• Tentang Kami
    • Pengurus
  • Kontak
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel
No Result
View All Result
RMI PWNU Banten
No Result
View All Result
Home Santri Hikmah

Meditasi Mina Muzdalifah: Aku Lempar Batu Batu Itu

Di saat setan menampakkan wujud aslinya, dan berdiri dihadapannya untuk mempengaruhi Nabi Ibrahim A.S. secara langsung, Beliau pun langsung mengusir jelmaan itu dengan mengambil beberapa batu kecil dan melemparkan kepadanya. Inilah yang disebut Jumrah Ula.

Admin by Admin
9 Oktober 2022
in Hikmah, Opini
2 min read
0
0
SHARES
120
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Pasca wukuf, aku bermeditasi diri di tanah Muzdalifah pada malam hari sampai batas waktu yang ditentukan sambil mengumpulkan sejumlah batu kerikil kecil di hamparan tanah. Setelah melewati tengah malam pukul 00.00 waktu Saudi tanda memasuki tanggal 10 Dzulhijjah, aku berangkat menuju Mina untuk melempar 7 butir batu di Jumrah Aqabah, setelah itu aku melakukan tahallul awal dengan memotong beberapa helai rambut sebagai tanda dibolehkan untuk melakukan pantangan ritual haji. Kemudian aku istrirahat di kemah Mina dan bermalam dua atau tiga malam (nafar awal, tanggal 11 & 12 Dzulhijjah atau nafar tsani, tanggal 11, 12 & 13 Dzulhijjah) dan melemparkan batu-batu di tiga titik jamarat (ula, wustha dan aqabah) pada siang harinya. Ritual itu dilakukan untuk memeditasikan diri sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakseimbangan medan naluri yang sering kali melewati batas ukurannya di saat mengalami peristiwa yang secara adat cukup memilukan. Inilah yang disebut aku melawan setan yang menyusup disela-sela ototku.

Aku membaca beberapa buku sejarah terkait ritual lempar jamarat bahwa ritual ini bermula dari kisah Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan putranya, Ismail. Tuhan menguji sang ayah dengan memerintahkannya untuk menyembelih sang putra. Kemudian setan menyusupi rongga dada (medan naluri) sang ayah untuk mempengaruhinya agar ia mengabaikan perintah penyembelihan sang anak.  Namun sang Khalilullah tak tergoda sedikitpun, ia tidak memperdulikan segala bisikan buruk di dalam batinnya. Di saat setan menampakkan wujud aslinya, dan berdiri di hadapannya untuk mempengaruhinya secara langsung, Nabi Ibrahim pun langsung mengusir jelmaan itu dengan mengambil beberapa batu kecil dan melemparkan kepadanya. Inilah yang disebut Jumrah Ula.

Tidak mampu mempengaruhi Ibrahim AS, Iblis datang untuk memanipulasi Siti Hajar. Iblis memperhitungkan seorang ibu tidak akan tega membiarkan putranya disembelih. Namun Hajar menolak dan melempari setan dengan kerikil. Lokasi pelemparan Siti Hajar kemudian dijadikan sebagai lokasi pelemparan Jamrah Wusta.

Semangat Iblis tidak berhenti di situ. Ia menoleh kepada Ismail AS. Ia berpraduga sang anak memiliki keimanan dan ketakwaan yang lemah. Ternyata anggapannya sangat tidak tepat. Ismail memegang teguh imannya dan sepenuh hati percaya pada perintah Allah SWT. Kemudian Ibrahim, Siti Hajar dan Ismail secara bersama-sama melempari setan dengan batu kerikil. Lokasi pelemparan dikenal dengan Jamrah Aqabah.

Melontar jumroh merupakan simbol perlawanan sepanjang umur manusia terhadap godaan setan sebagai bentuk kutukan kepada unsur kejahatan yang muncul dari medan naluri yang tidak stabil dan sering kali membinasakan manusia.

Sungguh aku mendapat banyak pelajaran dari sejarah ritual ini. Bahwa aku harus bermujahadah agar aku tidak terkuasai oleh naluri syaithaniku dan aku tetap netral bersama informasi ke-Tuhan-an. Aku harus selalu hening untuk mengusir godaan setan yang menjelma di kegenitan sentra pikiranku, dan medan naluriku sehingga aku menyadari tentang siapa sejatinya aku, dan semesta adalah keluargaku. Inilah modal awal bagiku yang mengenali Allah sebagai Tuhanku.

Oleh: Dr. KH. Mohamad Mahrusillah, MA
Ketua RMI PCNU Kab. Tangerang dan Rais Syuriyah MWC NU Kec. Teluknaga

Editor: Kang Diens

Baca Juga

Tinjauan Filologis Sejarah Sunan Giri Sayyid Maulana Ainul Yaqin, Mursyid Tarekat Syattariyah Abad 15 Masehi

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

Ketua Komisi Fatwa MUI Banten Himbau Instansi Pemerintah Adakan Acara Di Hotel Dengan Resto Yang Bersertifikat Halal

Next Post

Pasar Kresek Dikelilingi 9 Pesantren

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Paling Banyak Dilihat

Opini

Tinjauan Filologis Sejarah Sunan Giri Sayyid Maulana Ainul Yaqin, Mursyid Tarekat Syattariyah Abad 15 Masehi

by Admin
1 Februari 2023
0

Saat masih bayi, oleh ibunya dilarung ke laut Blambangan, sebagai aksi penyelamatan dari rencana pembunuhan dari Senopati Blambangan. Hingga ditengah...

Read more
Load More
  • All
  • Berita
  • Opini
  • Pustaka
  • Santri
  • Ulama
  • Pesantren

Tinjauan Filologis Sejarah Sunan Giri Sayyid Maulana Ainul Yaqin, Mursyid Tarekat Syattariyah Abad 15 Masehi

Sumber-sumber Belanda Tentang Sejarah Banten Abad 19 Masehi

Mengkaji Kitab Lawaqihu al-Anwari al-Qudsiyati

PWNU Banten, KH Bunyamin: Kami Siap Sukseskan Porseni NU 2023 Di Kota Solo

Tadarus Jiwa Dalam Perspektif Filsafat Idealisme

RMI PCNU Kab. Serang Peringati Hari Santri Nasional 2022 Dengan Bedah Kitab Dan Ijazah Sanad 19 Kitab

Load More

Baca Juga

MUI Banten Keluarkan Fatwa Haram Membaca Al-Quran Di Atas Trotoar

by Admin
22 April 2022
0

45 Ulama Nusantara Penulis Kitab Kuning Berbahasa Arab Sepanjang Masa

by Admin
27 Februari 2022
2

Sebut Ma’had Al Abqory Terkait HTI, RMI Rekomendasikan Hapus Dari Program PUPR, Kecuali…

by Admin
19 Juli 2021
0

  • Opini
  • Berita
  • Pustaka
  • Ulama
  • Santri
  • Pesantren
Follow Us

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Opini
  • Ulama
    • Fiqih
      • Syaikh Imaduddin al Bantani
    • Karamah
    • Kisah
  • Pesantren
    • Santri
      • Hikmah
      • Syair
      • Humor
    • Pustaka
      • Kitab
      • Karya Sastra
      • Manuskrip
  • Web RMI
    • RMI PBNU
    • RMI PWNU Banten
    • RMI PWNU DKI
    • RMI PWNU Sumsel

©2021 RMI PWNU Banten | rminubanten.or.id.

Welcome Back!

OR

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist