Tangerang— Mungkin jika K.H. Imaduddin Utsman meluncurkan tulisan berupa kitab kuning, itu sudah biasa, karena memang sudah belasan kitab dalam bahasa Arab ia tulis, termasuk kitab Al -Fikroh al Nahdliyyah. Tetapi Kali ini ia bukan meluncurkan tulisannya berupa kitab kuning, tetapi sebuah Novel yang ia beri judul “Dari Banten Ku Sebut Namamu”.
Ketua RMI PWNU Banten ini, memang, selain sebagai ulama pengasuh pesantren, aktif juga di berbagai kegiatan budaya, terutama budaya Banten. Ia merupakan salah seorang pendiri dan sekaligus pengurus dari Rabitah Babad Kesultanan Banten yang sering disebut Babad Banten. Ia juga menulis buku tentang sejarah yang berjudul “Sejarah Pendiri Tangerang Aria Wangsakara”. Bersamaan dengan keaktifannya di Babad Banten ia juga aktif sebagai pemangku adat di Balai Adat Keariaan Tangerang, sebuah lembaga budaya di Tangerang yang didirikan sebagai kelanjutan dari Bale Adat Tanggeran yang mencatat perjalanan sejarah ke-Tangerangan. Lembaga ini telah ada di Tangerang sejak tahun 1830.
Selain Novel ini, dalam bidang seni, ia juga menulis kumpulan puisi yang ditulis ketika masih berstatus santri di Pesantren Kaloran Serang. Kumpulan puisi dan aforisme itu ia beri judul “Terbang Bersayap Ilham”.
Dari padatnya kegiatannya sebagai pengasuh di Pesantren Nahdlatul Ulum dengan 800-an santri, ia selalu menyempatkan waktu untuk menulis dan membaca. Bahkan tak jarang kegiatan menulis ini ia lakukan walau sedang dalam.perjalanan di atas kendaraan.