Muhammad Al-Azraq disebut Kiai Hannan sebagai kakek baru bagi Alawi. Yang demikian itu, menurutnya, terdapat dalam suatu manuskrip yang menjelaskan tentang sub-geneologi Ba Alawi dari keluarga Al-Haddad. Menurutnya, Alawi adalah anak Isa Arrumi bin Muhammad Al-Akbar Al-Azraq bin Isa Al-Naqib bin Muhammad Al-Naqib bin Ali-Al-Uraidi.
Tetapi, jalur nasab inipun ternyata “deadlock”. Dalam kitab-kitab nasab, Isa Al-Rumi, mempunyai anak tigabelas, tetapi tidak mempunyai anak bernama Alawi. (lihat kitab Bahrul Ansab hal. 69).
Lalu dalam kesempatan terbaru, Kiai Hannan mempunyai kejutan lain, katanya, ia menemukan bahwa benar Ubaidillah anak dari Ahmad, tetapi bukan Ahmad bin Isa. Nah lho. Banyak sekali riwayat yang berbeda-beda dari nasab Klan Ba Alawi ini. Ulama nasab mempunyai teori tentang cara mengidentifikasi nasab palsu, diantaranya adalah nasab ini “mudtoribah” (sering berubah-ubah).
Penulis mencatat ada beberapa riwayat yang berubah-ubah dari nasab Ba Alawi ini. Pertama Alawi bin Abdullah bin Ahmad bin Isa. Kedua, Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa. Ketiga, Alawi bin Isa Arrumi bin Muhammad Al-Azraq. Keempat, Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad (bukan bin Isa). Kelima Alawi bin Abdullah bin Ahmad (bukan bin Isa). Kelima Ubaid bin Isa bin Alawi bin Muhammad bin Himham.
Untuk yang terakhir ini, seorang ahli nasab yang bernama Syekh Ahmad bin Sulaiman bin Sobah Abu Bakrah Atturbani menyatakan dalam tulisannya, bahwa susunan nasab Ba Alawi dahulu tidak sama dengan yang beredar hari ini. Nasab mereka yang terdapat dalam musyajjarah mereka dahulu adalah:
Ubaid bin Isa bin Alawi bin Muhammad bin Himham bin Aon bin Musa Al-Kadzim. Sama dengan nasab Bani Ahdal. (lihat dalam tulisan Atturbani di web. Jordanjad).
Sebelum penulis lanjutkan pembahasan nasab Ba Alawi, perhatikan nasab Ba Ahdal di bawah ini:
Muhammad bin Sulaiman bin Ubaid bin Isa bin Alawi bin Muhammad bin Himham bin Aon bin Musa Al-Kadzim. (lihat kitab Tuhfatuzzaman: 2/238)
Lalu catat nama-nama yang sama dari Ba ahdal dengan nama-nama yang sama dengan Ba Alawi, yaitu: Ubaid, Isa, Alawi, Muhammad.
Setelah penulis mangkomparasikan dengan beberapa data ternyata di dalam beberapa kitab keluarga Ba Ahdal, Muhammad bin Sulaiman, leluhur keluarga mereka ditulis datang ke Hadramaut bersama saudara kandung atau saudara sepupu yang merupakan leluhur Ba Alawi sekarang. Dari sini, kita memahami bahwa istilah Ba Alawi pada mulanya termasuk Ba Ahdal pula, karena leluhur mereka berdua bertemu di satu nama Alwi, lalu Ba Ahdal memisahkan diri membentuk sub keluarga sendiri.
Kemudian, dua keluarga ini, mengurut silsilah problematic mereka dengan sendiri-sendiri. Keluarga Ba Ahdal menemui tantangan berat sejak lama, para ahli nasab menolak silsilah mereka yang berujung kepada Aon bin Musa Al-Kadzim, karena diketahui dalam kitab-kitab nasab bahwa Musa Al-Kadzim tidak mempunyai anak bernama Aon.
Ba Alawi lebih waspada, sejak abad Sembilan mereka telah merestorasi nasab problematic mereka ini dengan berpindah jalur dari Musa Al-Kadzim kepada Ali al-Uraidi, melalui data Ba Jadid yang ditemukan dari kitab Al-Suluk. Nama Ubaid yang terdapat juga dalam sislislah keluarga Ba Ahdal diijtihadi menjadi Abdullah. Lalu nama yang lain disesuaikan.
Sesuai janji penulis tentang ke-tidakmasukakal-an nasab Ba Alawi dilihat dari masa hijrahnya Ahmad bin Isa, di sini akan penulis kemukakan bahwa dalam literatur Ba Alawi, dikatakan bahwa Ahmad bin Isa hijrah bersama Muhammad bin Sulaiman leluhur Ba Ahdal pada tahun 317 H, tetapi dalam literatur Ba Ahdal, dikatakan bahwa Muhammad bin Sulaiman datang bersama leluhur Ba Alawi pada tahun 540 H. Jarak perbedaan riwayat hijrah keduanya adalah 223 tahun. lalu yang benar yang mana?
Penulis: Imaduddin Utsman Al-Bantani
(Catatan: mengingat website Ponpes Salafiyah Nahdlatul Ulum sering terjadi kendala, dipersilahkan kepada siapa saja yang berkehendak menyebarkan tulisan penulis untuk memuat dalam website-nya tanpa meminta izin terlebih dahulu.)