Oleh: KH. Imaduddin Utsman al Bantanie
Kematian pasti akan datang sesuai dengan umur yang diberikan oleh Allah SWT. ketika umur yang ditentukan Allah SWT. telah mencapai ajal (waktu datang) nya maka datanglah kematian, yaitu berpisahnya ruh dari jasad. Setiap makhluk diberikan umur (kebersamaan antara ruh dan jasad) yang berbeda-beda sesuai dengan tugas dan hikmah penciptaannya di dunia yang sudah ditentukan oleh Allah SWT.
Manusia yang sesungguhnya adalah ruh itu sendiri yang tidak pernah mati. Sedangkan jasad adalah werangka yang diciptakan sangat unik yang akan terkait dengan hukum dunia. Jasad disempurnakan dengan akal dan nafsu. Dengan jasad inilah kita diberikan beban hukum; dengan jasad inilah kita beramal soleh seperti solat, puasa dan lain sebagainya. Tanpa jasad ini maka kita tidak akan merasakan lapar, maka tanpa jasad tidak ada ujian menahan lapar yang tentu tidak ada guna kewajiban puasa. Dengan jasad inilah pula kita mempunyai nafsu yang dengannya diatur hukum menuruti hawa nafsu sesuai tuntunan Tuhan. Nafsu seks umpamanya hanya boleh disalurkan dalam ikatan pernikahan yang telah diatur dalam syariat, bila tidak sesuai dengan syariat manusia terjebak dalam dosa zina yang diancam dengan siksa neraka.
Dengan jasad pula terikatlah hubungan kekeluargaan. Ibu, ayah, anak dan sebagainya adalah ikatan jasad, setelah ruh itu keluar dari jasad, maka masing-masing ruh dihadapan Tuhan adalah sama, tidak ada lagi ibu, ayah, anak dan sebagainya. Setiap manusia dihadapan Tuhan bertanggung jawab atas tanggung-jawabnya masing-masing. Boleh pula dikatakan, kehidupan kekeluargaan di dunia ini hanya ibarat drama siapa yang berperan sebagai siapa? Ada yang berperan sebagai ayah dari seseorang; ada yang berperan sebagai sebagai anak dari seseorang dan sebagainya. Semua itu ikatan duniawi, sedang di akhirat semuanya adalah makhluk Tuhan yang sederajat yang harus mempertanggung-jawabkan segala amalnya selama di negeri ujian, yaitu dunia.
Sakaratul Maut
Ruh orang mukmin yang solih, seperti hadits riwayat sahabat Al barra bin ‘aazib, ketika akan keluar dari jasad, para malaikat turun dari langit, wajah mereka putih bersinar bagai matahari, mereka membawa kain kafan dan kapas dari surga, mereka duduk mengitari orang mukmin yang akan dicabut nyawanya itu, lalu datanglah malaikat maut duduk disisi kepalanya, kemudian malaikat maut berkata, “wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan dan keridoan!”, kemudian ruh itu keluar seperti keluarnya air dari kendi.
Sedangkan ruh orang kafir ketika akan keluar berada dalam kegelisahan, kemudian malaikat berkata, “keluarlah wahai jiwa yang jelek dari jasad yang jelek!”, kemudian ia bersuara seperti suara keledai lalu dicabutlah nyawanya dari mulai kaki sampai ke dadanya, sehingga ketika sampai di tenggorokannya hilanglah kesempatannya untuk bertobat.
Kemana Ruh Manusia Setelah Mati
Ruh orang mukmin yang solih, setelah keluar dari jasad, malaikat bersegera mengkafani dan mengkapasi ruh itu dengan kain kafan dan kapas dari surga, dari ruh itu keluar bau harum semerbak seperti harum minyak misik terbaik dimuka bumi.
Kemudian ruh orang mukmin ini akan dibawa ke atas langit oleh para malaikat dipimpin oleh malaikat Solsoil, para malaikat menyambut ruh ini sambil berkata, “siapakah ruh yang baik ini? kemudian malaikat Solsoil menjawab, “ini ruh fulan bin fulan”, ia menyebut namanya dengan panggilan sebaik-baiknya panggilan kepadanya di alam dunia. Kemudian sampailah ruh ini di langit dunia, maka dibukalah jalan untuk rombongan ini lalu seluruh malaikat utama dari langit dunia ikut mengiring ruh ini sampai ke langit kedua, demikian seterusnya, para malaikat utama dari langit kedua mengiring ruh ini sampai langit ketiga, sehingga sampailah ruh ini dilangit yang ketujuh, kemudian Allah SWT. berkata, “tulislah buku hambaku ini didalam surga ‘iliyyin dan kembalikan ia ke bumi”. Kemudian ruh ini dibawa kembali ke bumi untuk dikembalikan kepada jasadnya untuk kesempurnaan pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir.
Sedangkan Ruh orang kafir setelah dicabut, maka malaikat Daqyail yang berbau bacin, berwajah jelek dan berpakaian hitam menerima ruh itu dari Malaikat Maut dan membawanya ke langit dunia, kemudian para malaikat langit dunia menghadang dan tak memberi jalan, lalu malaikat Daqyail melepaskan ruh orang kafir ini sehingga ia jatuh terbawa angin, ketika sampai di bumi malaikat Zabaniyah menyambar ruh ini dan membawanya ke Neraka Sijjin didalam bumi ke tujuh untuk mendaapatkan siksa kubur.
Sampai datangnya kiamat, Ruh para nabi akan ditempatkan tempat yang tertinggi dalam surga ‘iliyyin. Ruh para syuhada berada di surga dalam kebahagiaan penuh rizqi, ia seperti burung berwarna hijau bisa terbang kemana saja ia mau, dibuatkan lampu-lampu bergantung yang indah didekat arasy tempat mereka beristirahat, terkadang ia berada di gedung yang hijau dekat sungai di samping pintu surga. Ruh orang-orang mukmin yang solih juga seperti burung namun ia hanya bisa terbang di dalam surga saja, ia beristirahat dan makan di pepohonan dan buah-buahan taman-taman surga. Begitupula anak-anak kecil, baik dari mukminin dan musyrikin semuanya ada di dalam surga.
Sedangkan ruh orang mukmin yang berbuat dosa ia berada ditempat yang berbeda-beda. Seperti para rentenir pelaku riba ruhnya akan ditempatkan didalam lautan darah sambil dilempari batu. Orang yang tidak solat ruhnya berada disuatu tempat dimana ia akan di pukul kepalanya. Para penyebar berita bohong yang kebohongannya tersebar ke seluruh penjuru maka ruhnya akan disiksa dengan besi dari mulutnya sampai menembus belakang kepalanya. Ruh para pezina akan ditempatkan di sebuah lubang yang atasnya sempit namun tengahnya luas, yang di garang dengan api.
Masuk Ke Dalam Surga Untuk Selamanya
Demikianlah keadaan ruh setelah keluar dari jasad. Untuk kemudian setelah datangnya kiamat, ruh dan jasad akan dibangkitkan dari tempatnya masing-masing untuk di kumpulkan di lapangan mahsyar, lalu di hisab, di mizan dan berjalan di atas sirat, lalu orang-orang yang kafir dan dan orang mukmin yang dosanya lebih banyak dari amalnya akan masuk kedalam neraka, sedangkan orang mukmin yang lainnya akan sampai kedalam surga yang penuh dengan keindahan untuk selama-lamanya. Wallahu alam bi al showwab.