“Dimana ada ketakutan, disitu tidak ada kebahagiaan !” (Seneca)
KAUM BA’ALWI, PENDONGENG HALU
Kaum Habaib atau Ba’Alwi Imigran Yaman begitu gencarnya ingin diakui sebagai Keturunan Nabi. Sehingga gemar sekali memprodusir cerita halusinasi yang jauh dari akal sehat. Berikut ini yang sangat banyak bertebaran di media sosial:
- Datuknya 70x Mi’raj ke langit dalam semalam, sampai ontanya hafal jalan-jalan di langit. Sedangkan Nabi saja hanya sekali seumur hidup.
- Datuknya mampu menurunkan rantai emas di Yaman. Sedangkan Yaman sampai kini masih miskin bahkan kelaparan.
- Datuknya yang bermarga Bin Yahya terbang dari langit dengan naik sajadah dan menemui Sunan Gunung Jati, seorang tokoh dari Walisongo yang maqomnya dianggap lebih rendah dirinya (https://www.google.com/amp/s/portalmajalengka.pikiran-rakyat.com/khazanah/amp/pr-836468081/buyut-habib-luthfi-bin-yahya-temui-sunan-gunung-jati-naik-sajadah-turun-dari-langit%3fpage=all)
- Datuknya yang berumur 7 tahun berguru kepada Syaikhona Kholil Bangkalan, seketika didudukkan di kursinya sementara beliau malah duduk di bawah dan bilang lantaran muridnya tersebut beliau diangkat menjadi wali.
- Kota Tarim penuh berkah dan tidak ada seorang pria yang sudah berkumis kecuali menjadi waliyullah. Kenapa mereka tidak balik saja ke Tarim semua biar berkah dan jadi wali semua.
- Doa Habib di Jember lebih cepat dari kilat yang menyambar. Berarti paling hebat dong di jamannya. Padahal di jaman yang sama, ada seorang Kyai pribumi yang sangat masyhur kekaromahannya yaitu Kyai Hamid Pasuruan, yang juga diklaim sebagai muridnya Habib, dan kewaliannya yang membuka juga seorang Habib lain. Sangat berbeda dengan cerita Gus Ishomuddin Hadzik cucu Mbah Hasyim Asy’ari, seorang alim penulis kitab, bahwa Kyai Hamid begitu banyak berguru kepada kyai-kyai lain yang terkenal sebagai waliyullah, baik di Lasem, Jogja, Termas Pacitan, hingga ke Genggong Probolinggo.
- Para Imam Madzhab tidak ada yang mengingkari nasab Ubaidillah sebagai anak Sayyid Ahmad bin Isa Al Husaini. Padahal Imam Madzhad hidup di jaman yang berbeda dan lebih awal dari Sayyid Ahmad bin Isa.
Dan masih banyak kisah konyol segudang lainnya, bahkan mungkin melebihi dongeng legendaris kisah ‘1001 Malam’ dimana ada kisah Aladdin dengan permadani terbang di dalamnya.
Tidak cukup dengan cerita halu agar orang percaya, ternyata masih kurang !!!
Ini sekaligus disusul dengan serangkaian ancaman sistematis. Bila tidak percaya akan keabsahan nasab mereka, maka akan mati kafir, dilaknat Allah, tidak dapat syafaat Nabi, menderita siksa kubur dan yang pasti akan masuk Neraka Jahannam. Sementara bila mengakui nasab mereka dijamin dapat syafaat Nabi dan terbebas dari api neraka, karena datuknya mampu meniup padam api neraka.
Sungguh penulis heran, apakah mereka sungguh orang yang beriman, sampai bisa mengarang dongeng ‘gila’ seperti itu?
Apakah mereka tidak takut dengan akhirat hingga dengan beraninya mengaku dan memaksa orang percaya sebagai keturunan Nabi dengan ‘sesadis’ itu?
Dan apakah mereka orang yang benar-benar waras akalnya, hingga bisa merakit ilusi ‘sekonyol’ itu?
Dan yang lebih mengherankan lagi, adalah para pengikutnya yang telah mati akal sehatnya. Walaupun hal ini sebenarnya wajar saja, bagi mereka yang sudah terjangkit virus pembodohan akibat keranjingan menguntal doktrin sesat.
Thomas Hobbes, filsuf besar Inggris mengatakan bahwa ketakutan adalah cara yang paling efektif untuk mengontrol manusia. Begitulah yang terjadi selama 10.000 tahun ini dan banyak digunakan oleh para penguasa dan agamawan. Menerapkan Manajemen Ketakutan yang berlebihan itu adalah awal dari perbudakan. Sementara tugas suci dari Agama adalah menghapus semua perbudakan yang menimpa manusia, untuk diarahkan hanya kepada kebaktian menuju Tuhan. Namun banyak agamawan yang justru mengatasnamakan Tuhan agar kebaktian tersebut lebih kepada dirinya dan bukan diarahkan kepada Tuhan sebagai tujuan akhirnya. Inilah perbudakan spiritual yang harus dilawan oleh semua penganut Ketuhanan sejati.
KAUM HALU ADALAH PENGECUT DAN PSIKOPAT AKUT
Lantas mengapa Kaum Ba’alwi ini demikian halu dan naif? Jawaban paling logis adalah, karena mereka memiliki ketakutan terbesar dalam dirinya. Yaitu begitu takutnya akan kehilangan kemuliaan dan kepercayaan dari semua orang. Mereka tidak percaya diri sebagai dirinya sendiri, sehingga kemanapun selalu membawa-bawa nama datuknya dan sebagai Keturunan Nabi. Padahal ini sangat dilarang oleh Nabi sendiri, termasuk dikecam oleh Sayyidina Ali yang diakui sebagai kakek paternalnya. Itu kalau benar? Bagaimana bila hanya pengakuan palsu?
Dan ketika begitu banyak suara dari segala penjuru yang mempertanyakan pembuktian mereka sebagai Keturunan Nabi SAW, seketika muncul sumpah-serapah, caci-maki, ancaman dan mengadu-domba kepada pengikutnya agar mau menjadi bemper bagi mereka.
Ummat Islam di Nusantara sedang menunggu jawaban mereka terkait :
- Pembuktian Kitab Sejaman terkait data nasab mereka.
- Bukti Syahadah Nasab hasil Isbat Naqobah Resmi asal Negeri Leluhur yaitu Yaman dan Iraq.
- Keberanian mereka untuk diuji Tes DNA sebagai pembuktian mutakhir terkait garis keturunan.
Dan hingga tulisan ini dibuat, tidak ada pembuktian terbuka dari pihak yang selama ini dengan arogan dan gagah berani mengaku sebagai cucu Nabi. Yang ada hanya berkelit serta menjadikan pengikutnya untuk diadu-domba agar menjadi bemper bagi kebohongan mereka. Mengapa disebut KEBOHONGAN, karena apabila KEJUJURAN tentunya mudah pembuktiannya. Ciri orang jujur adalah tenang di dalam bernarasi, sederhana dalam berargumen, dan mudah ketika dimintai bukti. Ketika ditanya apakah seseorang benar memiliki mobil? Maka dia dengan tenang bisa menunjukkan mobilnya, STNK dan BPKB-nya sebagai bukti kepemilikannya.
Dalam tulisan ini akan dibedah bahwa orang yang gemar berhalusinasi sesungguhnya adalah Kaum Penakut dan Pengecut.
Dr. Brad Blanton, pakar psikoterapi penulis buku Best Seller RADICAL HONESTY (Kejujuran Radikal) mengatakan bahwa cara terbaik untuk menyembuhkan masa lalu, mengurangi stres, dan merevitalisasi diri sendiri adalah dengan mengatakan kebenaran. Tidak ada bangunan dari suatu kebenaran yang meninggalkan kejujuran. Seorang insinyur bangunan yang tidak jujur, tidak lama akan runtuhlah konstruksi bangunannya. Seorang guru yang tidak jujur maka akan rusaklah moralitas murid-muridnya. Seorang agamawan yang tidak jujur maka akan tercorenglah ajaran suci dari agamanya tersebut. Bahkan kejujuran adalah syarat utama dari KENABIAN. Nabi SAW pun sebelum diangkat menjadi Nabi terkenal sebagai AL AMIN, seseorang yang dapat dipercaya !!!
Sementara pendahulunya Dr. Smiley Blanton yang juga pakar Psikoterapi dan sekaligus murid dari Sigmund Freud bapak Psikoanalisis menyampaikan, “Ketakutan adalah yang paling halus dan merusak dari semua penyakit manusia.”
Ketakutan adalah bersumber dari halusinasi di dalam pikiran. Dan cara mengatasinya dengan 2 hal :
- BERPIKIR LOGIS. Yaitu meletakkan segala sesuatunya dengan akal sehat. Ketakutan terhadap hantu misalnya, maka harus dikembalikan kepada akal sehat apakah hantu itu benar-benar ada. Bagaimana pembuktiannya, sisi pentingnya dan akibatnya. Bila bukti, sisi penting dan akibatnya tidak jelas, maka buat apa ditakutkan secara berlebihan.
- MENEGUHKAN KEIMANAN. Sebagai orang yang mengaku beriman kepada Tuhan, dan meyakini keberadaan-Nya, maka cara terbaik adalah bertawakkal dan percaya akan segala kebaikan-Nya. Dalam konteks perhantuan tadi, setelah dengan segala akal sehat dapat mendudukkan persoalan dengan sebaik-baiknya, selanjutnya kita pasrahkan kepada entitas Sang Maha Daya tempat kita berasal dan akan kembali.
