Sejarah NU dengan Kemerdekaan
Sejarah Nahdlatul Ulama (NU) tidak bisa dipisahkan dari perjuangan panjang bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Didirikan pada 31 Januari 1926 oleh K.H. Hasyim Asy’ari dan para ulama lainnya, NU berperan sebagai penjaga nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah di tengah gelombang perubahan yang terjadi selama masa kolonial. Saat Indonesia memperjuangkan kemerdekaannya, NU tidak tinggal diam. Melalui partai politik Masyumi, yang didirikan pada tahun 1945, NU menjadi salah satu pilar perjuangan. NU tidak hanya terlibat dalam pergerakan politik, tetapi juga turut serta dalam perjuangan fisik melawan penjajah. Komitmen NU dalam menjaga keutuhan NKRI dan meraih kemerdekaan adalah bukti nyata kontribusinya bagi bangsa ini.
Transformasi NU: Mendirikan Sekolah dan Rumah Sakit
NU bukan hanya organisasi yang berorientasi pada politik, tetapi juga pelopor dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Transformasi NU dari sekadar organisasi keagamaan menjadi organisasi yang holistik terlihat jelas dengan pendirian berbagai institusi pendidikan dan rumah sakit. Pondok pesantren yang menjadi ciri khas NU telah melahirkan banyak intelektual dan pemimpin bangsa. Lebih dari itu, NU mendirikan sekolah-sekolah formal dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, memberikan pendidikan berkualitas kepada generasi muda tanpa memandang status sosial.
Di bidang kesehatan, NU berperan dengan mendirikan rumah sakit dan klinik kesehatan yang menjangkau masyarakat di daerah terpencil. Ini adalah bukti nyata komitmen NU dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi semua lapisan masyarakat. Rumah sakit NU tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan medis tetapi juga sebagai tempat penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan.
Pentingnya Konsesi Tambang untuk NU dan Umat demi Transformasi Nahdlatul Ulama Emas
Untuk mewujudkan visi besar menuju masa Nahdlatul Ulama Emas, NU perlu mengambil langkah strategis dalam memperkuat kemandirian ekonominya. Salah satu langkah penting adalah memperoleh konsesi tambang. Ini bukan hanya soal mengelola sumber daya alam, tetapi lebih dari itu, ini adalah tentang membangun kemandirian ekonomi yang kokoh untuk mendukung berbagai program NU. Pendapatan dari konsesi tambang bisa digunakan untuk mendanai program-program pendidikan, kesehatan, dan sosial yang diinisiasi oleh NU.
Selain itu, pengelolaan tambang yang melibatkan masyarakat lokal akan meningkatkan kesejahteraan mereka dan menciptakan lapangan kerja baru. Penting bagi NU untuk bekerja sama dengan pemerintah dan perusahaan tambang, memastikan bahwa konsesi yang diperoleh benar-benar bermanfaat bagi organisasi dan umat. Ini adalah bentuk nyata dari pengabdian NU kepada bangsa dan negara.
Menuju masa Nahdlatul Ulama Emas bukanlah sekadar mimpi, melainkan sebuah panggilan aksi bagi kita semua, terutama generasi muda. Sejarah panjang NU dalam perjuangan kemerdekaan dan transformasi di bidang pendidikan serta kesehatan menunjukkan bahwa organisasi ini memiliki fondasi yang kuat. Dengan mengelola sumber daya alam secara mandiri, NU bisa menjadi lebih berdaya dan memberikan kontribusi lebih besar bagi umat dan bangsa. Ayo kita bersama-sama menjawab panggilan ini, mewujudkan Nahdlatul Ulama Emas yang tidak hanya bermanfaat bagi umat Islam tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia.
Oleh: AHMAD SAHLUL MAFAKHIR KAFFA (aktivis mahasiswa NU)
12, juli 2024