Tuhan adalah Zat Pencipta dan Penguasa Yang Maha Tiinggi. Ia bukan orang Arab, Iran, Irak, Siria, Afganistan, Israel, Palestina, bukan juga orang Amerika dan Indonesia. Ia adalah Khalik yang mentransedensi seluruh jagat raya (bersemayam di atas ‘Arsy) (Q.S. 20 : 5)
Sebagai Zat Yang Maha Kuasa Tuhan bisa saja berbuat sekehendaknya. Akan tetapi tidak berarti Ia bertindak sewenang-wenang tanpa dibatasi tata konstitusi yang dibuatNya sendiri. Konstitusi itu dirumuskan dalam formula sunatullah yaitu hukum alam yang didesain Tuhan yang bersifat tetap dan tidak berubah (Q.S. 48 :23). Hukum sunatullah itu pertama kali diberlakukan kepada para Nabi dan dilanjutkan oleh umatnya hingga akhir zaman.
Dengan hukum sunatullah itu Tuhan tidak akan pernah melakukan diskriminasi dalam sistem keberpihakannya. Siapapun baik Nabi atau yang bukan Nabi berlaku hukum dan ketetapan yang sama. Tidur, makan, minum, nikah, mencari nafkah, senang , susah, taat kaidah dan lain-lain adalah proses hidup yang mutlak dilaluinya.
Aturan ini didesain Tuhan sebagai cermin keadilanNya yang diberikan kepada segenap makhluk di muka bumi. Bagaimana tidak? Tata struktur biologi manusia demikian didesain dengan kontruksi dan fungsi-fungsi yang manusiawi dan sempurna. Pantat tidak diletakan di atas dan hidung tidak menempel di perut (Q.S. 82 :7). Tata surya alam yang terbangun secara teratur.Tata letak yang tidak membuat sukar dan pedihnya umat manusia. Matahari tidak didekatkan di ubun-ubun. Bumi yang menghampar tak meruncing dan seterusnya. Semua itu merupakan tata konstitusi Tuhan yang melambangkan keramahan dan kasih sayang Tuhan pada mahlukNya.
Tuhan telah menyerahkan seperangkat hukum alam biologi, langit dan alam bumi dengan segala isinya kepada segenap otoritas insani tanpa diskriminasi. Tidak dibenarkan kelompok atau agama manapun yang mengklaim bumi, langit, udara, angin dan energi milik islam, kristen atau yahudi tetapi semua itu milik Tuhan Rab al izzati (Q.S . 2:284).
Para Nabi pun tidak berhak mengklaim sebagai miliknya. Para Nabi dan umatnya tidak boleh bermain-main dengan hukum alam bumi kecuali menerima amanahnya untuk mengisi dan menggali segala isinya dengan kerja-kerja keras dan kreatif. Tidak boleh mereka merusak dan mengkoyak-koyak alam bumi, segala isi dan termasuk penindasan kepada para penghuninya (Q.S . 87 : 41)
Itulah bentuk toleransi Tuhan yang diberikan kepada segenap unsur manusia agar dengan daya kapaistas intelektualnya berlomba memimpin, mengisi, mengarifi dan mengurusi bumi dengan keramahan keterampilan dan keadaban. Bukan dengan keterampilan panik dan amuk yang membangkitkan permusuhan apalagi peperangan.
Tuhan sejatinya tak akan pernah mengizinkn perang. Ia dengan KemahasayangNya menyediakan instrumental lengkap dan hukum sunatullahNya kepada makhluk manusia agar menjadi apa saja secara bertebaran (Q.S. 62 :10). Apakah menjadi buruh, guru, ustad, pengacara, pedagang, ulama, menteri maupun presiden yang penting mereka andil dalam kemuliaan dan siap menerima batu ujian. Cerdas dalam berkomunikasi, egaliter dalam bersikap, piawai dalam menata, merencanakan, berbagi rata /adil dengan setiap segmen/kelompok di sekelilingnya. Tuhan berpihak kepada siapa saja yang menuju ke jalan kemanusiaan. Ia akan memberikan remunerasi kepada siapa saja yang berprestasi membangun peradaban. Sebaliknya akan memberikan hukuman berat kepada siapa saja yang melakukan penghancuran di dunia.
