Sejak di tanah air saya ingin sekali berziarah ke maqbaroh sahabat Nabi SAW yaitu Sayid Abdullah bin Abbas, meskipun sebelumnya saya menduga berada di Ma’la Mekkah atau di Baqi’ Madinah, perkiraan di dua kota suci itu, tetapi ternyata makamnya tidak disana. Baru tahu ketika sudah di Mekkah, bahwa makamnya berada di Thaif.
Thaif salah satu daerah yang sejuk karena banyak tumbuh pepohonan, bunga-bunga berwarna warni yang sengaja ditanam untuk kepentingan membuat minyak wangi, karena bahan baku minyak wangi adalah dari bunga-bunga tersebut, terutama mawar. Secara geografis Thaif letaknya di selatan Mekkah yang sejalur menuju negeri Yaman.
Dari Mekkah ke Thaif kira-kira berjarak 90 km, hingga naik kendaraan mobil ditempuh 2 jam, mungkin akan sampai seharian bila menaiki Onta ataupun kuda, dan bisa sampai 3 hari jarak tempuh jika jalan kaki. Intinya Thaif adalah destinasi daerah di Arab Saudi yang perlu dikunjungi.
Gerbang Thaif selalu identik dengan gerbang Abdullah bin Abbas, bagi siapa yang masuk Thaif pasti akan menemukan gerbang dengan merek ” Babu Abdullah bin Abbas”, gerbang itu tentu berada di depan Masjid Abdullah bin Abbas, masjid yang dinisbatkan kepada sahabat sekaligus sepupu Nabi Muhammad S.a w bernama Sayid Abdullah bin Abbas R.A.
Siapa Abdullah bin Abbas ini ? kita merujuk pada catatan Syamsuddin adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A’lam an-Nubala bahwa Sayid Abdullah bin Abbas termasuk sahabat dan sepupu Nabi, karena ayahnya Abdullah itu Abbas dan Abbas bin Abdul Mutholib adalah pamannya Nabi, sama halnya status Sayid Ali bin Abi Thalib yang juga sepupu Nabi Muhammad S.a.w.
Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Ayahnya, Al-Abbas, adalah paman Nabi Muhammad, sehingga silsilahnya bertemu dengan Nabi Muhammad pada Abdul Muthalib bin Hasyim.
Sementara dari pihak ibunya Abdullah bin Abbas, menurut Sayed Kasravi Hasan dalam kitabnya Jamiu Tarajim wa masanid al Shohabiyati al-Mubaya’ati menjelaskan, bahwa ibu Abdullah bin Abbas adalah Lubabah al-Kubra al-Hilaliyah. Namanya adalah Ummu al-Fadhl binti al-Harits bin Hazn bin al-Bujair bin al-Huzam bin Ru’aibah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’sha’ah bin Muawiyah bin Bakar bin Hawazin bin Manshur bin Ikrimah bin Khashafah bin Qais bin Ailan bin Mudhar.
Figur Sayid Abdullah bin Abbas ini salah satu sahabat yang istimewa, karena penerima hadits langsung dari Rosulullah S.a.w, dan salah satu sahabat yang paling mirip sholatnya Rosulullah S.a.w. Bahkan Rosulullah S.a.w ketika di Madinah dan saat musim haji tiba, ia yang dimandatkan untuk mengurusi jama’ah haji yang Lansia dan risti. Ayahnya yakni Abbas adalah orang kaya se-Kota Mekkah, dan bangsawan Quraisy yang paling dihormati, karena adab dan kekayaannya.
Abbas juga yang mengelola air zam zam hasil limpahan kakaknya yaitu Sayid Abi Thalib bin Abdul Mutholib, karena Abi Thalib menunggak hutang pada adiknya, dan untuk menebusnya dengan cara penyerahan pengelolaan air kepada Abbas. Karakter tenang, rasional, dermawan rupanya mewarisi puteranya Abdullah yang kelak didoakan Rosulullah S.a.w seperti yang diceritakan oleh Syamsudin Ad-Dzahabi, inilah doa Rosulullah S.a.w untuk sepupunya sekaligus sahabatnya, Abdullah bin Abbas.
اللّهُمّ عَلّمْهُ الدّينَ وَفَقّهْهُ فَي التّأوِيْلِ
Dalam riwayat lain dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah S.a.w mendoakan Abdullah Ibnu Abbas sambil mengusap kepalanya:
اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّين ، وَعَلِّمْهُ التَّأْوِيل
Artinya: Ya Allah, pahamkanlah dia (Ibnu Abbas) dengan agama dan ajarkan kepadanya dalam urusan takwil.
Dari doa Rosulullah S.a.w tersebut, kelak di kemudian hari Abdullah bin Abbas menjadi sahabat yang pertama mencetuskan tafsir atas al-Quran, dari itu maka hasil pemahamannya atas al-Quran, kelak oleh cucu muridnya dikumpulkan menjadi kitab tafsir dengan judul kitab tafsir ” Tanwiru al-Miqbas min Tafsiri Ibni Abbas “.
Sayid Abdullah bin Abbas wafat pada tahun 68 H dalam usia 71 tahun dan Ibnu Jubair menceritakan bahwa Ibnu Abbas wafat di Thaif dan jasadnya di makamkan disana, pas belakang masjid yang dikenal masjid Abdullah bin Abbas.
Ketika Ibnu al-Hanafiyah menguburkan jasad Abdullah Ibnu Abbas ia berkata : ” hari ini telah wafat cendekiawan umat ini “.
Wa Allahu A’lam Bishowab
Oleh : Hamdan Suhaemi