Perjalanan Ziarah ke Makam Masjong dan Agus Ju, ini mendadak begitu saja, karena sebelumnya Ketua RMI-NU Banten, akan bertandang ke salah satu dinas di provinsi Banten, untuk audiensi perihal kepentingan pesantren di Banten.
Saya selaku pengurus sekaligus santrinya, bersama pengurus lainnya, bertemu di Masjid pusat pemerintahan provinsi Banten, tidak lama kemudian, Kang Imad (begitu panggilan akrabnya) mengajak kami berziarah di Sempu, Banten Girang.
Tidak diduga di makbarah itu merupakan pejuang Islam pertama di Banten, pembantu Syarif Hidayatullah dalam mengembangkan Islam di Banten.
Sebelum shalat Jum’at, cepat-cepat kami sempatkan berziarah ke makam Ki Masjong dan Ki Agus Ju, didalam makbaroh ada tulisan: “orang pertama masuk Islam di Banten”.
Dari tulisan itu telah mengingatkan saya pada pengalaman pertama memasuki di dunia pesantren. Jadi, awal saya kenal akrab dengan ngaji kitab kuning itu, ya, pertama kalinya di Kang Imad. Pesantren Nahdlatul Ulum Cempaka.
Sejak 2003-an, Kyai Imad mulai merintis mendirikan pesantren. Sampai kemudian saya datang. Beruntungnya saya di-uruki-nya langsung beberapa kitab dasar sampai khatam. Dan lebih membanggakannya lagi, ternyata saya-lah yang jadi santri pertamanya.
Dari ziarah ini, akhirnya saya berfirasat, semoga dengan berziarah ke makam Masjong Agus Ju, sebagai orang yang pertama kali mengembangkan Islam di Banten, menjadi pertanda munasabah dan bukan soal kebetulan saja, bahwa pesantren akan berkembang maju dalam segala sektor bersama RMI-NU Banten yang dinahkodai oleh Kang Imad.
Di mana RMI, Rabiitah Ma’ahid Islamiyah, sebagai wadah tali silaturahmi dan pemersatu pesantren di bawah naungan Nahdlatul Ulama peranannya amat penting dalam mengembangkan pesantren, terlebih dalam merawat nilai-nilai Ahli Sunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah.