Dalam video tahun 2014 (https://youtu.be/vAWJ_mxQsOI?si=kj1ht8tY6cl-273t), yang dikeluarkan asosiasi dari Jerman, Makmad e.v, ada hipotesa;
Kalau hasil genetik alawiyyin berhaplogroup selain E & J, maka = Nabi Ibrahim bukan leluhur bersama Nabi Ishak leluhur umat Yahudi dan Nabi Ismail leluhur Suku Quraisy didalam agama Islam, dan Nabi Ibrahim akan dianggap sekedar tokoh legenda yang belum bisa dibuktikan secara faktual ilmiah.
Kalau hasil genetik Alawiyyin umumnya berhaplogroup E, maka Yahudi Cohen Askenazi umumnya tidak shoheh sebagai keturunan bergaris laki-laki kepada Nabi Ibrahim, malahan Yahudi Cohen Sephardic yang umumnya keturunan bergaris laki-laki kepada Nabi Ibrahim, dan Nabi Ibrahim adalah tokoh Faktual historis.
Kalau hasil genetik Alawiyyin umumnya berhaplo J, maka Yahudi Cohen Shepardic umumnya tidak shoheh sebagai turunan bergaris laki ke nabi Ibrahim, malahan Yahudi Cohen Askhenazi yang umumnya shoheh sebagai turunan bergaris laki kepada Nabi Ibrahim, dan Nabi Ibrahim adalah tokoh Faktual historis.
Nah beberapa tahun kemudian familytreedna sudah mempublikasikan para alawiyyin internasional banyak terbukti berhaplogroup J.
ISOGG Asosiasi Pakar Genetik Internasional juga sudah mempublikasikan hasil haplogroup Nabi Muhammad SAW juga dengan haplogroup J, artinya Nabi Ibrahim terbukti leluhur bersama garis laki-laki alawiyyin internasional dan Yahudi Cohen Askhenazi, dan Nabi Ibrahim tokoh faktual historis.
Bagaimana dengan Ba’alwy yang berhaplogrup G?
Haplogroup G ini menandakan keturunan garis laki-lakinya adalah keturunan Kaukasus, tapi dari hasil yang dipublikasikan oleh jewishdna.net membuktikan Ba’Alwy garis perempuannya mengandung gen Yahudi.
Jika Ba’alwy yang berhaplogroup G dipaksakan dianggap asli keturunan garis laki-laki ke Imam Ali dan sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW, maka implikasi logisnya:
- Al Quran salah dalam mengisahkan leluhurnya Yahudi Nabi Ishak dan leluhur Bangsa Arab Quraisy, Nabi Ismail sebagai sesama keturunan Nabi Ibrahim AS.
- Nabi Ibrahim akan dianggap sebagai tokoh legenda saja
- Ajaran agama Samawi baik Yahudi, Kristen dan Islam tidak terbukti benar secara ilmiah dalam hal .
Maka secara kaidah ilmiah lebih aman menolak Ba’Alwy sebagai dzuriat Nabi Muhammad SAW, daripada bertolak belakang secara ilmiah malah berimplikasi tidak ilmiahnya ajaran Islam.
Padahal sudah banyak bukti ilmiah yang terbukti sesuai dengan ajaran Islam, baik teori penciptaan alam semesta dari satu sumber muasal/big bang, perluasan alam semesta, bumi tidak datar, matahari bersinar bulan bercahaya, proses perkembangan janin dalam rahim dan lain sebagainya.
Penulis: R.Tb. M. Nurfadhil Satya Tirtayasa