QS. Ar Ra’d 28 : “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.”
Kepengecutan adalah sifat saat ketakutan yang berlebihan menghalangi seseorang untuk mengambil risiko, dan suatu kegagalan watak dalam menghadapi tantangan. Orang yang menyerah kepada kepengecutan dinamakan PENGECUT. (Cowardly definiton and meaning, Collins English Dictionary)
Ketakutan yang berlebihan akan mengakibatkan seseorang menderita penyakit jiwa. Demikianlah yang terjadi kepada para psikopat yang traumatik. Walaupun sudah pernah kami tulis bahwa ada psikopat yang diakibatkan pula karena kelainan genetis keturunan. Kaum Ba’alwi adalah gabungan keduanya, PSIKOPAT AKUT.
Dimana secara genetik mereka adalah dari BANGSA KHAZAR – KAUKASUS. Suatu bangsa perampok di Jalur Sutera yang kemudian karena takut diserang pasukan Salib & Muslim, secara MUNAFIK memeluk agama Yahudi agar dianggap netral. Sebelumnya mereka kaum Pagan, penyembah berhala. Dan setelah runtuh akibat dihancurkan Kerajaan Rusia dan Mongol, kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia berasimilasi dengan banyak bangsa. Kini mereka membanjiri ISRAEL dengan mengaku sebagai pewaris utama dari Ibrahim dan Kerajaan Sulaiman yang bukan datuknya. Kejahatan dan kemunafikan Bangsa Khazar seolah diwarisinya, beserta traumatis kehancuran leluhur mereka di masa silam. Mereka juga menyusup di banyak bangsa dan agama, serta sekaligus ingin mengakuisisi otoritas tertinggi di dalamnya.
Jadi wajar saja ketika mereka masuk ke dalam agama Islam, seketika mereka mengaku sebagai Cucu Nabi agar dapat merampok otoritas tertinggi dalam agama Islam, sebagaimana yang mereka lakukan di agama Yahudi pada Negara Zionis Israel era kini. Dan sekaligus mereka mempertahankan mati-matian otoritas itu karena traumatis kehilangan kemuliaan dan posisi mereka di ‘Zona Nyaman’ yang dinikmati selama ini.
7 TANDA ORANG YANG TAKUT KEPADA ALLAH
Dalam Kitab Mukasyafatul Qulub, Hujjatul Islam IMAM GHOZALI menyebutkan 7 tanda orang yang benar-benar takut kepada Allah. Dan semoga dengan segala sepak terjang Kaum Habaib Ba’alwi diatas, masih ada tanda tersebut kepada mereka :
(https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6871397/7-tanda-orang-takut-pada-allah-menurut-imam-ghazali)
- Mencegah lidahnya bermaksiat. Bagaimana dengan hobby mereka yang suka mencaci dan melaknat orang yang tidak sependapat dengan ajarannya dan mempertanyakan nasabnya?
- Menghilangkan dengki dalam hatinya. Bagaimana dengan perbuatan merema yang menolak nasab trah Walisongo sebagai palsu atau terputus? Harusnya kan gembira ketemu dengan kerabatnya sesama Dzurriyah Nabi?
- Tidak akan melihat apa yang diharamkan. Bagaimana dengan banyaknya kasus merebut istri jamaahnya? Tentunya sebuah kemaksiatan yang muncul dari mata turun ke kemaluan.
- Tidak akan memasukkan makanan yang haram ke dalam perutnya. Bagaimana dengan melakukan NDAWIR, menjual sesuatu dengan harga berlipat dengan ining-iming syafaat Nabi?
- Tangannya tidak mau menerima sesuatu yang haram. Bagaimana dengan membentuk barisan pendukung yang melakukan praktik kekerasan, menjadi panitia majelis serta kegiatan lain dengan dasar perbudakan spiritual? Tentunya semua bermotif ekonomis di dalamnya.
- Tidak akan melangkahkan kakinya ke jalan maksiat. Bagaimana dengan membuat banyak Majelis pembodohan yang ujungnya hanya jualan nasab?
- Taatnya semata-mata hanya mencari ridho Allah. Tentunya mereka yang hanya mencari ridho Allah, tidak takut kehilangan kemuliaan, tidak perlu memaksakan penghormatan serta lebih suka menghindari kemasyhuran. Nyatanya?
Jadi bagaimana ini Wahai Kaum WAHABIB, apabila benar-benar takut kepada Allah, tentu tidak takut untuk TEST DNA bukan ?!?
Wassalamu’alaikum wr.wb, Rahayu Nusantaraku !
KRAT. FAQIH WIRAHADININGRAT (27 Mei 2024)