• Tentang Kami
    • Pengurus
  • Kontak
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
No Result
View All Result
Home Santri Hikmah

Qurban Dan Kepedulian Sosial Kita

Kata kurban ( قربا ) menjadi kata predikat dari kata kerja ( قرب ) adalah dekat. Hingga kita panjangkan arti kurban secara istilah dari kitab al-Ta’rifat Imam al-Jurjani, adalah berikut ini...

Hamdan Suhaemi by Hamdan Suhaemi
10 Agustus 2021
in Hikmah
3 min read
0
0
SHARES
123
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Kyai M. Hamdan Suhaemi

Bagi muslim setelah solat Idul Adha pada 10 Dulhijjah, selalu dibarengi ibadah kurban, yakni penyembelihan hewan ternak yaitu kambing, kerbau, dan sapi. Kurban bagi yang mau dan mampu tentunya dibarengi keikhlasan, sebab inti berkurban adalah ikhlas karena Allah SWT.

Kini, berkurban semakin dipemudah dengan teknik penyembelihannya yang mudah, juga dibarengi sikap kebersamaan dalam mengelola hewan kurban, juga akses pembelian dan pengirimannya juga gampang serta efesien.

Mencari kata kurban secara etimologis ini dari mana (istiqaq), sementara ada pertanyaan apa itu kurban ? dari mana sejarah adanya kurban ? untuk apa kurban ? manfaat berkurban?.

Saya coba lihat dalam kitab kamus Idris al-Marbawi, Kurban berasal dari kata قربا mashdar dari fiil قرب يقرب dengan bacaan qoruba – yaqrubu – qurban, yakni bab 5 dari tsulasi mujarod ( ثلاثي مجرد ) yang artinya dekat, atau hampir.

Sementara dari kitab al-Mishbahu al-Munir, kata kurban asal dari mashdar قربا dari قرب يقرب yang huruf tengahnya yakni ر dibaca dhommah ( رفع ), jika disambung dengan kata yang lain akan berbeda arti. Arti dekat pada kata قرب itu kalau dipahami posisi tempat maka menggunakan kata القرب (al-qurbu), dan dikaitkan dengan posisi itu menggunakan kata القربة (al-qurbatu), sedangkan untuk mengaitkan kerabat dekat atau keluarga karena serahim menggunakan kata القرابة (al-qarobatu).

Kata kurban ( قربا ) menjadi kata predikat dari kata kerja ( قرب ) adalah dekat. Hingga kita panjangkan arti kurban secara istilah dari kitab al-Ta’rifat Imam al-Jurjani, adalah berikut ini.

قرب العبد من الله تعالى بكل تعطيه السعادة لا قرب الحق من العبد فانه من حيث دلالة و هو معكم اينما كنتم قرب عام سواء كان العبد سعيدا او شقيا

Istilah diatas bermaksud secara umum dalam upayanya hamba Allah dekat dengannya. Dalam keadaan senang maupun susah.

Baca Juga

Meditasi Mina Muzdalifah: Aku Lempar Batu Batu Itu

Tragedi Bakung 1954, Jejak Perlawanan Atas DI/TII

Dunia Dan Iman Kita

Ibu Prof. Huzaemah, Sang Guru Perempuan Yang Mutabahhir

Pada konteknya Idul Adha, kurban diwujudkan dalam bentuk penyembelihan hewan ternak sebgai manifestasi dari totalitas diri menyembah dan pasrah pada gusti Allah, hidup dan matinya karena Allah dan untuk Allah SWT, ini kemudian disebut tingkat ketauhidan yang tinggi. Dalam sejarahnya Kanjeng Nabi Ibrahim pertama kalinya memperaktikan sikap totalitasnya atas Allah ketika diminta untuk menyembelih puteranya Nabi Ismail. Ini kemudian jadi titik awal sejarah adanya kurban dengan praktik Udlhiyyat (penyembelihan hewan ternak). Apa arti Udlhiyyat yang kemudian dikenal Adlha atau Idul Adha (lebaran kurban). Menurut Syaikh Musthofa Daib al-Bagha dalam kitabnya al-Tadzhib, halaman : 240, bahwa udlhiyyat atau adlha adalah.

الاضحية هي ما يذبح من الابل او البقر او المعز او الغنم يوم العيد تقربا الى الله عز و جل .

Penyembelihan hewan ternak yang disebut di atas sperti onta, sapi, kerbau dan kambing di waktu lebaran (idul adha) sebagai sikap pendekatan ( قربا dan تقربا ) kepada Allah SWT adalah didasari oleh Hadist Rosulullah SAW riwayat Imam Bukhori dari Anas (sahabat Nabi).

ضحى النبي صلى الله عليه و سلم بكبشين املحين اقرنين . ذبحهما بيده و سمى و كبر و وضع رجله على صفاحهما

Atau hadits Rosulullah SAW yang diriwayatkan Imam Ahmad.

قال رسول الله : ضحوا بالجذع من الضان فانه جاءز

Hadits-hadits yang ditulis itu menjadi dalil atas kesunnahan penyembelhan hewan ternak sebagai manifestasi kurban (mendekatkan diri) kepada Allah di waku idul adha tepat di bulan Dzulhijjah dari tgl 10 hingga Ayyamu al-Tasyriq.

Bila, dilirik ke kemanfaatan untuk banyak orang hewan kurban sangat dinantikan oleh orang yang tidak mampu, fakir dan kaum miskin. Bahkan hewan kurban tidak boleh dinikmati oleh orang yang berkurban. Itu artinya orang-orang yang tidak mampu yang berhak menerimanya. Ini aspek kepedulian sosial yang nampak kita lihat.

Ada tindakan kepedulian sosial dari yang mampu terhadap yang tidak mampu melalui ibadah kurban. Yaitu menikmati daging dan rasa senangnya orang tidak mampu ketika menerima daging tersebut.

Serang 20-7-21
Wakil Ketua PW GP Ansor Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Banten

Next Post

Bu Nyai Hajjah Mahfudzah Kaloran Wafat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paling Banyak Dilihat

Opini

Tinjauan Filologis Sejarah Sunan Giri Sayyid Maulana Ainul Yaqin, Mursyid Tarekat Syattariyah Abad 15 Masehi

by Admin
1 Februari 2023
0

Saat masih bayi, oleh ibunya dilarung ke laut Blambangan, sebagai aksi penyelamatan dari rencana pembunuhan dari Senopati Blambangan. Hingga ditengah...

Read more
Load More
  • All
  • Berita
  • Opini
  • Pustaka
  • Santri
  • Ulama
  • Pesantren

Tinjauan Filologis Sejarah Sunan Giri Sayyid Maulana Ainul Yaqin, Mursyid Tarekat Syattariyah Abad 15 Masehi

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Mengkaji Kitab Lawaqihu al-Anwari al-Qudsiyati

PWNU Banten, KH Bunyamin: Kami Siap Sukseskan Porseni NU 2023 Di Kota Solo

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

RMI PCNU Kab. Serang Peringati Hari Santri Nasional 2022 Dengan Bedah Kitab Dan Ijazah Sanad 19 Kitab

Load More

Baca Juga

MUI Banten Keluarkan Fatwa Haram Membaca Al-Quran Di Atas Trotoar

by Admin
22 April 2022
0

45 Ulama Nusantara Penulis Kitab Kuning Berbahasa Arab Sepanjang Masa

by Admin
27 Februari 2022
2

Sebut Ma’had Al Abqory Terkait HTI, RMI Rekomendasikan Hapus Dari Program PUPR, Kecuali…

by Admin
19 Juli 2021
0

  • Opini
  • Berita
  • Pustaka
  • Ulama
  • Santri
  • Pesantren
Follow Us

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist