Jam’iyah Nahdlatul Ulama itu organisasi yang isinya para kiai, ulama, ilmuwan dan para pakar di bidangnya. NU organisasi Islam yang terbesar di Indonesia, jama’ahnya tersebar di seantero negara-negara di dunia. Ketika menyebut NU selalu yang terlintas adalah bintang sembilan, ciri dari wasathiyah Islam yang diterapkan NU di Indonesia, sesuai tradisi ajaran dan spiritualitas Islam yang disampaikan para Wali Songo sejak abad 15 silam.
Sebagai kader NU, yang ada di diri saya ini adalah sami’na wa atho’na pada kiai-kiai NU, baik para kiai yang di jajaran struktural maupun mereka yang bergerak dalam kultural. Rasa ta’dhim ini didasarkan pada ke’aliman dan adabnya para kiai, bukan pada nasab bukan pula harta kekayaannya.
Kader yang pernah melalu proses pendidikanya tentunya merasa terpanggil ketika NU diganggu atau terganggu oleh gerakan atau opini yang menyudutkannya, karena itu pasti membelanya, tidak terkecuali saya. Dalam hal ini saya merasa tidak perlu diminta untuk membela marwah NU, ini sudah jadi keniscayaan sebagai kadernya. Soal kemudian dianggap ini dan itunya tidak menjadikan kendur untuk membelanya.
Belakangan PBNU pasca pemberhentian Ketua PWNU Jawa Timur, rupanya situasi ini dimanfaatkan oleh oknum yang tidak puas atas kepemimpinan KH. Yahya Cholil Staquf. Ada gerakan MLB menyeruak di kalangan Nahdliyyin, seolah ada kesalahan besar yang dilakukan oleh Ketum dan atau Rois Am-nya. Padahal faktanya itu normatif, hal pemberhentian itu sesuatu alamiah, lumrah dan tidak perlu didramatisir seolah PBNU itu otoriter.
Bisa jadi sikap di atas itu tidak lebih sebagai kejelian PBNU melihat situasi di wilayahnya, jika ada indikasi pragmatisme yang dilakukan hubungannya dengan dukungan politik atas Paslon dalam gelaran pilpres tahun ini. Saya membacanya sebagai sikap yang diprinsipi kaidah yaitu.
يتحمل الضرر الخاص لأجل دفع ضرر العام
Artinya: suatu resiko mesti dipikul untuk menghindari mara bahaya dan kerusakan yang lebih luas.
Masih ingat ketika dulu tahun 1983 pasca Munas NU, adalah Mbah Syaikh As’ad Syamsul Arifin (tokoh sejarah yang membidani NU 1926) bersama ulama besar lainnya seperti Romo KH. Ali Maksum telah bersepakat memberhentikan KH. Idham Chalid dari jabatannya selaku Ketum PBNU dengan alasan dan pertimbangan ulama khos sebagai dasar pijakannya.
Nalar kita mungkin tidak sampai ketika segala sesuatunya sudah jadi keputusan ulama khosnya NU, diantara benar dan salah, di antara baik atau buruk. Sebab istikhoroh ulama NU dalam melihat dan menyikapi gejala yang terjadi adalah sudah biasa dilakukan sejak awal pendiriannya NU. Terkadang ini yang diabaikan oleh kita yang dengan pisau analisa dan berbasis logis rasional mengatakan itu sebuah kesalahan atau kekeliruan, yang disikapi oleh kita justru menghujatnya padahal ulama NU itu ya guru-guru dan orang tua kita.
Betul jika manusia tempatnya salah dan dosa, betul bahwa selain Nabi tidak ma’shum, tetapi ulama pun termasuk makhfudz yaitu dijaga dari sikap dlolalah, atau fasad. Ini yang tidak banyak diketahui orang awam. Akan tetapi ulama bukan pula malaikat, melakukan dosa dan salah itu pasti mengalami.
Karena itulah umumnya warga Nahdliyyin terutama yang tumbuh dari pengkaderan jelas punya sikap sam’an wa tho’atan atas ulama NU, terutama terhadap PBNU, karena Rosulullah SAW telah mengajarkan agar tidak bersangka buruk atas segala sesuatu dan atas sikap sesuatu.
إياكم و الظن فإن الظن أكذب الحديث
Artinya: hindarilah berpraduga buruk, karena praduga yang buruk adalah perkataan yang paling dusta (H.R. Imam Bukhori).
يا ايّها الذين أمنوااجْتَنِبُوا كَثيرًا من الظَّنِّ ، إن بعضَ الظنِّ إثْمٌ ولا تجَسَّسُوا ولا يَغْتَبْ بعضُك بعضًا، أيُحِبُّ احدُكم أن يأكُلَ لحْم أخِيه مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوه، واتّقوااللهَ إنّ اللهَ توّابٌ رحيم.
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu sekalian yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat: 12).
Dalam rentang kesejarahan NU tidak lepas ketidaksukaan, ketidaksetujuan, penolakan, bahkan seringnya hujatan atas ulama PBNU ketika memutuskan sesuatu yang tampak kontroversial. Adalah Romo KH. Achmad Siddiq, menurut catatan Martin Van Bruinessen dalam jurnalnya yang dimuat di Prisma English No. 49, telah mendeskripsikan peristiwa keputusan khittahnya NU ke 1926 tahun 1984 yang menuai hujatan dan banjir kritik dari kalangan yang bersebrangan dengan NU.
“The idea of khittah and the formulation of what this amounted to originated with a typical kyai whose star was rapidly rising. Achmad Siddiq of Jember, it was Achmad Siddiq who presenter at this conference, to an initially unsyimpathetic audience, the compromise formula for accepting the Pancasila as sole foundation”. Tidak hanya itu PBNU menuai kritik dan hujatan yang begitu massifnya ketika memutuskan bergabung dengan NASAKOM di era Demokrasi Terpimpin, pada medio 1961 yang begtu krusial dan dramatis, tak henti-hentinya KH. Idham Chalid selaku Ketum PBNU dan Mbah KH. Wahab Hasbullah selaku Rois Am PBNU dihujat dan dianggap sebagai penjilat kekuasaan, kolaborator PKI, bahkan dicap Kiainya PKI. Padahal Mbah Wahab Hasbullah kala itu memegang prinsip.
تقديم المصلحة الراجحة اولى من تقديم المصلحة المرجوحة
Artinya: mendahulukan kemaslahatan yang sudah jelas lebih didahulukan dari kemaslahatan yang belum tentu jelas.
Dalam hal ini, kita yang melihat keputusan PBNU terkait pemberhentian Ketua PWNU Jawa Timur dan apa-apa yang telah diputuskan oleh PBNU tentunya selalu kita dukung, kita bantu, kita bela dan sudah menjadi konsekuensi logis untuk menjaga marwahnya. Karena tidak ada kesempurnaan atas dukungan kecuali didasari kecintaan. Cinta saya pada NU seperti menyatunya jiwa di dalam jasadnya.
Serang, 3 Januari 2024
Penulis: Hamdan Suhaemi
Wakil Ketua PW GP Ansor Banten
Ketua PW Rijalul Ansor Banten
Idaroh Wustho Jatman Provinsi Banten
Dr. Sugeng Sugiharto di-Demosi oleh BRIN karena Bicara Nasab Klan Habib Baalwi?
Penulis: Kgm. Rifky ZulkarnaenPenulis memperoleh informasi bahwa Dr. Sugeng Sugiharto di-demosi (penurunan jabatan dan tunjangan kinerja) oleh kantor tempat beliau...
Read more