan generasi “lentur” tidak melihat agama sebagai fiqh oriented semata, tetapi dipadukan dengan sosial kemasyarakatan yang ada. Sehingga mengalami saling tarik menarik antara tarikan budaya dan agama tanpa mengenyampingkan keduannya. Dari itu ada “kemesraan” ritme kehidupan. Ini tampak pada perayaan maulid, resepsi pernikahan, debus dan penanggalan Jawa dengan istilah satu suro.

Pesantren sebagai subkultur pada era itu merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang memiliki otoritas segala hal mengenai kebutuhan hajat orang banyak. Pesantren kala itu kurikulumnya tidak hanya membahas ushuluddin tetapi juga membahas ilmu-ilmu yang terkait langsung dengan kehidupan real. Berdasarkan manuskrif kuno yang telah diteliti oleh Ahmad Baso pesantren kala itu mengajarkan juga ilmu pertanian, pengobatan, kelautan, sastra, dan budaya tulis menulis (literasi), bahasa asing disamping “kejadugan” kekuatan magis”.
Pesantren juga diakui sebagai benteng pertahan kokoh yang mengajarkan karateristik mulia atau budi pekerti. Di pesantren akhlak atau Moral dalam dialektika Barat, menjadi kebiasaan karena diteladankan oleh sang kyai. Pesantren jika di tinjau penanaman akhlaknya dalam kacamata Jesse Prinz pada bukunya The Emotional Contruction of Morals (2007) selaras. Karena akhlak sesungguhnya perilaku empiris yang dibakuan oleh perasaan emosional. Dari itu Jesse menolak teori yang dibangun oleh David Hume yang menyatakan moral sebagai sesuatu yang nativis dan bersipat ajeg tidak ada ruang untuk diperdebatkan karena sudah “given”.

Pesantren sebagai warisan budaya harus tetap ada sepanjang manusia nusantara itu ada dibelahan bumi ini. Kini pesantren terbukti mampu bertahan dalam gempuran kehidupan modern yang begitu dinamis. Pesantren sedikit-demi sedikit membuka diri secara alamiah menjawab tantangan jaman, dari itu pesantren kini sekalipun tradisional ada yang mengadopsi kurikulum barat, sehingga santripun tak asing dengan teori-teori ilmu sosial yang berasal dari Barat.

Dari catatan sekilas itu wajar jika kebijakan WH ada kepedulian terhadap eksistensi pesantren. Berdasarkan informasi situs resmi Web pemprov Banten. Pada tahun 2020 Provinsi Banten mengalokasikan Dana hibah untuk pesantren-pesantren yang ada di Banten sebesar Rp 117 milyar. Yang disalurkan kepada 3000-an pesanten. Di mana masing-masing pesantren mendapat @ 30 juta rupiah. Dana tersebut merupakan dana hibah yang diperuntukkan kegiatan pesantren termasuk biaya perawatan pesantren.

Dari bantuan hibah tersebut menunjukan pemerintah provinsi Banten berkomitmen memajukan eksistensi pesantren yang ada diwilayahnya. Kedepan semoga pemprov Banten bisa lebih memaksimalkan program tersebut. Karena dari alokasi dana tersebut belum seluruhnya pesantren yang ada mendapatkan dana hibah. Untuk itu perlu kiranya Pemprov Banten memiliki database utuh dan akurat sehingga bisa dipetakan mana pesantren yang sudah mendapat bantuan, mana pesantren yang sama sekali belum merasakan bantuan. Dari data tersebut tahap berikutnya diprioritaskan untuk pesantren yang belum mendapatkan bantuan. Sehingga pada akhirnya semua pesantren mendapatkan bantuan walaupun secara bergantian tiap tahun.

Untuk memudahkan inventarisir berbasis faktual lapangan, pemprov banten perlu kiranya menggandeng ormas, ataupun komunitas pesantren. Sudah menjadi keumuman pesantren khususnya yang memelihara tradisi kitab kuning adalah pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama (NU). Di NU sendiri ada lembaga yang khusus membidangi pesantren yaitu Rabithah Ma’ahid al-Islamiyah (RMI). Di tambah secara kultural psikologis 80% masyarakat Banten adalah Nahdlatul Ulama. Maka salah langkah jika Pemrov hanya menggandeng ormas pesantren yang tak memiliki basis kultural kebantanan dalam menyalurkan bantuan dana hibah yang terbilang cukup besar untuk ukuran bantuan keagamaan. Dari itu semoga ulasan saya sebagai salah satu warga Banten yang peduli terhadap pesantren ini menjadi pertimbangan bagi pemprov dalam menjalin kerjasama untuk menyalurkan bantuan tidak bersumber tunggal dari satu ormas.

Kontributor: AA Bass

Tags: akhmad basuniberita bantenGubernur BantenPesantrenRMI BantenrminuWH
Next Post

Pengurus Baru RMI-NU Banten Dilantik, Langsung Bersilaturahim Ke Gubernur

Comments 1

  1. MUHAMAD YUSUP says:
    2 tahun ago

    Saya setuju jika RMI yang sebenarnya lebih memahami dan mengerti kondisi pesantren, dan sy yakin bahwa RMI bisa menjaga pesantren dari eksploitasi oknum2 tertentu.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paling Banyak Dilihat

Opini

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

by Admin
29 Desember 2022
0

Dari 1723 berkas/bundel arsip Directie der Cultures ini ternyata baru 3 (tiga) berkas yang sudah jelas berkenaan dengan Banten yaitu:...

Read more
Load More
  • All
  • Berita
  • Opini
  • Pustaka
  • Santri
  • Ulama
  • Pesantren

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Mengkaji Kitab Lawaqihu al-Anwari al-Qudsiyati

PWNU Banten, KH Bunyamin: Kami Siap Sukseskan Porseni NU 2023 Di Kota Solo

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

RMI PCNU Kab. Serang Peringati Hari Santri Nasional 2022 Dengan Bedah Kitab Dan Ijazah Sanad 19 Kitab

HSN 2022 RMI Kab. Serang Selenggarakan Bedah Kitab Dan Ijazah Kitab Kuning

Load More

Baca Juga

MUI Banten Keluarkan Fatwa Haram Membaca Al-Quran Di Atas Trotoar

by Admin
22 April 2022
0

Sebut Ma’had Al Abqory Terkait HTI, RMI Rekomendasikan Hapus Dari Program PUPR, Kecuali…

by Admin
19 Juli 2021
0

45 Ulama Nusantara Penulis Kitab Kuning Berbahasa Arab Sepanjang Masa

by Admin
27 Februari 2022
2

  • Opini
  • Berita
  • Pustaka
  • Ulama
  • Santri
  • Pesantren
Follow Us

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist