• Tentang Kami
    • Pengurus
  • Kontak
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • KH Imaduddin al Bantani
    • Karomah
    • Kisah
  • Biografi
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
      • Download
  • Download
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • KH Imaduddin al Bantani
    • Karomah
    • Kisah
  • Biografi
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
      • Download
  • Download
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
No Result
View All Result
Home Opini

Pesantren Era Post Modernisme

by Admin
21 Oktober 2025
in Opini
2 min read
0
Share on FacebookShare on Twitter

Era modern sudah berlalu sejak masuknya milenium ketiga dan kini terhitung abad 21 Masehi. Era modern yang ditandai kebenaran universal, era post modern justru menolak otoritas tunggal. Jejak modernisme dunia diawali revolusi industri yang begitu cepat merubah tatanan dunia, dari kehidupan primitif beralih pada kehidupan serba mudah yang ditopang oleh alat dan mesin-mesin mekanik, alam pikirannya rasional, logis dan epistemologis.

Menurut Burger modernist values of seriousness, purity, and individu­ality, postmodern art exhibits a new insouciance, a new playful­ness, and a new eclecticism. The elements of sociopolitical critique characteristic of the historical avant-garde (Burger, 1984).

Era post modernisme sudah tidak lagi bicara yang ideologis, tidak bicara eksistensialisme, tidak bicara sains dan metafisika, tidak lagi rancang awal industri, atau konsepsi sosial-politik yang baru. Karena semua sudah ada dan itu berlangsung beberapa abad belakangan ini.

Kini post modernisme bicara tentang kelanjutan dari peradaban modern tersebut, tentang keberlangsungan nilai-nilai humanisme, tentang sain teknologi futuristik, tentang hal-hal yang sistematik, tentang kebudayaan dan sosialisme yang menolak otoritas tunggal.

Baca Juga

Diktum Tahaffut Al-Ghazali Atas Filsafat

Tirakat Fenomenologi Martin Heidegger, Sang Pelihat Dari Messkirch

Trias Politica John Locke, Palu Godam Absolutisme Raja

Ternyata Kata Mukibbin Sudah Ada Dalam Al-Qur’an

Fragmen Xenophanes Tentang Bias Ketuhanan

Dari perspektif ini post modernisme diartikan sebagai ketidak-percayaan terhadap segala bentuk narasi besar, penolakan filsafat metafisis, filsafat sejarah dan segala bentuk pemikiran yang mentotalisasi seperti Hegelianisme, Liberalisme, Marxisme, atau apapun.

Postmodernisme ini, sambil menolak pemikiran yang totaliter, juga menghaluskan kepekaan kita terhadap perbedaan dan memperkuat kemampuan toleransi kita terhadap kenyataan yang tak terukur. Prinsipnya bukanlah homologi para ahli, melainkan paralogi para pencipta ( lihat Christopher Butler, Postmodernism: A Very Short Introduction, 2002, hlm.13-43 ).

Pesantren bagian sub-kultur Nusantara adalah institusi tradisional pendidikan agama Islam yang eksis sejak abad 15 Masehi, hingga kini memasuki era post modernisme, dengan keajegan landskap seperti masjid atau majlis, asrama ( kobong), kiai, santri, kitab kuning ( kurikulum). Terus berkembang seiring zaman yang terus bergerak cepat.

Pada etape zaman ini, pesantren mulai harus terbuka atas fenomena sosial, perlawanan Gen Z atas kekakuan hidup, perlawanan Gen Z atas ketidakadilan, korupsi, dan hal hal yang intimidatif. Dengan cara ala pesantren, ada sikap membaca watak sosial, mengambil posisi mujawir ( membaur tapi tak bercampur), membaca keinginan, menyikapi keadaan zuhandenes di kalangan Gen Z, yang sewaktu waktu tindakan anarkisme tak terduga.

Lalu, sudah tidak perlu mempertahankan egoisme elitis yang justru menciptakan jarak jauh, ketidaknyamanannya mereka untuk mengeluh dan mengadu, karena tetap masyarakat hari ini adalah anak-anaknya kiai pesantren, bukan hanya santri.