Tuhan bukan laki-laki dan bukan perempuan. Ia anti kelompk, anti rasis, anti etnis. Ia egaliter kepada siapa saja dan welcome kepada siapapun yang berniat baik dan betobat. Ia bukan orang Arab, bukan orang Cina, bukan orang Myanmar, bukan bangsa iran, bukan Papua atau Indonesaia. Karena itu kepada siapa saja yang membangun keadaban di dunia apakah dia Islam, kafir, kapitalis, dan komunis sekalipun Tuhan pasti akan memelihara dan menjaganya dengan imbalan yang berkeadilan.
Kemahalembutan Tuhan itu bersifat mutlak semutlak kekuasaanNya. KelembutanNya tak akan tertandingi oleh hitungan atau tingkat kalkulasi matematika apa pun yang paling tersohor di dunia. Siapa saja dari sepesis maķhluknya yang merakusi harta, tahta dan kekuasaan Ia berikan. Para koruptor hiperbolis yang merakusi dan menggerogoti harta rakyat dibiarkan berkeliaran. Para penjahat kelas kakap dan pembantai haus darah yang menghabisi nyawa dalam jumlah 999 milyar kali pun Ia bebaskan sesuka maunya, angkuhnya, bengisnya dan gelak tawanya. Jangankan tingkat ukuran manusia sebagai makhluk kasar. Makhluk halus pun seperti Iblis dibiarkan dengan kesombongannya mencakar dan mencengkrami manusia dengan segala bentuk kejahatannya sampai hari kiamat (Q.S. 15:37).
Kemahalembutan Tuhan yang tak pernah pandang bulu itu diberikan kepada saiapapun makhluk-Nya sepanjang mereka mentaati kaidah/hukum sunatullah yang ditetapkan Tuhan. Akan tetapi bagi yag melanggar rumus sunatullah dengan cara melampaui batas seperti menyerang dan menghancurkn peradaban kemanusiaan, maka Tuhan sebagai Zat Yang Maha Kuasa mengizinkan kepada para Nabi agar memerangi para penghacur peradaban tersebut (Q.S. 22:39).
Namun sebagai Zat Yang Maha Lembut Tuhan tetap memberikan rambu-rambu kemanusiaan dalam peperangan agar dilarang membunuh anak-anak, wanita dan nenek tua. Bagi lawan perang yang sudah tidak berdaya agar dimaafkan secara kemanusiaan dan dilarang dilakukan kepadanya pembantaian secara membabibuta tanpa batas.
Umat manusia sehebat apapun baik harta dan ambisi kekuasaannya tiada mungkin mampu mengangankan keinginannya untuk menguasai/menggenggam seluruh jagad alam ini. Tuhan dengan kekuasaanNya akan melumpuhkan urat saraf, otak , nafas yang menjadi ruang gerak makhluknya sesuai dengan hukum yang berlaku.
Oleh kerena itu kapan saatnya cepat atau lambat umat manusia tak akan pernah tahu kapan Tuhan memberikan hukuman kepada pelanggar batas . Pastinya adalah kematian yang tidak mungkin dihalangi oleh siapapun manusia yang punya maniak kekuasaan. Tidak pernah diduga oleh siapapun Uni Soviet yang seram dan adigung dengan segala atribut kekuasaanya kini tak lagi terdengar taringnya. Amerika yang adi daya dan sangat ditakuti kini sesak nafas dengan kekuatan ekonomi Cina. Demikian pun Cina tak mungkin berkuasa sendirian tanpa bersahabat dengan negara-negara lain yang menjunjungtinggi peradaban Tuhan. Negara itu tanpa peradaban Tuhan dan kemanusiaan kelak akan musnah ditelan zaman.
RESIKO PERNIKAHAN SEDARAH DARI KLAN HABIB BA’ALWI DITINJAU DARI SISI GENETIKA
"Saya seorang Muslim dan agama saya membuat saya menentang segala bentuk rasisme. Itu membuat saya tidak menilai pria mana pun...
Read more