TANGERANG– Sungguh pemandangan yang indah dan penuh kemanusiaan seorang narapidana terorisme yang dalam foto nampak penuh senyuman membaca sebuah kitab kuning.
Ia adalah Aman Abdurrahman alias Oman Rochman alias Abu Sulaiman, laki-laki kelahiran Sumedang ini adalah seorang militan Islam. Ia mendirikan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) setelah sempat bergabung diberbagai organisasi militan lainnya, terutama di Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) dan pernah juga menjadi murid dan anggota jaringan Dr. Azahari dan Noordin M. Top, dua orang gembong teroris asal Malaysia. Aman dianggap sebagai otak dalam rangkaian aksi terorisme dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia.
Perlu diketahui Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang diketuai Akhmad Jaini, memvonis hukuman mati terdakwa Aman Abdurrahman pada 2018 lalu. Aman dinilai bersalah dengan paham radikal yang dianutnya dan mengakibatkan serangkain teror Vonis tersebut dibacakan Jumat (22/6/2018), sesaat sebelum salat Jumat.
Di dalam penjara, ia rajin membaca bahkan menerjemahkan buku bahasa Arab kedalam bahasa Indonesia.
Menjelang Ramadhan tahun ini Aman memohon disiapkan kitab Syarah Al-Fiyah Ibnu Malik untuk dibaca. Permintaan itu dipenuhi pihak kepolisian, bahkan pihak kepolisian bersedia langsung mendatangi pengarang kitab tersebut yaitu KH Imaduddin Utsman Al-Bantani di pesantrennya di Kresek Banten.
Kitab Syarah Alfiyah ibnu malik karangan KH Imaduddin Utsman Al-Bantani itu berjudul Al Manahij Al Shofiyyah fi Syarhi Al Al-Fiyyah Li Al Badi wa Al Syadzi Li Al Arabiyyah.
Pewarta: Didin Syahbudin