Pesantren, harus bersikap cepat untuk memposisikan sebagai tempat yang nyaman, aman dan damai dalam situasi pembelajaran, menguatkan sikap ketaatan atas agama, kenyamanan aktivitas dan kebersamaan santri. Tidak perlu lagi ketertutupan atas disiplin pesantren, tentu dengan kompromi semua pihak. Ada fakta integritas yang perlu disodorkan saat pendaftaran santri baru, antara pesantren, santri dan orang tua, bahkan bila perlu disaksikan pihak kepolisian. Ini jika diperlukan.

Sistem harus jadi pijakan dan tidak terlalu mengandalkan superioritas pimpinan pesantren, meski ada hak atas itu. Dari sistem itu agar tidak ada lagi terjadi bullying, pelecehan seksual, bahkan pemerasan atas nama program pesantren. Saya kira mari pertahankan yang lama dan baik, dan mengambil yang baru dan lebih baik. Pesantren harus hadir menjadi penjaga moralitas bangsa sekaligus lokomotif pencerahan bangsa Indonesia.

Serang 21 Oktober 2025
Oleh: Hamdan Suhaemi

ShareTweetShare
Previous Post

Diktum Tahaffut Al-Ghazali Atas Filsafat

Next Post

Peringatan HSN 2025 di PP Nahdlatul Ulum Kresek Berlangsung Khidmat

Related Posts

Diktum Tahaffut Al-Ghazali Atas Filsafat

20 Oktober 2025

Tirakat Fenomenologi Martin Heidegger, Sang Pelihat Dari Messkirch

18 Oktober 2025

Trias Politica John Locke, Palu Godam Absolutisme Raja

12 Oktober 2025

Ternyata Kata Mukibbin Sudah Ada Dalam Al-Qur’an

3 Oktober 2025

Fragmen Xenophanes Tentang Bias Ketuhanan

29 September 2025

KH Mubarok, Tokoh NU Solo Raya, Mendesak Kapolri Segera Proses Bahar Smith dan Pelaku Penganiayaan Banser

26 September 2025

Catatan Bahtsul Masail MWC NU Wanasari Brebes Tentang Batalnya Nasab Ba’Alwi

23 September 2025

Kitab Minhajunnassabin, NU dan Santri Bermasyrab Quburiyah

18 September 2025

Tantangan Intoleransi Pasca Deradikalisasi

11 September 2025

Khidmat di Era Big Data: Menjaga Marwah, Membangun Profesionalisme, Merebut Kedaulatan Digital

9 September 2025
Next Post

Peringatan HSN 2025 di PP Nahdlatul Ulum Kresek Berlangsung Khidmat

Paling Banyak Dilihat

Pesantren

Peringatan HSN 2025 di PP Nahdlatul Ulum Kresek Berlangsung Khidmat

by Admin
22 Oktober 2025
0

Kresek, Kabupaten Tangerang (22/10/2025) — Dalam suasana khidmat dan penuh haru, ratusan santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Cempaka memperingati Hari...

Read more
Load More
  • All
  • Berita
  • Opini
  • Pustaka
  • Santri
  • Ulama
  • Pesantren

Peringatan HSN 2025 di PP Nahdlatul Ulum Kresek Berlangsung Khidmat

Pesantren Era Post Modernisme

Diktum Tahaffut Al-Ghazali Atas Filsafat

Abuya Muhtadi dan KH Imaduddin Utsman Al-Bantani Menjadi Mustafad JATMAN Banten

Tirakat Fenomenologi Martin Heidegger, Sang Pelihat Dari Messkirch

Menengok Sejarah Pesantren di Nusantara

Load More

Baca Juga

Nasab Ba Alawi Tidak Masuk Akal

by Admin
9 September 2025
0

Menjawab Ludfi Rochman Tentang Terputusnya Nasab Habib

by Admin
9 September 2025
0

Seputar Penelitian Ilmiah KH. Imaduddin Utsman Tentang Nasab Habib (1)

by Admin
8 April 2025
0

  • Opini
  • Berita
  • Pustaka
  • Ulama
  • Santri
  • Pesantren
Follow Us

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • KH Imaduddin al Bantani
    • Karomah
    • Kisah
  • Biografi
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
      • Download
  • Download
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Depo 25 Bonus 25